Faktor Penyebab Sinusitis Pada Anak dan Dewasa

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Faktor Penyebab Sinusitis Pada Anak dan Dewasa

Penyebab utama sinusitis adalah infeksi virus dan bakteri sehingga membuat sinus yang salurannya bermuara pada hidung ini mengalami peradangan. Lantas, bagaimana virus ataupun bakteri bisa sampai berkembang biak pada sinus? tentu ada faktor-faktor yang mempermudah terjadinya hal itu.

Setiap orang memiliki sinus yang ada di tulang wajah sekitar hidung, atau disebut sebagai sinus paranasal. Sinus paranasal adalah empat pasang ruang atau rongga berdindingkan tulang dan berisi udara yang mengelilingi rongga hidung. Ruang sinus dilapisi oleh lapisan mukosa (selaput lendir) yang menghasilkan lendir layaknya rongga hidung, keempat pasang sinus secara teratur mengalirkan lendirnya ke rongga hidung melalui lubang kecil yang bernama ostia.

letak 4 pasang sinus

Kita tidak merasakan alirannya, karena lendir yang dihasilkan ini sangat sedikit, hanya bertujuan untuk melumasi dan membersihkan.

Penyebab Terjadinya Sinusitis

Ketika selaput lendir pada sinus ataupun ostia mengalami paradangan, maka terjadilah sinusitis. Dalam kamus kedokteran, "itis" berarti meradang, sehingga sinusitis berarti sinus yang meradang.

Pada awalnya, peradangan paling sering disebabkan oleh infeksi virus, misalnya ketika terserang flu atau pilek. Namun ketika proses radang berlanjut, maka hal-hal berikut yang akan terjadi:

  • Selaput lendir membengkak, menghalangi aliran atau drainase cairan dari sinus ke rongga hidung.
  • Lendir dan cairan menumpuk di dalam sinus, menyebabkan tekanan dan rasa sakit.
  • Bakteri lebih cenderung tumbuh di sinus yang tidak dapat mengalir dengan baik. Infeksi bakteri pada sinus sering menyebabkan lebih banyak peradangan dan nyeri.

Penderita akan mangakami rasa sakit dan tekanan di sekitar hidung dan dahi sesuai letak sinus yang meradang, terkadang disertai ingus yang berubah warna, dan hidung tersumbat.

Jika gejala sinusitis ini dialami selama 4 minggu atau kurang, maka disebut sinusitis akut. Apabila berlanjut hingga maksimal 8 minggu, maka disebut sinusitis subakut. Selebihnya disebut sebagai sinusitis kronis yang bahkan bisa bertahan hingga bertahun-tahun.

Faktor Risiko Penyebab Sinusitis Akut dan Kronis

Faktor risiko terbesar untuk sinusitis akut akibat bakteri adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas (seperti pilek) yang awalnya disebabkan oleh virus. Selain itu, alergi, infeksi telinga, dan pembengkakan kelenjar adenoid juga membuat seseorang berisiko. Sedangkan pada orang yang merokok atau pernah menjalani operasi sinus sebelumnya lebih mungkin terkena sinusitis kronis.

Faktor Risiko Penyebab Sinusitis Akut

Faktor risiko tunggal dan terbesar penyebab sinusitis akut bakterial adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas, seperti flu biasa. Kejadiannya sampai 2 persen orang dewasa dan 13 persen anak-anak. Pada anak-anak, risiko ini meningkat pada mereka yang sering berinteraksi dengan teman sebanya, misalnya di tempat penitipan anak.

