Oralit: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Oralit obat apa?

Oralit adalah obat untuk mengatasi kondisi kekurangan cairan serta rendahnya elektrolit tubuh yang biasanya terjadi akibat diare, muntah parah atau kondisi lain yang menyebabkan dehidrasi parah. Obat ini tersedia dalam bentuk serbuk yang harus dilarutkan dahulu sebelum dikonsumsi.

Oralit sering diartikan sebagai obat penanganan pertama pada penderita diare parah. Baik itu dalam bentuk oralit buatan sendiri (larutan gula dan garam) ataupun dalam bentuk obat merek.

Di artikel ini akan dibahas mengenai Oralit sebagai obat merek yang di produksi oleh PT Kimia Farma yang tersedia bebas di apotek. Ketahui lebih lanjut tentang obat ini kegunaan, dosis yang dianjurkan dan efek sampingnya.

Baca juga: Cara Membuat Oralit

Ikhtisar Obat Oralit

Jenis obat Glukosa dan elektrolit
Kandungan Glukosa anhydrat, sodium chloride, pottasium chloride, trisodium citrate dyhidrat
Kegunaan Pengganti cairan dan elektrolit pada pasien diare, dehidrasi, muntahber
Kategori Obat bebas
Konsumen Dewasa dan Anak
Kehamilan Aman untuk kehamilan
Sediaan Oralit 200 ml dalam bentuk serbuk 4,1 gram

Mekanisme Kerja

Dalam kondisi diare berbagai agen penginfeksi seperti virus, bakteri atau parasit akan menyebabkan perubahan pada mukosa usus, menghambat penyerapan dan merangsang sekresi usus.

Hasil sekresi ini akan cukup banyak hingga tidak dapat diserap seluruhnya oleh usus. Kondisi inilah yang menjadikan feses saat diare menjadi encer atau lembek. Selain itu cairan dan garam akan ikut terbawa keluar bersama feses atau muntahan sehingga terjadilah dehidrasi.

Selama diare penyerapan garam natrium akan terganggu sehingga pemberian Oralit yang mengandung glukosa dan natrium akan sangat membantu.

Menggabungkan gula (glukosa) dan garam (natrium) dalam Oralit bukan tanpa tujuan, hal ini karena penyerapan natrium di usus akan sulit tanpa adanya glukosa. Dengan adanya glukosa dengan konsentrasi cukup penyerapan garam akan mampu menghidrasi tubuh meskipun diare sedang berlangsung.

Indikasi atau Kegunaan Kegunaan

Oralit digunakan untuk mengobati kondisi tubuh yang kekurang cairan atau dehidrasi yang disebabkan oleh diare, mencret atau muntaber.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, mereka yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Sedang mengalami anuria atau ketidakmampuan ginjal memproduksi urin atau oliguria atau terlalu sedikitnya produksi ginjal.
  • Seseorang dengan kondisi malabsorbsi glukosa, biasanya hal ini dapat dilihat dari keluaran feses yang berlebih dan banyak mengandung glukosa.
  • Mengalami dehidrasi parah yang disertai kejang, pemberian rehidrasi oral seperti akan terlalu lambat sehingga perlu penanganan rehidrasi secara parenteral.

Dosis Oralit dan Cara Penggunaan

Obat ini tersedia dalam bentuk serbuk yang harus dilarutkan dalam 200 ml air sebelum dikonsumsi. Setiap 200 ml Oralit mengandung:

  • Natrium klorida: 0,52 gram
  • Kalium klorida: 0,3 gram
  • Trisodium sitrat dihirdat: 0,58 gram
  • Glukosa anhidrat: 2,7 gram

Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain.

Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Umur 3 jam pertama Selanjutnya setiap kali diare
< 1 tahun 1,5 gelas 1/2 gelas
1-5 tahun 3 gelas 1 gelas
5-12 tahun 6 gelas 1 1/2 gelas
> 12 tahun 12 gelas 2 gelas

Petunjuk Penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini setelah makan, konsumsi bahan makanan yang lembut, kaya karbohidrat dan tidak mengandung laktosa seperti, bubur nasi, bubur gandum, pisang, bubur kentang atau bubur kacang hijau.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Gunakanlah sesuai dosis yang dianjurkan terutama untuk anak-anak, berikan perlahan, sedikit demi sedikit dan sering. Jika anak bayi sudah mengonsumsi 120 ml Oralit per kilogram berat badannya dalam waktu 24 jam sebaiknya didorong untuk minum air putih untuk mencegah hipernatremia.
  • Pemberian susu sapi pada anak-anak sebaiknya dihentikan selama diare dan pemberian obat ini. Alternatifnya bisa menggunakan susu kedelai yang bebas laktosa ditambah bubur yang kaya karbohidrat.

Efek Samping Oralit

Oralit umumnya ditoleransi dengan baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut:

Efek Overdosis Oralit

Penggunaan Oralit secara berlebihan dapat menyebabkan efek overdosis seperti retensi cairan, pembengkakan pada bagian tubuh terutama di kelopak mata atau puffy eyelids dan tingginya kadar kalsium dalam darah. Jika muncul kondisi demikian segeralah hubungi instalasi kesehatan terdekat atau berikan air putih untuk pertolongan awal.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Sebaiknya tekanan darah penderita diare selalu dimonitor karena ditakutkan gejala dehidrasi menjadi parah dan kemungkinan menyebabkan shock, dalam kondisi ini Oralit sebaiknya tidak digunakan.
  • Sebaiknya dilakukan tes malabsorbsi glukosa pada penderita diare parah. Jika hasilnya positif maka obat ini sebaiknya digantikan dengan pemberian cairan melalui intravena.
  • Hindari penggunaan obat ini pada penderita gagal ginjal, hiperkalemia dan gagal jantung karena dapat memperparah kondisinya.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Oralit untuk ibu hamil dan menyusui?

  • Efek negatif penggunaan Oralit untuk ibu hamil belum pernah ditemukan sehingga masih dianggap aman untuk digunakan. Namun akan lebih baik lagi jika dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.
  • Belum ada data yang menunjukkan bahaya Oralit pada  ibu menyusui sehingga penggunaannya pada masa menyusui masih dianggap aman.

Interaksi Obat

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter.


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app