Makanan Lebaran, Sebetulnya Sehat Atau Tidak, Ya?

Dipublish tanggal: Mei 24, 2019 Update terakhir: Apr 7, 2021 Tinjau pada Jun 19, 2019 Waktu baca: 3 menit
Makanan Lebaran, Sebetulnya Sehat Atau Tidak, Ya?

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Sehat atau tidaknya makanan Lebaran tergantung dari bahan yang digunakan. Hati-hati dengan makanan yang mengandung tinggi lemak dan kolesterol.
  • Saat membuat ketupat, coba ganti beras putih dengan beras merah, beras cokelat, atau beras hitam yang lebih sehat.
  • Ingin masak daging? Gunakan daging rendah lemak (lean cut), yaitu bagian has luar dan bagian paha belakang.
  • Tidak bisa lepas dengan makanan Lebaran yang bersantan? Coba ganti santan dengan susu rendah lemak atau susu skim yang tidak membuat kolesterol naik saat Lebaran.
  • Klik untuk mendapatkan obat kolesterol lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Selain menjadi ajang silaturahmi, Lebaran sering kali dimanfaatkan sebagai momen makan enak bersama keluarga. Biasanya, makanan Lebaran dipenuhi oleh makanan-makanan bersantan dan berlemak.

Kandungan lemak dari makanan memang selalu menciptakan rasa gurih dan lezat saat disantap. Namun tunggu dulu. Apakah makanan Lebaran itu sehat? 

Makanan Lebaran itu sehat atau tidak, sih?

Setiap orang tentu punya makanan Lebaran paling favorit dan paling ditunggu-tunggu. Bisa jadi lontong opor, semur ayam, rendang, sambal goreng kentang, atau sate ayam.

Karena hanya terjadi setahun sekali, tidak sedikit orang yang menjadikan Lebaran sebagai momen aji mumpung untuk menyantap berbagai makanan enak tersebut. Pasalnya, Anda sudah berhasil menahan lapar dan haus cukup lama saat berpuasa sehingga tidak masalah bila sesekali mengonsumsi makanan Lebaran. Namun, bagaimana dari segi dan kesehatannya?

Sebetulnya, sehat atau tidaknya makanan Lebaran tergantung dari bahan yang digunakan. Bila dilihat dari komposisinya, hampir sebagian besar makanan Lebaran mengandung tinggi lemak dan bersantan. Tak terkecuali rendang dan opor ayam. Lemak dan santan sebetulnya aman saja dikonsumsi, selama dalam batas wajar.

Baca Juga: 5 Pilihan Minuman untuk Lebaran yang Sehat dan Nikmat

Tubuh membutuhkan lemak untuk membantu penyerapan vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin K. Lemak juga diperlukan sebagai cadangan energi, memberikan rasa kenyang setelah makan, hingga membentuk bagian otak dan sistem saraf.

Meskipun manfaatnya beragam, asupan lemak terlalu banyak justru tidak baik buat kesehatan. Satu gram lemak setara dengan 9 kkal energi. Semakin banyak asupan lemak, maka jumlah kalori dalam tubuh juga akan semakin bertambah.

Makanan bersantan sebetulnya juga tidak melulu buruk bagi kesehatan. Kandungan asam laurat dari santan diketahui dapat melawan bakteri dan virus yang masuk ke dalam tubuh. Manfaat santan juga bisa mengurangi gejala tukak lambung dan menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL).

Lagi-lagi, ini bukan berarti Anda boleh makan makanan bersantan kebanyakan. Sekitar 93% kalori dalam santan berasal dari lemak, salah satunya lemak jenuh. Hati-hati, terlalu banyak asupan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, terutama penyakit jantung, stroke, dan serangan jantung.

Baca Selengkapnya: 5 Cara Menjaga Kesehatan Saat Lebaran yang Patut Dicoba

Tips menyiapkan makanan Lebaran yang sehat dan lezat

Tenang, tidak semua makanan Lebaran itu tidak sehat, kok. Hal ini tergantung dari bahan baku dan cara Anda mengolahnya menjadi sajian yang lezat dan sehat.

Santan pun demikian. Anda boleh saja membuat makanan bersantan saat Lebaran, tapi tetap batasi jumlahnya. Jangan sampai, momen Hari Raya Idul Fitri membuat tubuh tidak fit dan gampang sakit akibat kebanyakan makanan berlemak atau bersantan.

Nah, supaya makanan Lebaran jadi lebih sehat untuk Anda dan keluarga, ikuti tips berikut ini:

1. Bikin ketupat dengan beras merah

Kalau selama ini Anda menggunakan beras putih saat membuat ketupat, coba ganti dengan beras merah, beras cokelat, atau beras hitam yang lebih sehat.

Dilihat dari kandungannya, beras merah dan beras cokelat mengandung nutrisi lebih lengkap daripada beras putih. Kandungan seratnya pun cukup tinggi, sehingga bisa membuat Anda kenyang lebih lama.

2. Gunakan daging rendah lemak

Setelah menyantap opor ayam, semur daging, atau rendang, beberapa orang mengeluh sakit kepala atau pusing. Hati-hati, ini bisa jadi tanda bahwa kolesterol Anda mulai naik karena mengonsumsi daging yang kandungan lemaknya tinggi.

Supaya menu makanan Lebaran Anda jadi lebih sehat, baiknya gunakan daging rendah lemak (lean cut). Bagian daging sapi yang rendah lemak adalah bagian has luar dan bagian paha belakang. Hindari daging di antara perut dan tulang iga karena kandungan lemaknya lebih tinggi.

3. Ganti santan dengan susu rendah lemak

Makanan bersantan seperti opor, kari, dan rendang memang tidak dapat dihindari. Walaupun secara alami terbuat dari kelapa, terlalu banyak santan bisa menambah asupan lemak dalam tubuh.

Kalau ingin lebih sehat, Anda dapat mengganti santan dengan susu rendah lemak atau susu skim. Hal ini bisa menjadi alternatif bagi Anda agar tetap bisa makan enak tanpa membuat kolesterol naik saat Lebaran.

Baca selengkapnya: Resep Menu Makanan Sehat Khas Lebaran


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
The Health Site. Eid-ul-Fitr - 5 tips to have a healthy Eid this year. (https://www.thehealthsite.com/fitness/eid-ul-fitr-5-tips-to-have-a-healthy-eid-this-year-188302/). 5 Juli 2016.
Healthline. What Is the Healthiest Type of Rice? (https://www.healthline.com/nutrition/healthiest-rice). 1 April 2019.
Diabetes.co.uk. Lean Meat. (https://www.diabetes.co.uk/food/lean-meat.html). 15 Januari 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app