Graves Disease - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 7, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 4, 2019 Waktu baca: 4 menit

Penyakit Graves adalah penyakit autoimun yang menyebabkan overaktivitas menyeluruh pada kelenjar tiroid (hipertiroidisme).

Penyakit Ini diambil dari nama Robert Graves, seorang dokter Irlandia, yang menggambarkan bentuk hipertiroidisme sekitar 150 tahun yang lalu. Penyakit ini 7-8 kali lebih umum terjadi pada wanita daripada pria.

Penyakit Graves dipicu oleh proses dalam sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh yang biasanya melindungi kita dari zat asing seperti bakteri dan virus. Sistem kekebalan tubuh berfungsi menghancurkan zat asing dengan zat yang disebut antibodi yang diproduksi oleh sel-sel darah yang dikenal sebagai limfosit.  

Dalam penyakit Graves, antibodi ini (disebut antibodi reseptor tirotropin (TRAb) atau thyroid stimulating immunoglobulin (TSI) melakukan yang sebaliknya - mereka menyebabkan sel bekerja secara terus menerus. 

Antibodi dalam penyakit Graves mengikat reseptor pada permukaan sel-sel tiroid dan merangsang sel-sel tersebut untuk memproduksi dan melepaskan hormon tiroid berlebihan.Hal ini menyebabkan tiroid yang terlalu aktif (hipertiroidisme).

Apa itu kelenjar Tiroid? Dan apa fungsinya?

Sebelum membicarakan hipertiroidisme lebih lanjut, ada baiknya jika Anda mengetahui apa itu kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid adalah kelenjar endokrin berbentuk kupu-kupu yang terletak di bagian bawah depan leher. 

Tiroid membuat hormon tiroid, yang disekresikan ke dalam darah dan kemudian dibawa ke setiap jaringan di tubuh. Hormon tiroid membantu tubuh menggunakan energi, tetap hangat dan menjaga otak, jantung, otot, dan organ lain bekerja dengan tepat.

Apakah Penyebab Penyakit Graves?

Kondisi ini disebabkan oleh gangguan pada fungsi sistem kekebalan tubuh, dimana sistem kekebalan tubuh akan memproduksi antibodi TSI (thyroid-stimulating immunoglobulins) yang menyerang sel-sel tiroid yang sehat. Belum diketahui secara jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi.

Selain gangguan sistem kekebalan tubuh, ada beberapa faktor risiko lainnya yang mungkin menyebabkan penyakit graves termasuk:

  • Faktor usia: lebih sering terjadi pada orang berusia di bawah 40 tahun
  • Jenis kelamin: lebih sering terjadi pada wanita
  • Faktor genetik
  • Kebiasaan merokok
  • Pengaruh kehamilan
  • Memiliki penyakit autoimun
  • Stress

Apa saja gejala pada penyakit Graves?

Mayoritas gejala yang disebabkan oleh penyakit Graves disebabkan oleh produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid. Seperti, pembesaran kelenjar goiter, palpitasi, rambut rontok, detak jantung yang tidak teratur, tremor pada tangan, disfungsi ereksi, kesulitan tidur, penurunan berat badan, kelemahan otot, gejala neuropsikiatri dan tidak tahan terhadap panas. 

Selain itu ada beberapa gejala khas yang dapat disebabkan oleh penyakit hipertiroidisme ini seperti:

