Pernah mengalami muntah dan berak secara bersamaan dalam suatu waktu? Bisa jadi Anda mengalami muntaber. Penyakit ini bisa berbahaya jika tidak diatasi secara tepat dan benar karena dapat mengakibatkan tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi berat.
Penyebab muntaber
Penyebab muntaber atau gastroenteritis sendiri umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun parasit. Infeksi virus penyebab muntaber adalah rotavirus dan norovirus. Sedangkan penyebab muntaber yang disebabkan oleh bakteri juga bisa disebabkan oleh bakteri E. coli dan Salmonella.
Selain itu, penularan muntaber juga bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi serta kontak langsung dengan penderita muntaber. Hal ini bisa terjadi umumnya karena tidak terjaganya kebersihan diri sendiri dan lingkungan serta kebiasaan malas mencuci tangan.
Baca juga: Penyebab Muntaber dan Cara Penanganan yang Tepat pada Anak
Siapa saja yang dapat mengalami muntaber?
Muntaber sebenarnya bisa menyerang siapa saja, tidak peduli usia dan jenis kelamin. Akan tetapi pada umumnya anak-anak menjadi kelompok yang paling sering terdampak muntaber, begitupun dengan kelompok usia lanjut atau lansia.
Pada anak-anak di bawah usia 5 tahun maupun kaum lansia akan dengan sangat cepat mengalami kekurangan cairan tubuh sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan terutama sistem imun tubuh. Oleh karena itu, tindakan penanganan yang cepat dan tepat akan sangat membantu mempercepat pemulihan.
Gejala yang timbul saat seseorang terkena muntaber
Jika memiliki seorang anak yang masih sangat kecil sekitar usia 2-5 tahun, maka ada baiknya untuk menjaga sanitasi dan kesehatan anak, terutama dalam hal apa yang masuk ke mulutnya dan mulai mengajarkan kebiasaan sehat mencuci tangan.
Jika anak mengalami muntaber, Anda harus memastikan bahwa anak mendapatkan cairan yang tercukupi, baik berupa ASI maupun kebiasaan minum air putih. Hal ini sangat penting karena ketika mengalami muntaber akan membuat anak lebih mudah mengalami kehilangan cairan tubuh dan dehidrasi akut yang berbahaya bagi kesehatannya.
Baca juga: Mengetahui Kebutuhan Minum Air Putih dalam Sehari
Gejala muntaber yang paling umum terjadi adalah diare. Selain itu, orang tua juga perlu berhati-hati terutama jika anak mengalami sejumlah ciri ciri muntaber yang lebih parah, di antaranya:
- Berat badan anak menurun drastis
- Menurunnya nafsu makan anak
- Intensitas buang air kecil sangat jarang
- Air kencing akan berwarna gelap
- Jantung terasa berdebar-debar
- Kondisi mulut dan bibir menjadi kering
- Air mata tidak keluar saat menangis
- Mata dan kelopak mata menjadi sayu
- Perubahan tekstur kulit anak yang cenderung tidak kencang dan kering
- Bentuk muka menjadi lebih tirus dan kurus
- Anak mudah merasa gelisah dan sensitif
- Merasa lemas bahkan sampai pingsan
Penanganan diare pada anak dan bayi
Apabila anak mengalami muntah serta diare dalam waktu yang bersamaan, maka sejumlah hal berikut bisa dilakukan untuk mengatasi gejala muntaber pada anak maupun bayi, yaitu:
Bayi
Ketika bayi mengalami gejala muntaber, teruslah memberikan ASI pada bayi lebih sering. Hal ini karena cairan dan kandungan elektrolit pada ASI dapat mencegah bayi mengalami dehidrasi dan menjaga cairan tubuh agar tetap terjaga.
Jika biasanya Anda memberikan susu formula, sebaiknya berikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Hal ini perlu dilakukan karena kandungan laktosa pada susu justru akan memperparah diare pada bayi.
Selain ASI, Anda juga bisa memberikan cairan oralit yang berfungsi sama seperti ASI yaitu mencegah bayi dari dehidrasi akibat kekurangan cairan tubuh.
Baca juga: Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi
Anak-anak
Pada balita dan anak-anak, pemberian oralit dapat langsung diberikan guna mengatasi muntaber dan menggantikan cairan yang hilang sehingga anak tidak merasa lemas terus menerus.
Hindari juga memberikan air putih biasa atau minuman ringan lain yang tidak mengandung garam, karena minum air putih biasa umumnya tidak mengandung unsur garam serta tidak memiliki nutrisi yang cukup sebagai pengganti cairan yang hilang. Begitupun dengan minuman ringan yang akan lebih banyak mengandung gula yang justru mengakibatkan iritasi pada saluran cerna.
Selain itu, ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak-anak dan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari kuman dan bakteri penyebab penyakit. Konsumsi pula makanan sehat dengan gizi seimbang, serta mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan minum air putih yang banyak.
Baca juga: Awas! Malas Cuci Tangan Dapat Sebabkan 7 Penyakit Ini
Jika anak mengalami muntah dan diare secara terus-menerus dalam waktu lebih dari 2 hari, segeralah bawa ke dokter. Hal ini dikhawatirkan bila anak mungkin akan mengalami komplikasi akibat dehidrasi. Jika gejala semakin parah biasanya dokter akan melakukan tindakan endoskopi guna mengamati saluran cerna pada anak.
Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.