Perut Kembung dan Mual Setelah Minum Susu? Mungkin Ini Penyebabnya

Dipublish tanggal: Sep 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Perut Kembung dan Mual Setelah Minum Susu? Mungkin Ini Penyebabnya

Susu merupakan minuman andalan untuk menguatkan tulang dan gigi, terutama bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Orang dewasa pun boleh saja minum susu untuk menjaga kesehatannya. Namun, ternyata ada beberapa orang yang malah merasa kembung dan mual setelah minum susu. Kira-kira, apa penyebabnya, ya? Simak ulasan lengkapnya berikut ini.

Penyebab kembung dan mual setelah minum susu

Minum susu sebetulnya memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, bagi orang yang sistem pencernaannya sensitif, minum susu bisa mengakibatkan berbagai macam keluhan seperti perut kembung, mual, sembelit, bahkan diare.

Jika Anda juga termasuk yang mengalami perut kembung dan mual setelah minum susu, bisa jadi Anda mengalami intoleransi laktosa. Intoleransi laktosa adalah kondisi ketika tubuh tidak mampu mencerna laktosa atau gula di dalam susu dengan baik.

Di dalam tubuh, laktosa akan diurai menjadi gluktosa dan galaktosa dengan bantuan enzim laktase. Tetapi pada penderita intoleransi laktosa, enzim laktase yang dihasilkan oleh tubuh tidak sesuai sehingga laktosa tidak mampu diproses dengan baik.

Akibatnya, bakteri dalam usus besar akan melakukan proses fermentasi laktosa menjadi asam dan gas. Semakin banyak laktosa yang difermentasikan, maka semakin banyak pula zat asam dan gas yang terbentuk. Maka tak heran jika Anda mengalami perut kembung dan mual setelah minum susu.

Di samping kembung dan mual, penderita intoleransi laktosa juga akan mengalami gejala lainnya, di antaranya:

  • Diare
  • Sakit perut
  • Sering buang angin atau kentut
  • Sembelit atau susah buang air besar
  • Muntah

Baca Selengkapnya: 5 Tanda dan Gejala Intoleransi Laktosa

Selain karena intoleransi laktosa, perut kembung dan mual setelah minum susu juga kerap dialami oleh orang-orang yang pencernaannya sensitif terhadap kandungan protein dalam susu. Keluhan seperti ini cukup sering tertukar dengan intoleransi laktosa dikarenakan gejalanya yang hampir mirip.

Pilih susu sapi A2 yang lebih nyaman di perut

Susu sapi mengandung kaya vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh. Ada juga kandungan protein beta-kasein, yakni jenis protein yang paling banyak ada di dalam susu sapi, tersusun dari protein A1 (beta-kasein 1) dan A2 (beta-kasein 2).

Protein A1 dalam susu sapi diyakini menjadi salah satu penyebab intoleransi laktosa. Pasalnya, protein A1 nantinya akan diubah menjadi senyawa betacasomorphin-7 (BCM-7), senyawa yang diduga kuat menjadi penyebab gangguan pencernaan pada penderita intoleransi laktosa maupun alergi susu

Bagi Anda yang sering mengeluhkan perut kembung atau mual setelah minum susu, baiknya hindari jenis susu yang mengandung protein A1. Kabar baiknya, sekarang ini terdapat susu sapi yang sudah diproses secara ketat sehingga menghasilkan susu yang hanya mengandung protein A2, alias tanpa adanya protein A1. 

Susu sapi A2 dianggap lebih aman dan cocok untuk dikonsumsi oleh penderita intoleransi laktosa, orang yang tidak mampu mencerna protein dalam susu sapi, dan penderita alergi susu. Hal ini karena kandungan protein A2 cenderung lebih mudah diserap oleh tubuh sehingga tidak mengakibatkan gangguan pencernaan

Namun, sebaiknya tetap konsultasikan dulu ke dokter sebelum Anda mencoba minum susu sapi A2 supaya lebih aman. Jika tubuh menunjukkan tanda-tanda alergi atau tetap mual setelah minum susu sapi jenis A2, maka segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Baca Juga: Susu Skim vs Susu Murni (Whole Milk): Mana yang Lebih Sehat?


9 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Heaney, RP. Dairy intake, dietary adequacy, and lactose intolerance. Advances in Nutrition. 2013;4:151.
Lactose intolerance. National Digestive Diseases Information Clearinghouse. http://digestive.niddk.nih.gov/ddiseases/pubs/lactoseintolerance/.
Montgomery RK, et al. Lactose intolerance. http://www.uptodate.com/home.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app