Laktulosa: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 5, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Mar 20, 2019 Waktu baca: 3 menit

Laktulosa merupakan sejenis gula yang dipecah dalam usus besar menjadi asam ringan yang dapat menarik air ke dalam usus besar, sehingga dapat melunakkan tinja. Laktulosa digunakan untuk mengobati konstipasi kronis (susah buang air besar). 

Laktulosa kadang-kadang digunakan untuk mengobati atau mencegah kondisi tertentu dari otak yang disebabkan oleh kegagalah hati yang dapat menyebabkan kebingungan, masalah dengan ingatan atau pemikiran, perubahan perilaku, tremor, merasa mudah tersinggung, masalah tidur, kehilangan koordinasi, dan kehilangan kesadaran. 

Tidak disarankan untuk menggunakan obat ini jika pasien sedang menjalani diet khusus rendah galaktosa (gula susu). Apabila menagalami diare berat atau sedang, segera hentikan penggunaan laktulosa dan hubungi dokter. 

Untuk memastikan laktulosa dapat digunakan dengan aman, beri tahu dokter jika memiliki kondisi medis lain terutama diabetes atau jika memiliki hasil tes kolonoskopi.

Mengenai Laktulosa

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Sirop 

Kandungan:

Obat pencahar

Cara kerja Laktulosa

Mekanisme laktulosa dalam mengatasi konstipasi adalah sebagai agen hiperosmotik dengan meningkatkan air pada tinja, melunakkan tinja, meningkatkan peristaltik, dan mengurangi konsentrasi ammonia darah

Sedangkan mekanisme laktulosa dalam mengatasi ensefalopati hepatik adalah sebagai berikut kerusakan laktulosa menjadi asam organik oleh bakteri kolon mengasamkan isi kolon, sehingga selanjutnya dapat menghambat difusi ammonia kembali ke darah.

Laktulosa juga dapat meningkatkan difusi NH3 dari darah ke usus, dimana NH3 akan diubah menjadi NH4+. Laktulosa memiliki onset 24-48 jam. Laktulosa yang diserap tidak dimetabolisme, laktulosa yang tidak diserap secara ekstensif dimetabolisme menjadi asam organik oleh bakteri kolon. 

Metabolit laktulosa yaitu asam laktat (utama), asam format, asam asetat. Laktulosa dieksresikan melalui urin, feses, dan empedu.

Manfaat Laktulosa

Laktulosa bermanfaat untuk mengatasi konstipasi dan ensefalopati hepatik. Konstipasi atau sembelit adalah kondisi sulit buang air besar secara teratur, tidak bisa benar-benar tuntas. 

Ensefalopati hepatik merupakan sindrom neuropsikiatrik yang diakibatkan keruskan pada organ hati yang berat, baik kerusakan akut maupun yang menahun, kerusakan ini ditandai dengan adanya gangguan tingkah laku, gejala neurologik, berbagai gangguan kesadaran baik ringan maupun berat sampai koma. 

Efek Samping Laktulosa

Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan obat ini adalah sendawa, perut kembung, diare, dan kram perut. Efek samping berupa dehidrasi dan hiponatremia dapat terjadi pada bayi. 

Laktulosa memiliki kategori kehamilan B. Obat ini diperkirakan tidak berbahaya bagi bayi yang belum lahir. Diskusikan kepada dokter apabila anda sedang mengandung atau berencana untuk hamil selama perawatan. 

Tidak diketahui apakah laktulosa masuk ke dalam ASI atau apakah itu dapat membahayakan bayi yang menyusui. Jangan gunakan obat ini tanpa memberi tahu dokter jika anda sedang fase menyusui.

Dosis Laktulosa

Laktulosa yang digunakan untuk mengatasi konstipasi dalam bentuk cairan dapat digunakan dengan dosis 15-30 mL satu kali sehari dan dapat ditingkatkan hingga 60 mL satu kali sehari. 

Laktulosa yang digunakan untuk pencegahan ensefalopati hepatik digunakan dosis 30-45 mL tiap 6-8 jam, jika akut dapat diberikan tiap 1-2 jam, sedangkan untuk pengobatan ensefalopati hepatik dapat digunakan 300 mL laktulosa dengan 700 mL air, ditahan selama 30-60 menit, dapat diulang tiap 4-6 jam.

Untuk mengatasi konstipasi pada ana-anak, laktulosa dapat digunakan dengan dosis 0.7-2 gram/kg/hari (1-3 mL/kg/hari) yang dapat dibagi menjadi beberapa kali pemberian, namun tidak melebihi 40 gram/hari (60 mL/hari).

Laktulosa untuk pencegahan ensefalopati hepatik pada bayi dapat diberikan 2,5-10 mL/hari dalam beberapa dosis terbagi, sedangkan untuk anak-anak dan remaja dapat diberikan 40-90 mL/hari dalam beberapa dosis terbagi.

Konsumsi obat laktulosa sesuai dengan petunjuk pada label resep dokter. Laktulosa yang berbentuk cairan diukur dengan menggunakan sendok takar bukan sendok makan biasa. 

Jika anda tidak memiliki sendok takar, tanyakan kepada apoteker untuk memberikan sendok takar yang sesuai dengan kebutuhan. Mungkin diperlukan waktu hingga 48 jam sebelum anda buang air besar setelah mengkonsumsi laktulosa.

Interaksi Laktulosa

Laktulosa efeknya dapat berkurang apabila dikonsumsi bersamaan dengan antasida, neomisin, dan anti-infeksi oral. Penggunaan bersamaan dengan obat pencahar lainnya harus berdasarkan resep dokter.

Peringatan

  • Hindari pemberian laktulosa pada penderita galaktosemia (gangguan mencerna gula).
  • Hindari menggunakan laktulosa dengan obat pencahar lainnya.
  • Beritahukan dokter bila Anda memiliki riwayat diabetes atau gangguan elektrolit.
  • Beritahukan dokter bila sedang mengkonsumsi obat-obatan lain di luar laktulosa.
  • Segera periksakan diri ke dokter bila terjadi alergi atau kondisi tidak membaik. 

Penyimpanan Laktulosa

Laktulosa dapat disimpan pada suhu kamar (15-30oC), hindarkan dari sinar matahari langsung dan tempat lembab.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app