Mengenal Gejala Endometriosis pada Wanita

Dipublish tanggal: Mei 26, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Mengenal Gejala Endometriosis pada Wanita

Jika akhir-akhir ini Anda merasa terlalu sering bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil, maka waspadalah. Bisa jadi hal itu adalah gejala endometriosis. Endometriosis sendiri adalah suatu kondisi dimana jaringan pada dinding rahim mengalami penebalan sehingga proses menstruasi yang terjadi menjadi tidak teratur dan juga sangat menyakitkan.

Gejala lain yang juga ditimbulkan dari endometriosis adalah lebih seringnya frekuensi untuk buang air kecil, terlebih pada saat memasuki masa menstruasi. Gejala yang satu ini biasa dialami oleh beberapa perempuan.

Bagaimana Endometriosis Terjadi?

Endometriosis merupakan suatu gejala dimana jaringan endometrium yang tumbuh di bagian luar rahim. Padahal seharusnya jaringan ini berada di bagian dalam rahim. Ketika terjadi proses menstruasi, jaringan endometrium ini seharusnya akan meluruh. Namun karena terletak di luar rahim, darah akan terjebak di bagian luar rahim.

Hal inilah yang kemudian akan menyebabkan iritasi dan peradangan pada rahim sehingga proses menstruasi akan menjadi sangat menyakitkan. Namun walaupun begitu gejala nyeri haid akibat endometriosis ini tidak berlaku di setiap wanita. Ada yang mengalami nyeri haid parah, dan ada juga yang tidak merasakan nyeri sama sekali. Ini juga dipengaruhi dari letak atau lokasi dimana jaringan endometrium itu tumbuh.

Gejala buang air kecil yang terlalu sering ini terjadi bisa jaringan endometrium ternyata tumbuh secara abnormal di organ kandung kemih. Jika jaringan tersebut tumbuh di organ kandung kemih, maka frekuensi kencing akan menjadi semakin sering. Tak jarang juga kencing akan mengeluarkan darah.

Mengapa Terjadi Demikian?

Jika jaringan endometrium tumbuh di daerah organ kandung kemih, maka hal tersebut dapat menyebabkan organ kandung kemih menjadi lebih tertekan dan akhirnya akan memunculkan sensasi buang air kecil. Menurut istilah medis, gejala ini juga disebut dengan endometriosis kandung kemih. Direktur Center for Gynepathology, Linda Grifth, PhD juga menyatakan bahwa jaringan endometrium paling sering tumbuh di daerah kandung kemih.

Berbagai gejala yang ditimbulkan dari endometriosis kandung kemih ini antara lain merasa nyeri ketika kandung kemih penuh dengan urine, sakit pada daerah panggul dan juga pinggang belakang, sering buang air kecil, munculnya sensasi terbakar ketika berkemih, hingga kencing berdarah.

Berdasarkan sebuah penelitian jurnal tahun 2012, mengungkapkan fakta bahwa 30% wanita yang pernah mengalami gejala endometriosis ini tidak pernah mengalami gejala apapun. Banyak dari wanita yang menganggap bahwa gejala ini merupakan salah satu infeksi saluran kemih dan bukan endometriosis.

Cara Memastikan Endometriosis

Untuk memastikan apakah gejala sering buang air kecil merupakan endometriosis atau bukan, maka Anda dapat berkonsultasi dengan dokter terdekat. Dokter nantinya akan melakukan USG rahim untuk mengecek apakah ada pertumbuhan jaringan abnormal yang berada di daerah luar rahim.

Dokter juga biasanya akan meminta Anda untuk melakukan tes urin. Tes urin ini akan menunjukkan apakah ada darah yang terkandung dalam urin yang bisa menunjukkan salah satu gejala endometriosis. Selain itu, biasanya juga akan dilakukan sistoskopi yang bertujuan untuk melihat bagian dalam kandung kemih dan juga uretra atau saluran penghubung kandung kemih.

Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan diatas, barulah dapat dipastikan dengan benar apakah gejala sering buang air kecil yang dialami merupakan gejala endometriosis kandung kemih atau bukan.

Demikianlah info mengenai endometriosis. Jika berbagai gejala-gejala yang telah disebutkan terjadi pada Anda, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter agar dapat diberikan penanganan lebih lanjut.


33 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mira TAA, et al. Systematic review and meta-analysis of complementary treatments for women with symptomatic endometriosis. International Journal of Gynecology and Obstetrics. 2018;143:2.
Warner KJ. Allscripts EPSi. Mayo Clinic, Rochester, Minn. Oct. 4, 2018.
Laughlin-Tommaso SK, et al. Cardiovascular and metabolic morbidity after hysterectomy with ovarian conservation: A cohort study. Menopause. 2018;25:483.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app