Nyeri Buang Air Kecil? Waspada Anyang-Anyangan

Perlu diketahui bahwa anyang-anyangan tidak selalu memiliki gejala khusus, namun ada beberapa gejala umum yang dapat dijadikan petunjuk seseorang mengalami anyang-anyangan. Berikur adalah gejala umum yang dimaksud:
Dipublish tanggal: Sep 9, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Baik wanita maupun pria dapat mengalami anyang-anyangan. Untuk wanita memiliki risiko terkena anyang-anyangan sebesar 50%. Bahkan banyak perempuan yang bisa mengalami kondisi ini berulang kali bahkan bertahun-tahun. 

Oleh karena itu, untuk menghindari anyang-anyangan Anda dapat melakukan pola hidup sehat.

Salah satu penyebab seseorang mengalami anyang-anyangan yaitu membilas kemaluan dari belakang ke depan setelah buang air. Anyang-anyangan palig sering disebabkan oleh infeksi salurang kemih yang disebabkan bakteri dari usus besar yaitu E. coli

Bakteri tersebut dapat masuk ke saluran kemih bila proses membersihkan vagina tidak dilakukan dengan benar. Tentu kondisi kandung kemih yang terinfeksi bakteri tidak boleh dibiarkan karena dapat menimbulkan penyakit lain yang berbahaya misalnya infeksi ginjal.

Waspasda anyang-anyangan

Perlu diketahui bahwa anyang-anyangan tidak selalu memiliki gejala khusus, namun ada beberapa gejala umum yang dapat dijadikan petunjuk seseorang mengalami anyang-anyangan. Berikur adalah gejala umum yang dimaksud:

  • Timbul keinginan berlebih untuk buang air kecil
  • Mengalami nyeri saat buang air kecil
  • Meskipun frekuensi buang air kecil lebih sering, namun volume urine yang dikeluarkan sedikit-sedikit
  • Pada wanita biasanya akan mengalami nyeri panggul
  • Urine akan berbau lebih menyengat, lebih pekat, dan kadang-kadang bercampur darah
  • Merasa cepat lelah dan kurang sehat
  • Demam

Perlu diketahui bahwa anyang-anyangan yang terjadi akan sesuai dengan bagian kandung kemih yang terinfeksi, seperti:

Ginjal (pielonefritis akut)

Infeksi ginjal bisa disebabkan oleh bakteri dan jamur. Ada gejala yang dapat ditimbulkan penyakit ginjal seperti demam tinggi, mual, muntah, dan nyeri pinggang belakang atas. 

Kandung kemih (cystitis atau sistitis)

Peradangan kandung kemih dapat menyebabkan anyang-anyangan. Penyakit ini bisa disebabkan bakteri E. coli dan bakteri yang lain. 

Gejala-gejala yang dialami oleh penderita peradangan kandung kemih adalah panggul terasa seperti ditekan, perasaan tidak nyaman pada perut bagian bawah, buang air kecil berulang kali, rasa nyeri di perut bagian bawah, dan adanya darah pada urine.

Saluran kencing (urethritis)

Uretritis dapat terjadi akibat menyebarnya bakteri paa sistem pencernaan dari anus ke saluran kemih. Gejala yang dapat ditimbulkan dari penyakit ini salah satunya adalah timbulnya rasa perih pada lubang saluran kencing saat berkemih. 

Penyakit ini juga dapat disebabkan akibat penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, dan herpes.

Jika Anda mengalami anyang-anyangan

Bila suatu saat Anda mengalami gejala-gejala yang disebutkan di atas, maka jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan bila diperlukan maka akan berlanjut ke tes urine

Tes urine biasanya dilakukan untuk mengecek kemungkinan bakteri yang ada dalam kandung kemih. Penanganan anyang-anyangan juga dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik yang akan disesuaikan dengan jenis bakteri yang ada dalam urine. 

Selain itu, obat-obatan pereda nyeri saat buang air kecil tersedia dengan aturan dokter. 

Ketika infeksi saluran kemih terjadi secara berulang, maka ada alternatif pengobatan lain seperti:

  • Bila sumber infeksi di saluran kemih berasal  dari hubungan seksual, maka dokter akan meresepkan antibiotik untuk disuntikkan setelah berhubungan seksual. Penanganan infeksi ini juga harus dilakukan baik Anda maupun pasangan agar keduanya terhindar dari infeksi.
  • Pemberian antibiotik dalam waktu yag cukup lama
  • Untuk mengurangi anyang-anyangan dapat dilakukan terapi estrogen bagi wanita yang telah mengalami masa menopause.

Untuk kondisi infeksi saluran kemih yang dikategorikan parah maka akan dilakukan pemberian antibiotik melalui infus dan dirawat di rumah sakit. Meskipun ada banyak penanganan anyang-anyangan, tetap saja mencegah lebih baik daripada mengobati. 

Kondisi infeksi saluran kemih yang dibiarkan dapat mengakibatkan komplikasi lain seperti infeksi ginjal terutama untuk anak-anak. Dampak untuk ibu hamil yaitu akan mengalami persalinan yang premature atau bayi cenderung lahir dalam kondisi berat badan renah dari bayi pada umumnya.

Orang yang lebih berisiko

Semua orang sebenarnya dapat mengalami anyang-anyangan, hanya saja ada beberapa kalangan yang lebih rentan dengan penyakit ini yaitu:

  • Wanita yang aktif secara seksual
  • Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi terutama jenis kontrasepsi diafragma dan spermisida
  • Wanita yang telah mengalami menopause
  • Wanita atau pria yang memiliki kelainan saluran kemih sejak lahir
  • Orang yang mengalami penyumbatan pada saluran kandung kemih
  • Orang yang mengalami kelemahan sistem kekebalan tubuh
  • Orang yang menggunakan kateter untuk buang air kecil
  • Orang yang baru saja menjalani operasi
  • Wanita memang lebih berisiko terkena anyang-anyangan karena saluran kencingnya lebih pendek sehingga bakteri lebih mudah mencapai kandung kemih

Pencegahan anyang-anyangan

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya anyang-anyangan yaitu

  • Menghindari makanan yang memicu iritasi kandung kemih misalnya minuman ringan mengandung jeruk, minuman beralkohol, dan minuman berkafein
  • Mengonsumsi air putih yang cukup untuk memperlancar urine
  • Bagi wanita, setelah buang air usahakan membasuk kemaluan dari arah depan ke belakang
  • Setelah berhubungan seksual segera buang air kecil
  • Hindari memasukkan produk pembersih kewanitaan yang dapat menimbulkan iritasi

Selain usaha di atas, Anda dapat memulai mencegah anyang-anyangan dengan menerapkan pola hidup sehat. 


8 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app