Paramex Flu & Batuk: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Waktu baca: 6 menit

Paramex Flu & Batuk adalah obat yang digunakan untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin yang disertai batuk tidak berdahak. Paramex Flu & Batuk mengandung paracetamol, obat yang memiliki aktivitas sebagai antipyretic sekaligus analgetic, propyphenazone, obat anti inflamasi, analgetik sekaligus mempunyai efek antipiretik, pseudoephedrine, obat amina simpatomimetik, dalam sediaan obat ini bertindak sebagai nasal dekongestan, dan dextromethorphan, obat penekan batuk dari kelas morphinan.Berikut ini adalah informasi lengkap obat Paramex Flu & Batuk yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

Konimex

golongan

Bisa diperoleh tanpa resep dokter

kemasan

Paramex Flu & Batuk dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • strip isi 4 tablet

Tersedia juga sediaan paramex untuk demam, sakit kepala dan sakit gigi.

kandungan

tiap tablet Paramex Flu & Batuk mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

  • Paracetamol 250 mg
  • propyphenazone 150 mg
  • Pseudoephedrine HCl 30 mg
  • Dextromethorphan HBr 15 mg

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Paracetamol yang dikenal juga dengan nama acetaminophen adalah obat yang digunakan sebagai analgetic (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID, karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan. Cara kerja paracetamol yang diketahui sekarang adalah dengan cara menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX). Enzim ini berperan pada pembentukan prostaglandin yaitu senyawa penyebab nyeri. Dengan dihambatnya kerja enzim COX, maka jumlah prostaglandin pada sistem saraf pusat menjadi berkurang sehingga respon tubuh terhadap nyeri berkurang. Paracetamol menurunkan suhu tubuh dengan cara menurunkan hipotalamus set-point di pusat pengendali suhu tubuh di otak.propyphenazone adalah obat antiinflamasi, analgetik sekaligus antipiretik turunan phenazone. Efek samping yang umum dari obat ini adalah terjadinya diskrasia darah. Di beberapa negara obat ini telah dibatasi bahkan dilarang, sedangkan di beberapa negara lain masih tersedia bahkan bisa diperoleh tanpa resep dokter.pseudoephedrine adalah obat yang digunakan sebagai nasal dekongestan, stimulan, dan sebagai wakefulness promoting agent. Obat ini termasuk obat simpatomimetik dari kelas phenethylamine dan amfetamin. Obat ini biasanya digunakan dalam bentuk garamnya yaitu pseudoephedrine hydrochloride.Dextromethorphan adalah obat yang termasuk kelas morphinan yang memiliki efek sebagai penenang, disosiatif dan stimulan. Obat ini digunakan sebagai obat penekan batuk, terutama batuk karena iritasi tenggorokan dan bronkial ringan.

Indikasi

Kegunaan Paramex Flu & Batuk adalah untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin yang disertai batuk tidak berda

Kondisi/Penyakit terkait :

  • Obat demam pilihan terbaik
  • Batuk
  • Batuk kronis
  • Nyeri sendi
  • Nyeri haid
  • Sakit gigi
  • Asam urat

Kontraindikasi

  • jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap paracetamol, propyphenazone, dan komponen lain obat ini.
  • Jangan digunakan untuk pasien yang mempunyai gangguan fungsi hati yang berat.
  • Pasien yang memiliki kepekaan terhadap obat simpatomimetik lain seperti, efedrin, fenilefrin juga dikontraindikasikan menggunakan obat ini.
  • Kontraindikasi juga bagi pasien yang sedang menggunakan obat-obat golongan monoamine oksidase (MAO) inhibitors, karena bisa meningkatkan tekanan darah.
  • Obat-obat yang mengandung pseudoephedrine sebaiknya tidak digunakan untuk pasien : diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat, hipertrofi prostat, hipertiroid, dan closed angle galucoma.

