Ragam Alat Kontrasepsi yang Perlu Anda Ketahui

Dipublish tanggal: Feb 19, 2019 Update terakhir: Agu 4, 2021 Waktu baca: 3 menit
Ragam Alat Kontrasepsi yang Perlu Anda Ketahui

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Beragam alat kontrasepsi tersedia sebagai alat bantu dalam mencegah terjadinya kehamilan setelah berhubungan seksual dengan pasangan
  • Alat kontrasepsi ada yang bersifat sementara maupun permanen yang disertai dengan keunggulan dan kelemahan masing-masing
  • Pil KB atau pil kontrasepsi merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi terpopuler di Indonesia dan paling banyak digunakan untuk mencegah kehamilan
  • Pada pil KB, ada pula jenis pil KB darurat dengan merk Postinor yang bisa dikonsumsi pada waktu 12-72 jam setelah berhubungan seksual tanpa kondom
  • Metode kontrasepsi yang sifatnya permanen disebut sterilisasi yang dapat berupa operasi vasektomi pada pria maupun tubektomi pada wanita
  • Klik untuk mendapatkan Postinor atau alat kontrasepsi & hormon lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

Ada beragam alat kontrasepsi atau alat pengontrol kehamilan yang beredar di pasaran dengan keunggulan dan kelemahannya masing-masing. Metode kontrasepsi dapat berupa pil KB, suntik KB, kondom, IUD, hingga prosedur sterilisasi seperti tubektomi untuk wanita atau vasektomi pada pria.

Dari beragam pilihan alat kontrasepsi tersebut terkadang banyak orang pun bingung memilih alat kontrasepsi mana yang cocok untuk dirinya. Maka dari itu, ada baiknya kita mengenal ragam pilihan alat pengontrol kehamilan berikut ini.

Ragam Alat Kontrasepsi yang Perlu Anda Ketahui

Pil kontrasepsi

Pil kontrasepsi atau pil KB merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi terpopuler di Indonesia. Pil KB mengandung 2 hormon, yakni hormon estrogen dan hormon progestin yang berfungsi untuk menghambat pelepasan sel telur (ovulasi) dalam mencegah kehamilan. 

Pil KB atau kontrasepsi ini harus dikonsumsi setiap hari pada waktu yang sama maupun pil KB darurat yang bisa diminum pada kondisi darurat saja. Contohnya, Postinor yang termasuk pil KB darurat dan paling umum digunakan. Postinor harus dikonsumsi pada waktu 12-72 jam setelah melakukan hubungan seks tanpa pengaman (kondom). 

Wanita tetap bisa memiliki jadwal siklus menstruasi yang teratur seperti biasa, meskipun ada pula yang memiliki jadwal siklus haid tidak teratur. Namun, pemakaian pil KB bisa menimbulkan efek samping, seperti perubahan perilaku seksual, serta mual dan muntah.

Intrauterine device (IUD)

Pemakaian alat kontrasepsi IUD bekerja dengan memasukkan alat berbentuk “T” ke dalam rahim yang dilakukan oleh ginekolog. Metode kontrasepsi ini terbagi menjadi 2 jenis, yaitu IUD tembaga dan IUD hormonal yang hanya sekali pemasangannya untuk waktu digunakan 3-5 bahkan 10 tahun sesuai dengan jenis IUD yang dipilih. 

Tentunya alat kontrasepsi IUD ini terbilang efektif untuk mencegah terjadinya kehamilan hingga 99,8%. Selain efektif, metode ini sifatnya sementara sehingga bisa dilepas jika ingin kembali punya anak. 

Faktor risiko pemakaian alat kontrasepsi IUD adalah terjadinya infeksi jika terdapat kesalahan dalam pemasangannya. Bahkan, beberapa pengguna IUD juga mengalami perdarahan dan keram selama beberapa bulan pertama pemakaian.

Baca juga: Apa Saja Kekurangan dan Efek Samping Dari IUD?

Suntik KB

Suntik KB dengan kandungan hormon tertentu dapat menjadi alat kontrasepsi lain yang membantu mencegah kehamilan. 

Suntik KB dilakukan dengan cara melepaskan hormon ke dalam darah untuk mencegah ovulasi yang bisa mengakibatkan kehamilan, seperti hormon progesteron atau kombinasi hormon progesteron dan estrogen.

Kekurangan dari alat kontrasepsi jenis ini adalah:

  • Iritasi atau ruam kulit
  • Rasa tidak nyaman
  • Mempengaruhi kenaikan berat badan

Diafragma

Metode kontrasepsi diafragma terbuat dari bahan karet yang fleksibel seperti mangkuk yang dipasang di atas leher rahim dan digunakan sebelum berhubungan intim. 

Tujuan alat KB jenis diafragma adalah untuk membuat sperma yang akan masuk ke rahim terhalang di leher rahim karena terdapat krim atau spermisida yang dapat membunuh sel sperma agar tidak masuk ke dalam vagina. 

Kontrasepsi diafragma sendiri cukup jarang dilakukan karena terbilang merepotkan karena ukuran diafragma harus dicocokkan terlebih dahulu oleh dokter kandungan.

Kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang paling umum digunakan untuk mencegah kehamilan hingga 98 persen. Hanya saja penggunaan kondom harus dipasang secara tepat dan benar. 

Ada berbagai merk kondom yang tersedia di pasaran dan dijual dengan harga terjangkau, mudah digunakan kapan saja. Namun, penggunaan kondom terkadang dianggap mengurangi kenyamanan berhubungan seksual. 

Baca juga: Cara Benar dan Aman Menggunakan Kondom

Tubektomi

Tubektomi adalah alat kontrasepsi bedah pada wanita atau identik disebut sterilisasi. Prosedur tubektomi ini terjadi di mana saluran tuba (tuba falopii) pada wanita diblokir atau dihambat sehingga sel telur yang keluar tidak bisa masuk ke dalam rahim sehingga sperma tidak bisa membuahi sel telur. 

Metode kontrasepsi tubektomi yang bersifat permanen ini ternyata memiliki keunggulan yang dapat membantu mencegah risiko kanker ovarium.

Vasektomi

Jika tubektomi terjadi pada wanita, metode kontrasepsi lainnya adalah vasektomi. Vasektomi adalah alat kontrasepsi bedah pada pria secara permanen dengan cara memutus saluran sperma agar tidak terjadi pembuahan. 

Operasi vasektomi akan menghambat saluran spermatozoa yang membawa sperma keluar. Proses ini tidak mempengaruhi kejantanan atau kemampuan ereksi pada pria. 


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Cynthia Cobb, APRN, Contraceptives (https://www.medicalnewstoday.com/articles/162762.php), 26 February 2018.
Darren Hein, PharmD, Contraceptives (https://www.healthline.com/health/birth-control-pills), 20 December 2016.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app