Sickle Cell Anemia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 11, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 25, 2019 Waktu baca: 4 menit

Anemia Sel Sabit merupakan suatu penyakit anemia turunan dimana sel darah merah yang ada dalam tubuh seseorang bersifat tidak normal, yaitu bentuknya yang seharusnya bulat dan fleksibel menjadi terbentuk keras dan sabit. Keadaan tersebut mengakibatkan tubuh secara otomatis kurang bisa memproduksi sel darah merah yang sehat dan normal untuk mengantarkan nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh.

Perbedaan bentuk dalam sel darah merah pada manusia normal dengan sel darah merah dengan seseorang yang mengidap penyakit anemia sel sabit ini ternyata membawa dampak yang cukup buruk bagi kesehatan orang tersebut. Dimana pada tubuh orang yang sehat dan normal, sel darah merah berbentuk bulat dan akan flesikbel untuk bergerak kesana kemari dalam mengantarkan oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh. 

Selain itu sel darah merah yang normal pun akan mengandung banyak hemoglobin yang baik bagi kesehatan darah dan tubuh serta memiliki waktu hidup yang lebih panjang. Sehingga dengan waktu hidup yang lebih lama, akan membawa cukup waktu bagi penggantian sel darah lama dengan sel darah baru dan juga membaca cukup waktu untuk memproduksi sel darah baru lagi.

Keadaan pada seseorang yang menderita penyakit anemia sel sabit tentunya berbanding berbalik dengan keadaan seseorang yang memiliki sel darah merah normal. Sel darah merah yang berbentuk sabit dan keras tentunya tidak akan sefleksibel dengan sel darah merah yang bentuknya bulat karena bentuk sabitnya akan membuat para sel darah merah tersebut tersangkut satu dengan yang lain dan bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan. 

Jumlah hemoglobin yang ada dalam sel darah merah sabit pun tidak dapat mencukupi seluruh kebutuhan darah dalam mengangkat oksigen dan nutrisi ke seluruh tubuh orang tersebut. 

Selain itu sel darah merah yang berbentuk sabit juga memiliki waktu hidup yang jauh lebih singkat sehingga tubuh tidak mempunyai cukup waktu baik dalam melakukan produksi sel sel darah merah baru maupun dalam mengganti sel darah merah yang lama dengan yang baru.  

Penyebab Penyakit Anemia Sel Sabit

Anemia sel sabit bukanlah penyakit menular. Penyebab utama dari kondisi ini adalah mutasi gen yang diturunkan dari kedua orang tua atau yang disebut dengan resesif autosomal. Mutasi gen ini menyebabkan produksi sel darah merah dengan bentuk yang tidak normal, sehingga menimbulkan berbagai gangguan pada tubuh.

Apabila anak mewarisi mutasi gen hanya dari salah satu orang tua , maka anak tersebut hanya jadi pembawa penyakit anemia sel sabit dan tidak menunjukkan gejala apa pun. 

Berdasarkan mutasi gen yang terjadi, terdapat beberapa jenis penyakit anemia sel sabit:

  • Penyakit haemoglobin SS merupakan jenis yang berbahaya di mana kedua orangtua menurunkan salinan hemoglobin S. 
  • Penyakit haemoglobin SB 0 (beta zero) thalassemia, dimana jenis ini dapat lebih parah dari tipe haemoglobin SS
  • Penyakit haemoglobin SB (beta) thalassemia, dan haemoglobin SC, SD, SE, atau SO merupakan jenis ringan.

Kemungkinan seorang anak terkena anemia sel sabit dengan kedua orang tua yang merupakan pembawa penyakit ini adalah 25%. Artinya, 1 dari 4 anak berpeluang menderita anemia sel sabit. Sementara 50% akan menjadi pembawa sifat yang tidak menunjukkan gejala, sama seperti orang tuanya, dan 25% tidak mewarisi kelainan genetik ini sama sekali.