  • Penyakit mata
    Penyakit Graves adalah satu-satunya jenis hipertiroidisme yang dapat dikaitkan dengan peradangan mata, pembengkakan jaringan di sekitar mata sehingga menyebabkan mata menonjol (disebut Graves 'ophthalmopathy atau orbitopathy). Secara keseluruhan, sepertiga pasien dengan penyakit Graves memiliki beberapa tanda dan gejala penyakit mata Graves tetapi hanya 5% yang memiliki peradangan jaringan mata yang parah sampai berat yang menyebabkan gangguan penglihatan yang serius atau permanen. Pasien yang memiliki ophthalmopathy disarankan untuk segera pergi ke dokter spesialis penyakit dalam (ahli endokrin) untuk melakukan penanganan lebih jauh.
  • Penyakit kulit
    Walaupun jarang namun terkadang pasien dengan penyakit Graves mengalami penebalan kulit berwarna kemerahan di depan tulang kering yang dikenal sebagai myxedema pretibial (disebut Graves dermopathy). Kondisi kulit ini biasanya tidak nyeri dan relatif ringan, tetapi bisa menyakitkan bagi sebagian orang. Seperti gangguan mata penyakit Graves, masalah kulit tidak selalu dimulai tepat ketika hipertiroidisme dimulai. Tingkat keparahannya tidak terkait dengan tingkat hormon tiroid.

Bagaimana hipertiroidisme didiagnosa dan bagaimana cara mengobatinya?

Penyakit Graves didiagnosa dengan pemeriksaan Laboratorium di rumah sakit dengan mendeteksi peningkatan kadar FT4 dan penurunan TSH dalam darah. 

Selain itu yang membedakan antara penyakit Graves dan Hipertiroidisme adalah pada Grave disease ditemukan ophtalmopaty dan pretibial myxedema seperti yang dijelaskan di atas.

Semua pasien hipertiroid harus awalnya diobati dengan beta-blocker untuk menangani gejala irama jantung yang tidak beraturan. 

Pilihan utama pengobatan untuk mengontrol hipertiroidisme akibat penyakit Graves adalah obat antitiroid (umumnya methimazole [Tapazole®], propylthiouracil [PTU] dapat digunakan dalam kasus yang jarang terjadi seperti trimester pertama kehamilan), yodium radioaktif, dan pembedahan.

Obat antitiroid biasanya lebih dipilih oleh pasien yang memiliki kemungkinan sembuh yang tinggi (wanita, penyakit ringan, gondok kecil, titer antibodi negatif atau rendah). 

Obat-obatan ini tidak menyembuhkan hipertiroidisme akibat penyakit Graves, tetapi ketika diberikan dalam dosis yang cukup efektif dapat mengontrol hipertiroidisme.

Methimazole digunakan selama 12-18 bulan dan kemudian dihentikan jika kadar TSH dan FT4 normal pada waktu itu. Jika kadar FT4 tetap tinggi, kemungkinan untuk sembuh jauh lebih rendah dan pengobatan dengan obat antitiroid dapat diperpanjang. 

Pengobatan hipertiroidisme jangka panjang dengan obat antitiroid dapat dipertimbangkan pada beberapa kasus.

Jika hipertiroidisme Anda karena penyakit Graves berlanjut setelah 6 bulan, maka dokter Anda dapat merekomendasikan pengobatan definitif dengan yodium radioaktif atau operasi. Dengan pembedahan, penyakit graves bisa disembuhkan secara total, namun resiko munculnya gangguan lain seperti hipotiroid tidak bisa dihindari.

Apa yang terjadi jika penyakit grave tidak ditangani?

Jika tidak ditangani, Selain bisa menyebabkan proses tubuh menjadi lebih cepat, penyakit hipertiroid yang tidak mendapatkan penangan dan pengobatan serius sehingga terjadi secara terus menerus dapat mengakibatkan fibrilasi atrium dan aritmia yang bisa menyebabkan stroke.

Tidak hanya itu, orang yang menderita penyakit hipertiroid juga bisa mengalami osteoporosis hingga gagal jantung kongestif yang tentunya sangat berbahaya dan mengancam jiwa karena bisa menyebabkan kematian.

 


34 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Graves’ Disease Overview - What Is Graves’ Disease? EndocrineWeb. (https://www.endocrineweb.com/conditions/graves-disease/graves-disease-overview)
Graves' Disease - What is Graves' Disease and What Causes It? WebMD. (https://www.webmd.com/women/understanding-graves-disease-basics#1)
Graves' disease. womenshealth.gov. (https://www.womenshealth.gov/a-z-topics/graves-disease)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app