Kekurangan Yodium - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 4, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Yodium atau yang disebut juga sebagai iodine merupakan salah satu komponen mineral terpenting di dalam tubuh. Peran yodium bagi tubuh tidak hanya sebagai penangkal penyakit gondok akan tetapi berfungsi juga untuk mengatur pembakaran energi, menjaga fungsi kelenjar tiroid dan masih banyak lagi. Mari simak penjelasan mengenai yodium berikut ini.

Apa itu yodium?

Salah satu zat yang dibutuhkan oleh tubuh adalah yodium. Yodium atau iodine adalah zat mineral non logam yang fungsi utamanya adalah membentuk hormon tiroid.  Kelenjar tiroid terletak di leher bagian bawah, tepatnya di posisi laring atau rongga pernafasan manusia. Kelenjar tiroid ini menghasilkan hormon tiroid yang mengatur basal metabolisme rate (BMR) dan pembakaran energi. Kebutuhan yodium harian bagi tiap orang berbeda-beda. Berikut adalah daftar kebutuhan yodium yang harus dikonsumsi setiap hari berdasarkan usia:

  • Dewasa = 0,15 mg per hari
  • Wanita hamil = 0,22 mg per hari
  • Wanita menyusui = 0,29 mg per hari
  • Anak usia 1-11 tahun = 0,09-0,12 mg per hari
  • Bayi = 0,11-0,13 mg per hari

Tubuh memang sangat membutuhkan yodium dalam asupan sehari-hari. Banyak hal yang dapat terjadi bila yodium dalam tubuh hilang keseimbangannya. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari yodium bagi tubuh :

  1. Mengatur aktivitas berbagai organ tubuh
    Dari saluran pencernaan, yodium akan diserap dan diubah menjadi tiroksin (thyroxin), suatu hormon dengan banyak fungsi penting bagi tubuh. Tiroksin mengatur semua aktivitas berbagai organ tubuh, diantaranya adalah mengontrol cepatnya pertumbuhan seseorang. Selain itu, kelenjar tiroid berperan dalam membantu pengaturan metabolisme tubuh.
  2. Mendukung fungsi perkembangan otak pada janin dan anak-anak
    Ternyata, hormon tiroid juga berperan untuk mengoptimalkan fungsi otak dan sistem saraf dalam perkembangan janin, masa bayi dan anak-anak.

Sumber kandungan yodium tidak hanya pada garam

Garam mungkin menjadi sumber kandungan yodium yang paling terkenal. Dibalik kandungan yodium yang terkandung, harga garam juga cenderung lebih murah dan mudah ditemukan. Akan tetapi bukan hanya garam yang menjadi sumber kandungan yodium.

Mari temukan sumber makanan lainnya yang mengandung yodium, berikut ini:

  • Ikan, seperti ikan salmon, tuna maupun ikan cod ternyata mengandung yodium dalam jumlah yang cukup tinggi.
  • Rumput laut, merupakan salah satu makanan yang mengandung sodium tinggi. Akan tetapi jika dikonsumsi terlalu banyak, dapat menyebabkan penyakit kelebihan yodium. Oleh karena itu, konsumsi rumput laut harus selalu dibatasi.
  • Seafood, seperti kerang, cumi-cumi, udang, kepiting juga merupakan sumber yodium.
  • Produk susu dan olahannya, seperti susu sapi, keju, yoghurt dan lainnya.
  • Telur, kuning telur mengandung yodium yang dapat memenuhi sekitar 16% kebutuhan harian tubuh.
  • Sayur bayam
  • Susu kedelai

Dampak kekurangan yodium bagi tubuh

Walaupun sumber yodium dapat dengan mudah kita temui, tidak tertutup kemungkinan manusia dapat kekurangan yodium. Dampak dari kekurangan yodium ini bermacam-macam, antara lain timbulnya penyakit gondok, terhambatnya perkembangan kecerdasan pada otak dan lain-lain.

Penyakit Gondok
Dampak yang jelas sekali terlihat ketika tubuh kekurangan yodium adalah timbulnya penyakit gondok.  Penyakit gondok ini adalah ketika terjadinya pembengkakan pada kelenjar tiroid dalam tubuh akibat kekurangan yodium. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya pembengkakan pada kelenjar tiroid tersebut, atau yang biasa ditandai dengan benjolan atau tonjolan besar pada leher manusia. Jika gondok berkembang menjadi cukup besar, gejala-gejala lain seperti sakit tenggorokan, sesak napas, batuk, dan sulit menelan makanan dapat terjadi.

Penyakit Hipotiroidisme
Kekurangan yodium juga dapat menyebabkan penyakit hipotiroidisme. Hipotiroidisme adalah keadaan dimana kelenjar tiroid tidak dapat menghasilkan hormon yang cukup. Gejala-gejala yang dapat muncul antara lain adalah

Selain itu, hipotiroidisme juga dapat terjadi pada bayi dan menimbulkan gejala berikut:

Keterlambatan Perkembangan Kecerdasan Otak Dan Mental
Yodium sangat berperan dalam perkembangan otak dan mental bayi. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi para ibu hamil untuk mengkonsumsi asupan yodium secukupnya. Apabila tidak cukup, keterlambatan perkembangan otak dan mental pada bayi setelah lahir dapat terjadi.

Pemeriksaan diagnosa

Beberapa pemeriksaan penunjang dapat dilakukan untuk mengetahui apabila kita mengalami defisiensi yodium pada tubuh, antara lain:

  • Tes urine
  • Tes darah, dapat mendeteksi kadar hormone TSH, T3 dan T4.
  • Pemeriksaan fisik , dapat diketahui apabila ditemukan pembesaran kelenjar tiroid saat pemeriksaan pada daerah leher.
  • Pemeriksaan iodine patch, dapat dilakukan dengan meletakkan idione patch pada kulit dan pemeriksaan dilakukan 24 jam setelah itu.
  • Studi pemindaian tiroid

Penanganan kekurangan yodium

Penanganan kekurangan yodium dapat dilakukan dengan perubahan pola makan kaya akan sodium. Bila perubahan pola makan tidak dapat mencukupi kebutuhan yodium, segera konsultasikan pada ahli medis Anda untuk mendapatkan suplemen sodium.

Selain itu, pemberian levotiroksin juga dapat diberikan khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak. Akan tetapi, pemberian levotiroksin juga harus diperhatikan penggunaannya karena dapat menyebabkan tirotoksikosis.

Yodium radioaktif juga seringkali dianjurkan bagi para penderita karena telah terbukti dapat mengecilkan ukuran gondok eutiroid hingga 40-60%.

Yodium sangat memiliki peranan dalam perkembangan hormone. Kurangnya konsumsi yodium dapat menyebabkan berbagai gangguan pada tubuh. Apabila gejala-gejala mencurigakan muncul, disarankan untuk segera berkonsultasi pada ahli medis Anda untuk penanganan awal.


18 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Hayes, K. Verywell Health (2019). An Overview of Iodine Deficiency. (https://www.verywellhealth.com/iodine-deficiency-overview-4582557)
Doheny, K. WebMD (2014). Iodine Deficiency Common in Pregnancy, Docs Warn. (https://www.webmd.com/baby/news/20140526/iodine-deficiency-common-in-pregnancy-pediatricians-warn)
WebMD (2018). How Often Do I Need Prenatal Visits?. (https://www.webmd.com/baby/how-often-do-i-need-prenatal-visits)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app