Amitriptilin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 5 menit

PERHATIAN: Kami tidak melayani pengiriman obat Amitriptyline. Informasi di bawah ini hanya merupakan ikhtisar mengenai obat Amitriptyline.

Amitriptilin obat apa?

Amitriptilin adalah obat untuk mengatasi depresi ringan hingga berat. Obat yang merupakan golongan antidepresan trisiklik ini bekerja meningkatkan senyawa serotonin dan norepinephrine di sistem saraf pusat yang akhirnya menyebabkan efek postitif pada suasana hati penderita depresi.

Pada orang yang tidak mengalami depresi, pemberian amitriptilin tidak berpengaruh apa-apa pada suasana hati namun dapat menyebabkan kantuk. Selain untuk mengobati depresi obat ini juga digunakan secara off label untuk mengatasi nyeri neuropatik, sakit kepala kronis dan migrain.

Ikhtisar Obat Amitriptilin

Jenis obat Antidepresan trisiklik
Kategori Obat resep
Kegunaan
  • Mengobati depresi
  • Perawatan nyeri neuropatik
  • Obat untuk pencegahan sakit kepala kronis dan migrain
  • Secara off label obat ini juga digunakan untuk mengatasi gangguan tidur, enuresis nokturnal (ngompol) pada anak-anak, diabetes neuropati dan sindrom iritasi usus
Konsumen Dewasa, anak-anak dan lansia
Kehamilan Kategori C
Sediaan Tablet dan tablet salut selaput
Merek Amitriptilin Hidroklorida, Amitriptilina HCl, Amitriptyline, Trilin

Mekanisme Kerja

Amitriptilin merupakan senyawa obat yang bersifat antikolinergik (mempengaruhi sistem saraf) dan sedatif. Setelah dicerna, senyawa obat ini akan dimetabolisme menjadi nortriptyline yang mampu menghambat reuptake norepinefrin dan serotonin sehingga terjadi kelebihan serotonin dan norepinefrin pada otak.

Gangguan pada reuptake serotonin dan norepinefrin ini diyakini sebagai salah satu penyebab utama timbulnya depresi. Sehingga kemampuan amitriptilin menghambat proses ini dapat membantu meringankan gejala depresi dengan memperbaiki suasana hati.

Senyawa obat ini juga diketahui memiliki kemampuan mengobati penyakit lainnya terutama yang berhubungan dengan sistem saraf seperti sakit kepala kronis, migrain dan nyeri neuropatik.

Indikasi atau Kegunaan Amitriptilin

Amitriptilin diindikasikan untuk mengobati kondisi depresi baik sedang maupun berat. Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengatasi kondisi kesehatan lainnya seperti berikut:

  • Pengobatan sakit kepala kronis dan migrain.
  • Perawatan nyeri neuropatik (akibat gangguan fungsi saraf).
  • Mengatasi gangguan tidur.
  • Enuresis nokturnal (ngompol) pada anak di atas 6 tahun dengan kondisi tertentu (harus dengan resep dokter).
  • Perawatan diabetes neuropati.
  • Agitasi.
  • Insomnia.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini, penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan:

  • Orang yang baru saja atau sendang mengalami infark miokardial (serangan jantung).
  • Penderita aritmia terutama jenis block jantung.
  • Penderita mania.
  • Tidak boleh digunakan pada orang yang sedang mengonsumsi obat-obatan jenis MAOI, dapat diberikan jika sudah 14 hari dari hari terakhir pemberian obat MAOI.
  • Tidak boleh diberikan pada orang yang sedang mengonsumsi obat linezolid atau yang sedang diberikan methylen blue secara intravena.

Dosis Amitriptilin dan Cara Penggunaan

Amitriptilin tersedia dalam bentuk sediaan tablet biasa atau tablet salut selaput dengan kekuatan dosis 25 mg atau 50 mg per tablet.

Ingat! Dosis yang tepat adalah yang diresepkan oleh dokter Anda setelah memeriksa kondisi kesehatan, keparahan penyakit dan informasi penunjang lainnya.

