Tak Hanya Anak-Anak, Gejala Muntaber Juga Bisa Dialami Orang Dewasa

Dipublish tanggal: Agu 8, 2019 Update terakhir: Nov 30, 2021 Waktu baca: 3 menit
Tak Hanya Anak-Anak, Gejala Muntaber Juga Bisa Dialami Orang Dewasa

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Penyebab muntaber disebabkan oleh infeksi virus seperti rotavirus dan norovirus ataupun bakteri E. coli dan Salmonella yang menyerang usus dan lambung;
  • Muntaber sebenarnya bisa menyerang siapa saja, tetapi lebih umum terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun maupun lansia;
  • Gejala muntaber yang paling umum terjadi adalah diare. Perlu diwaspadai juga jika terjadi penurunan nafsu makan, bibir kering, dan lemas;
  • Cara mengatasi gejala muntaber pada bayi: Berikan ASI lebih sering dan hindari memberikan susu formula yang mengandung laktosa;
  • Pada balita dan anak-anak, pemberian oralit dapat langsung diberikan guna mengatasi muntaber dan menggantikan cairan yang hilang;
  • Klik untuk membeli obat pencernaan yang dikirim ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Pernah mengalami muntah dan berak secara bersamaan dalam suatu waktu? Bisa jadi Anda mengalami muntaber. Penyakit ini bisa berbahaya jika tidak diatasi secara tepat dan benar karena dapat mengakibatkan tubuh kekurangan cairan atau dehidrasi berat. 

Penyebab muntaber

Penyebab muntaber atau gastroenteritis sendiri umumnya disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, maupun parasit. Infeksi virus penyebab muntaber adalah rotavirus dan norovirus. Sedangkan penyebab muntaber yang disebabkan oleh bakteri juga bisa disebabkan oleh bakteri E. coli dan Salmonella.

Selain itu, penularan muntaber juga bisa terjadi melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi serta kontak langsung dengan penderita muntaber. Hal ini bisa terjadi umumnya karena tidak terjaganya kebersihan diri sendiri dan lingkungan serta kebiasaan malas mencuci tangan.

Baca juga: Penyebab Muntaber dan Cara Penanganan yang Tepat pada Anak

Siapa saja yang dapat mengalami muntaber?

Muntaber sebenarnya bisa menyerang siapa saja, tidak peduli usia dan jenis kelamin. Akan tetapi pada umumnya anak-anak menjadi kelompok yang paling sering terdampak muntaber, begitupun dengan kelompok usia lanjut atau lansia. 

Pada anak-anak di bawah usia 5 tahun maupun kaum lansia akan dengan sangat cepat mengalami kekurangan cairan tubuh sehingga sangat berbahaya bagi kesehatan terutama sistem imun tubuh. Oleh karena itu, tindakan penanganan yang cepat dan tepat akan sangat membantu mempercepat pemulihan.

Gejala yang timbul saat seseorang terkena muntaber

Jika memiliki seorang anak yang masih sangat kecil sekitar usia 2-5 tahun, maka ada baiknya untuk menjaga sanitasi dan kesehatan anak, terutama dalam hal apa yang masuk ke mulutnya dan mulai mengajarkan kebiasaan sehat mencuci tangan. 

Jika anak mengalami muntaber, Anda harus memastikan bahwa anak mendapatkan cairan yang tercukupi, baik berupa ASI maupun kebiasaan minum air putih. Hal ini sangat penting karena ketika mengalami muntaber akan membuat anak lebih mudah mengalami kehilangan cairan tubuh dan dehidrasi akut yang berbahaya bagi kesehatannya.