Faktor penyebab lain yang meningkatkan risiko sinusitis akut diantaranya:

  • Alergi, baik alergi musiman ataupun sepanjang tahun.
  • Sumbatan hidung dari hal-hal seperti polip, bengkak kelenjar adenoid, atau deviasi septum.
  • Infeksi pada telinga atau tenggorokan.
  • Iritan seperti udara kering atau asap tembakau.
  • Berenang, karena klorin juga merupakan iritan.
  • Kerusakan pada sistem di dalam hidung yang menghilangkan zat berbahaya, seperti pada orang dengan cystic fibrosis atau primary ciliary dyskinesia.
  • Penggunaan kokain.
  • Sistem kekebalan yang lemah, seperti pada orang dengan HIV atau AIDS, diabetes, anemia karena kemoterapi, dan menjalani tansplantasi organ.
  • Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba, misalnya ketika di pesawat terbang.
  • Faktor lain yang menurunkan drainase sinus.

Faktor Risiko Penyebab Sinusitis Kronis

Meskipun para peneliti belum mengetahui penyebab pasti sinusitis kronis, namun mereka mengetahu bahwa beberapa hal dapat meningkatkan kemungkinannya. Beberapa di antaranya serupa dengan faktor risiko sinusitis akut, termasuk:

  • Alergi. Sinusitis lebih sering terjadi pada orang dengan alergi, misalnya rinitis alergi.
  • Sistem kekebalan tubuh melemah.
  • Kerusakan pada sistem di dalam hidung yang bertugas menghilangkan zat berbahaya.

Faktor risiko lain penyebab sinusitis kronis meliputi:

  • Asma.
  • Sensitivitas terhadap obat antiinflamasi aspirin atau nonsteroid (NSAID).
  • Rinitis non-alergi.
  • Infeksi sinus bakteri, virus, atau jamur sebelumnya.
  • Kondisi lain, termasuk penyakit refluks gastroesophageal (GERD), granulomatosis Wegener, vaskulitis Churg-Strauss, dan sarkoidosis .

Perhatian! Orang yang merokok juga berisiko tinggi terkena sinusitis kronis.

Selain hal-hal di atas, sinusitis juga dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari gigi, terkhusus untuk gigi-gigi geraham atas karena letaknya yang berdekatan dengan sinus maksilaris. Itulah mengapa gigi yang sudah membusuk atau mungkin terinfeksi harus segera diatasi.

Apa perbedaan faktor risiko sinusitis pada anak dan dewasa?

Sinusitis pada Anak

Sebelum sistem kekebalan tubuh matang, semua bayi rentan terhadap infeksi pernafasan, maka tak heran jika frekuensi terkena pilek atau common cold lebih sering hingga setiap 1 - 2 bulan. Dengan demikian, mereka lebih rentan terhadap flu dan mungkin mengalami serangan 8-12 kali setiap tahun.

Bagian-bagian hidung dan sinus pada anak kecil juga membuatnya lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan bagian atas daripada anak-anak yang lebih besar dan orang dewasa. Hal-hal inilah yang menyebabkan mereka berisiko terkena sinusitis. Meski demikian, sinusitis sebenarnya sangat jarang terjadi pada anak di bawah usia 9 tahun.

Sinusitis pada Dewasa

Lansia berisiko tinggi terkena sinusitis, karena bagian-bagian dalam hidung cenderung mengering seiring bertambahnya usia. Selain itu, tulang rawan yang menopang saluran hidung melemah, menyebabkan aliran udara berubah.

Di samping itu, menurunnya refleks batuk dan muntah serta sistem kekebalan tubuh yang menurun, membuatnya berisiko lebih besar terkena infeksi pernafasan serius daripada orang dewasa muda dan setengah baya.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Goldman L, et al., eds. Allergic rhinitis and chronic sinusitis. In: Goldman-Cecil Medicine. 25th ed. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier; 2016. https://www.clinicalkey.com.
Sinusitis. American Academy of Allergy, Asthma & Immunology. https://www.aaaai.org/conditions-and-treatments/library/allergy-library/sinusitis.
Sinus infection. Centers for Disease Control and Prevention. https://www.cdc.gov/antibiotic-use/community/for-patients/common-illnesses/sinus-infection.html.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app