Adapun dosis yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Dosis Amitriptilin untuk mengobati depresi

  • Dosis dewasa: pemberian awal, 50-75 mg/hari sekali sehari (sebelum tidur) atau dibagi dalam beberapa dosis. Dosis dapat ditambahkan sedikit demi sedikit hingga 150 mg/hari. Maksimal 300 mg/hari untuk kondisi depresi berat.
  • Dosis anak-anak: pemberian awal, 25-50 mg/hari sekali sehari (sebelum tidur) atau dibagi dalam beberapa dosis.
  • Dosis lansia: pemberian awal, 25-50 mg/hari sekali sehari (sebelum tidur).

Dosis Amitriptilin untuk mengobati enuresis nokturnal

  • Dosis anak umur 6-10 tahun: 10-20 mg/hari. Diberikan sekali sehari pada malam hari sebelum tidur. Maksimal pemberian selama 3 bulan.
  • Dosis anak umur 11-16 tahun: 25-50 mg/hari. Diberikan sekali sehari sebelum tidur, maksimal untuk 3 bulan.

Petunjuk Penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini setelah ataupun sebelum makan. Dianjurkan untuk mencukupi minum air putih setelahnya.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
  • Hindari menghentikan secara tiba-tiba penggunaan obat ini karena dapat menimbulkan efek samping yang membahayakan.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis amitriptilin pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Amitriptilin

Seperti obat-obatan lain pada umumnya memiliki efek yang tidak diinginkan, Amitriptilin juga demikian. Beberapa efek samping mungkin akan hilang seiring penghentian penggunaan obat, sementara efek samping yang lain mungkin lebih parah dan perlu bantuan dokter untuk menanganinya. Efek samping itu antara lain sebagai berikut:

Efek Overdosis Amitriptilin

Penggunaan dosis tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan efek overdosis amitriptilin. Beberapa gejalanya seperti rasa kantuk yang parah, turunnya suhu tubuh, turunnya tekanan darah, kejang hingga koma dapat terjadi. Penanganan cepat harus segera dilakukan untuk menyembuhkan gejala yang ditimbulkan.

Peringatan dan Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:

  • Hindari penggunaan obat ini pada penderita depresi bipolar.
  • Hindari pengghentian secara tiba-tiba penggunaan obat ini karena efek sampingnya dapat membahayakan.
  • Orang yang berpotensi mengalami kejang sebaiknya tidak diberikan obat antidepresan ini.
  • Penderita gangguan fungsi ginjal dan hati harus berhati-hati menggunakan obat ini.
  • Penderita diabetes militus, retensi urin, konstipasi parah, glaukoma sudut dekat, hiperplasia prostat, memiliki sejarah penyakit kardiovaskular harus berhati-hati menggunakan obat ini.
  • Hati-hati penggunaan obat ini pada lansia, anak-anak, wanita hamil dan menyusui.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Amitriptilin untuk ibu hamil dan menyusui?

  • Amitriptilin digolongkan dalam kategori C untuk ibu hamil menurut FDA (badan pengawas makanan dan obat Amerika). Hal itu berarti studi penggunaan obat ini pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu penggunaannya sebaiknya hanya jika sangat diperlukan saja atau berdasarkan saran dari dokter Anda.
  • Amitriptilin diketahui dapat terekskresi ke dalam ASI ibu menyusui dan berpotensi mempengaruhi bayi. Meskipun belum ada data yang menunjukkan adanya pengaruh obat ini terhadap bayi penggunaannya sebaiknya dihindari saat sedang menyusui. Atau hanya jika disarankan oleh dokter Anda.

Interaksi Obat

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter.

Beberapa jenis obat diketahui dapat berinteraksi dengan Amitriptilin, diantaranya yaitu:

  • Dapat meningkatkan risiko serotonin sindrom jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan jenis TCA, triptan, fentanyl, lithium, tramadol.
  • Penggunaan bersamaan dengan barbiturat, rifampisin dan jenis obat antikejang lainnya dapat menurunkan konsentrasi obat ini di dalam darah.
  • Dapat meningkatkan konsentrasi obat ini dalam darah jika digunakan bersamaan dengan obat jenis kalsium blocker, methylphenidate, cimetidine dan antipsikotik.
  • Dapat mereduksi efek antihipertensi pada obat debrisoquine, guanethidine dan colidine.
  • Dapat meningkatkan risiko aritmia ventrikel jika digunakan bersamaan dengan obat antiaritmia seperti amiodarone dan quinidine.

11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app