Multiple Sclerosis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Apr 29, 2019 Waktu baca: 3 menit

Penyakit Multiple Sclerosis merupakan penyakit progresif kronis yang dapat terjadi pada semua umur dan jenis kelamin. Penyakit ini berhubungan dengan kondisi autoimun yang semakin lama semakin berat dan memicu kematian. 

Penyakit ini menyerang selaput mielin sebagai pelindung saraf di dalam tubuh manusia. Penyakit ini berlangsung bertahun-tahun yang menimbulkan kewaspadaan bagi siapa saja yang terkena. Sampai sekarang belum ada penatalaksanaan yang sempurna untuk mencegah kelainan tersebut.

Mengenai penyakit Autoimun

Sekilas mengenai penyakit autoimun yang merupakan gangguan pada sistem pertahanan tubuh manusia dimana sel-sel darah putih yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakti malah menyerang dan menghancurkan sel-sel aktif di dalam tubuh sehingga timbul penyakit yang sulit diobati terutama pada multple sclerosis. 

Beberapa penyakit lain yang sering terjadi yang disebabkan oleh gangguan autoimun antara lain lupus, rheumatoid arthritis, penyakit graves, dan psoriasis.

Penyakit autoimun juga disebabkan oleh faktor seperti adanya infeksi yang menetap didalam tubuh, gangguan hormon pada wanita di masa kehamilan atau menopause, dan adanya riwayat genetik pada keluarga. Secara garis besar disimpulkan bahwa faktor timbulnya penyakit multiple sclerosis terjadi akibat dari

  1. Faktor genetik
    Faktor genetik sangat berpengaruh besar pada muncul penyakit multiple sclerosis
  2. Kekurangan vitamin D
    Kekurangan vitamin D dalam nutrisi tubuh akan menurunkan respon imun sehingga infeksi mudah sekali menyerang terutama pada daerah beriklim tropis.
  3. Faktor gaya hidup
    Gaya hidup menjadi faktor lain seperti kebiasaan merokok. Merokok dapat menurunkan imunitas tubuh dan membunuh sel-sel aktif di dalam tubuh. 

Penyebab penyakit Multiple Sclerosis

Sampai sekarang belum diketahui lebih jelas apa yang menyebabkan penyakit ini dapat terjadi. Namun penyakit ini terjadi mulai pada usia 20 hingga 40 tahun dimana wanita memiliki angka kejadian yang lebih tinggi dibanding laki-laki

Gejala penyakit Multiple Sclerosis

Penyakit multple sclerosis sangat jarang ditemukan di Indonesia. Ini tidak menutup kemungkinan kita perlu memberikan kewaspadaan terhadap kondisi yang ditimbulkan dari penyakit tersebut. 

Penyakit multiple sclerosis secara perlahan menghancurkan mielin dan diikuti oleh kerusakan saraf yang berhubungan langsung dengan otak.

Beberapa gejala yang timbul pada seseorang dengan multiple sclerosis antara lain

  1. Diplopia
    Diplopia atau gangguan penglihatan dengan objek ganda merupakan gejala awal yang ditimbulkan pada hampir dari semua penderita multiple sclerosis.
  2. Gangguan keseimbangan
    Kerusakan saraf mielin perlahan menimbulkan penderita mengalami gangguan keseimbagan sehingga sering terjatuh dan sulit untuk berdiri lama. Penderita multiple sclerosis juga sering mengeluhkan mudah vertigo.
  3. Lelah yang berlebihan
    Penderita multiple sclerosis sering mengeluhkan rasa cepat lelah atau lelah yang berlebihan walaupun hanya melakukan aktivitas ringan
  4. Nyeri tubuh
    Nyeri pada sekujur tubuh sering dirasakan oleh penderita multiple sclerosis. Nyeri banyak dirasakan pada kepala, pergelangan tangan, paha, dada, hingga pinggung. Nyeri pada tubuh terkesan menusuk atau adanya rasa terbakar pada kulit.
  5. Kaku otot
    Kaku otot menjadi tanda adanya keterlibatan saraf-saraf otot pada penderita multiple sclerosis. Selain kaku otot, kejang juga dirasakan pada bagian pergelangan tangan dan kaki.
  6. Tidak suka panas
    Gejala ini sulit dipercaya karena beberapa penderita multiple scleroris sangat tidak menyukai kondisi panas seperti air panas atau udara panas.
  7. Stres
    Gangguan psikologis seperti stres dan depresi juga memicu timbulnya gejala. 

Diagnosis penyakit Multiple Sclerosis

Selain diambil dari pemeriksaan fisik dan keluhan, penyakit ini perlu dilakukan pemeriksaan lebih dalam untuk memastikan gangguan yang terjadi. 

Pada kasus ringan biasanya dokter melakukan pemeriksaan neurologis untuk menilai saraf-saraf pada tubuh mulai dari mata reflek gerak, respon sentuhan dan nyeri. Pemeriksaan CT-scan dan MRI membantu menilai adanya gangguan organ lebih dalam yang tidak dapat terdeteksi dari luar tubuh. 

Pemeriksaan darah juga melengkapi penentuan diagnosis untuk menilai adanya penyebab penyakit lain atau kondisi yang dapat memicu timbulnya keluhan yang terjadi.

Terapi untuk menyembuhkan Multiple Sclerosis

Multiple sclerosis merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara total. Terapi utama yang diberikan dokter adalah dengan menekan sel imun agar tidak menyerang sel baik dan pemberian obat untuk meredakan gejala.

Pemulihan gejala pada penyakit ini berlangsung lama sehingga dibutuhkan kepatuhan minum obat serta kontrol rutin untuk melihat perbaikan gejala dan mencegah kekambuhan. Beberapa obat yang sering digunakan untuk menekan imun antara lain prednison, interferon beta, natalizumab, dan takrolimus.

Obat-obatan lain sebagai pereda gejala juga dapat digunakan sepert karbamazepin dan diazepam untuk kejang dan relaksasi otot, amitriptilin untuk mengurangi depresi, dan fisioterapi untuk meningkatkan koordinasi dan kekuatan anggota tubuh.


36 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2019). What Is Multiple Sclerosis? (https://www.webmd.com/multiple-sclerosis/what-is-multiple-sclerosis)
Frothingham, S. Healhline (2019). The Possibility of Multiple Sclerosis Prevention. (https://www.healthline.com/health/multiple-sclerosis-prevention)
Mayo Clinic (2019). Diseases Conditions. Multiple Sclerosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/multiple-sclerosis/symptoms-causes/syc-20350269)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app