Efek samping Paramex Flu & Batuk

Berikut adalah beberapa efek samping Paramex Flu & Batuk yang mungkin terjadi :

  • Obat ini bisa menyebabkan kerusakan hati terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada orang-orang yang mengkonsumsi alkohol.
  • Efek samping pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
  • Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, dapat meningkatkan resiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
  • Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA (US Food and Drug Administration) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom stevens-johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian paracetamol, meski hal ini sangat jarang namun bisa fatal jika terjadi.
  • Beberapa ahli menyarankan untuk menghindari penggunaan obat-obat yang mengandung paracetamol pada penderita asma terutama anak-anak, karena ada kemungkinan menyebabkan peningkatan resiko asma ataupun memperburuk penyakit asma yang telah diderita sebelumnya.
  • Reaksi hipersensitivitas akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal.
  • Obat yang mengandung propyphenazone bisa menyebabkan diskrasia darah, suatu kondisi dimana sel darah berkembang secara berlebihan sehingga DNA memproduksi antibodi yang abnormal.
  • Obat ini juga menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, mengantuk, vertigo, gangguan psikomotor, aritmia, takikardi, mulut kering, palpitasi, dan retensi urin.
  • Jika digunakan dengan dosis yang besar, dextromethorphan berpotensi menyebabkan kejang epilepsi.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Paramex Flu & Batuk adalah sebagai berikut :

  • Pemakaian Paramex Flu & Batuk harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
  • Obat ini harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
  • Hati-hati jika memberikan obat ini untuk penderita porphyria akut, karena bisa menimbulkan porphyrinogenic.
  • Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil. Obat ini adalah pilihan pertama sebagai pereda nyeri dan penurun panas bagi ibu menyusui, namun jika anda ragu berkonsultasilah dengan dokter jika anda ingin menggunakan Paramex Flu & Batuk saat menyusui.
  • Obat ini dikonsumsi setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan.
  • Jika anda mengkonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati sangat tinggi terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
  • Orang-orang yang punya resiko terkena hipertensi atau stroke, misalnya orang yang kelebihan berat badan (obesitas), dan orang usia lanjut, harus hati-hati menggunakan obat ini.
  • penderita disfungsi ginjal, hati, memiliki penyakit glaukoma, hipertrofi prostat, hipertiroid, harus hati-hati menggunakan obat ini.
  • Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
  • Pasien yang rentan mengalami kecemasan atau panik berlebihan, harus hati-hati menggunakan obat yang mengandung pseudoephedrine karena obat ini berefek stimulan yang umumnya mempunyai efek samping kecemasan dan kepanikan.
  • Obat ini menyebabkan kantuk. jangan mengemudikan kendaraan atau menyalakan mesin selama menggunakan obat ini.

Penggunaan obat Paramex Flu & Batuk untuk ibu hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan paracetamol, pseudoephedrine dan dextromethorphan kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia, namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi resiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung paracetamol, pseudoephedrine atau dextromethorphan oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.

interaksi obat

Berikut adalah interaksi Paramex Flu & Batuk dengan obat-obat lain :

  • Metoclopramide : meningkatkan efek analgetic paracetamol.
  • Carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin : meningkatkan potensi kerusakan hati.
  • Kolestiramin dan lixisenatide : mengurangi efek farmakologis paracetamol.
  • Antikoagulan warfarin : paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi resiko terjadinya perdarahan.
  • Hati-hati penggunaan anacetin bersamaan dengan obat-obat jenis monoamine oksidase (MAO) inhibitors, karena MAO inhibitors karena bisa meningkatkan tekanan darah.
  • Dextromethorphan bisa mempotensiasi obat golongan depresan sistem saraf lain.

Dosis Paramex Flu & Batuk

Paramex Flu & Batuk diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dewasa atau anak > 12 tahun : 3 x sehari 1 tablet.
  • Anak-anak usia 6-12 tahun : 3 x sehari ½ tablet.

Terkait

  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif paracetamol
  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif pseudoephedrine
  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Dextromethorphan
  • merk-merk obat dengan kandungan zat aktif propyphenazone
  • Obat yang termasuk analgetic (pereda nyeri)
  • Obat yang termasuk antipiretik (penurun panas)

Baca juga :

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Paramex Flu & Batuk harus sesuai dengan yang dianjurkan.


48 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
U.S. National Library of Medicine. (2014, February). Pseudoephedrine (https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682619.html)
U.S. National Library of Medicine. (2011, July). Phenylephrine (https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a606008.html)
U.S. National Library of Medicine. (2014, December 2). LactMed: Pseudoephedrine (http://toxnet.nlm.nih.gov/cgi-bin/sis/search2/r?dbs+lactmed:@term+@DOCNO+231)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app