Gejala Penyakit Anemia Sel Sabit

Seseorang yang mengidap penyakit anemia sel sabit biasanya akan memunculkan beberapa gejala seperti :

  • Kekurangan sel darah merah atau anemia sehingga tubuh akan merasa tidak bertenaga dan cenderung lemas.
  • Detak jantung akan lebih tidak teratur dan mengalami kesulitan bernafas
  • Pembengkakkan pada area tangan dan kaki karena pembulu darah yang terhambat
  • Munculnya rasa sakit yang parah pada bagian dada, perut, sendi dan tulang atau dikenal dengan istilah sickle cell crisis. Umumnya bagi para pasien anemia sel sabit, kondisi sickle cell crisis ini akan terulang  minimal 1-2 kali dalam setahun dan bisa mencapai angka 14 kali dalam setahun.
    Setiap masa sickle cell krisis akan memakan waktu sekitar 5 – 7 hari.

Pada para pasien yang masuh berusia anak anak, maka biasanya sickle cell crisis akan menimbulkan gejala pembengkakan pada tangan dan kaki, lalu menambah di area perut, panggul, iga, tulang dada dan lainnya. 

Selain itu pertumbuhan anak yang mengidap penyakit sel anemia habit juga akan terganggu karena sel darah merah yang tidak cukup membawa nutrisi dan oksigen ke selruh tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan memperlambat masa pubertas seorang anak menuju usia remaja.

Bagi kamu yang merasa  menemukan beberapa gejala gejala diatas dalam diri kamu, sebaiknya kamu segera memeriksakan diri kamu ke dokter terdekat untuk segera mendapatkan pengobatan yang cocok bagi kondisi sel darah merahmu. 

Selain itu, bila ada sesuatu tanda yang tidak beres dengan tubuhmu, sebaiknya kamu mencoba berbagai pola hidup yang sehat baik dengan makan makanan yang sehat maupun dengan berolahraga dan tidak merokok serta begadang sehingga tubuh bisa kembali fit dan sehat seperti sedia kala.

Diagnosis Anemia Sel Sabit

Untuk mendiagnosis anemia sel sabit, pemeriksaan analisa Hb harus dilakukan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk melihat keberadaan haemoglobin S atau hemoglobin cacat yang memunculkan anemia sel sabit. Selain itu, jumlah dari Hb yang normal juga akan diperiksa untuk menentukan seberapa berat anemia yang dialami.

Pengobatan Anemia Sel Sabit

Penyakit anemia sel sabit umumnya memerlukan pengobatan seumur hidup. Penanganan anemia sel sabit sejauh ini bertujuan mencegah kekambuhan, meredakan gejala, dan mencegah munculnya komplikasi. Berikut adalah pilihan pengobatan untuk mengatasi penyakit anemia sel sabit:

  • Transplantasi sumsum tulang belakang - metode ini dapat menyembuhkan penyakit anemia sel sabit sepenuhnya. Namun metode ini memiliki risiko tinggi yaitu dapat menimbulkan perlawanan dari tubuh terhadap sel hasil transplantasi. Oleh karena itu, pilihan pengobatan ini dianjurkan pada penderita dibawah 16 tahun dan yang memiliki komplikasi serius.
  • Menghindari faktor pemicu - dapat dilakukan dengan mencegah dehidrasi, penggunaan pakaian hangat, menghindari perubahan suhu tiba-tiba.
  • Obat hydroxyurea - untuk mengatasi krisis sel sabit. Obat ini bekerja dengan menstimulasi tubuh untuk memproduksi satu jenis hemoglobin bernama haemoglobin fetus (HbF) yang dapat mencegah pembentukan sel sabit.
  • Obat pereda nyeri
  • Pengobatan anemia - dengan pemberian asam folat yang dapat menstimulasi produksi sel darah merah.
  • Mencegah penyakit stroke




11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Rogers, G. Healthline (2017). Sickle Cell Anemia. (https://www.healthline.com/health/sickle-cell-anemia)
Mayo Clinic (2018). Disease Conditions. Sickle Cell Anemia. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sickle-cell-anemia/symptoms-causes/syc-20355876)
NHS Choices UK (2016). Health A-Z. Sickle Cell Disease. (https://www.nhs.uk/conditions/sickle-cell-disease/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Bagaimana cara mengobati anemia yang sering kambuh?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app