Baca juga: Mengetahui Kebutuhan Minum Air Putih dalam Sehari

Gejala muntaber yang paling umum terjadi adalah diare. Selain itu, orang tua juga perlu berhati-hati terutama jika anak mengalami sejumlah ciri ciri muntaber yang lebih parah, di antaranya:

  • Berat badan anak menurun drastis
  • Menurunnya nafsu makan anak
  • Intensitas buang air kecil sangat jarang
  • Air kencing akan berwarna gelap
  • Jantung terasa berdebar-debar
  • Kondisi mulut dan bibir menjadi kering
  • Air mata tidak keluar saat menangis
  • Mata dan kelopak mata menjadi sayu
  • Perubahan tekstur kulit anak yang cenderung tidak kencang dan kering
  • Bentuk muka menjadi lebih tirus dan kurus
  • Anak mudah merasa gelisah dan sensitif
  • Merasa lemas bahkan sampai pingsan

Penanganan diare pada anak dan bayi 

Apabila anak mengalami muntah serta diare dalam waktu yang bersamaan, maka sejumlah hal berikut bisa dilakukan untuk mengatasi gejala muntaber pada anak maupun bayi, yaitu:

Bayi

Ketika bayi mengalami gejala muntaber, teruslah memberikan ASI pada bayi lebih sering. Hal ini karena cairan dan kandungan elektrolit pada ASI dapat mencegah bayi mengalami dehidrasi dan menjaga cairan tubuh agar tetap terjaga. 

Jika biasanya Anda memberikan susu formula, sebaiknya berikan susu formula yang tidak mengandung laktosa. Hal ini perlu dilakukan karena kandungan laktosa pada susu justru akan memperparah diare pada bayi. 

Selain ASI, Anda juga bisa memberikan cairan oralit yang berfungsi sama seperti ASI yaitu mencegah bayi dari dehidrasi akibat kekurangan cairan tubuh.

Baca juga: Tanda Bayi Mengalami Dehidrasi

Anak-anak

Pada balita dan anak-anak, pemberian oralit dapat langsung diberikan guna mengatasi muntaber dan menggantikan cairan yang hilang sehingga anak tidak merasa lemas terus menerus.

Hindari juga memberikan air putih biasa atau minuman ringan lain yang tidak mengandung garam, karena minum air putih biasa umumnya tidak mengandung unsur garam serta tidak memiliki nutrisi yang cukup sebagai pengganti cairan yang hilang. Begitupun dengan minuman ringan yang akan lebih banyak mengandung gula yang justru mengakibatkan iritasi pada saluran cerna.

Selain itu, ajarkan kebiasaan mencuci tangan kepada anak-anak dan menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari kuman dan bakteri penyebab penyakit. Konsumsi pula makanan sehat dengan gizi seimbang, serta mencukupi kebutuhan cairan dalam tubuh dengan minum air putih yang banyak.

Baca juga: Awas! Malas Cuci Tangan Dapat Sebabkan 7 Penyakit Ini

Jika anak mengalami muntah dan diare secara terus-menerus dalam waktu lebih dari 2 hari, segeralah bawa ke dokter. Hal ini dikhawatirkan bila anak mungkin akan mengalami komplikasi akibat dehidrasi. Jika gejala semakin parah biasanya dokter akan melakukan tindakan endoskopi guna mengamati saluran cerna pada anak.


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Managing Vomiting and Diarrhea in Kids. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/treatments-for-vomiting-and-diarrhea-2634670)
Symptoms & Causes of Cyclic Vomiting Syndrome. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (NIDDK). (https://www.niddk.nih.gov/health-information/digestive-diseases/cyclic-vomiting-syndrome/symptoms-causes)
Diarrhoea and vomiting. NHS (National Health Service). (https://www.nhs.uk/conditions/diarrhoea-and-vomiting/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Artikel selanjutnya
7 Jenis Virus, Bakteri, Parasit Penyebab Muntaber
7 Jenis Virus, Bakteri, Parasit Penyebab Muntaber

Biasanya, muntaber disebabkan karena bakteri, virus, dan parasit.Berikut ini jenis virus yang dapat menimbulkan penyakit muntaber, diantaranya:

Buka di app