Ingin Menjadi Seorang Vegan? Pastikan Anda Tidak Mengalami Kondisi Ini!

Walaupun tujuan utama menjadi vegan atau vegetarian adalah untuk kesehatan, namun jika Anda mengalami kondisi-kondisi berikut, Anda tidak disarankan untuk menjalani praktik menjadi seorang vegetarian.
Dipublish tanggal: Jul 16, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
Ingin Menjadi Seorang Vegan? Pastikan Anda Tidak Mengalami Kondisi Ini!

Apa Itu pola diet vegan?

Makanan vegetarian dilaporkan telah ada sejak tahun 700 SM. Orang-orang yang mempraktekkan pola diet ini memiliki berbagai alasan, termasuk kesehatan, etika, lingkungan, dan agama.

Apa Itu Diet Vegetarian?

Menurut Masyarakat, seorang vegetarian adalah seseorang yang tidak makan daging, unggas, binatang buruan, ikan, kerang-kerangan atau produk yang dihasilkan dari hewan yang dibunuh.

Karena tidak dapat mengkonsumsi makanan dari sumber hewani, seorang vegetarian biasanya memilih buah, sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan sebagai sumber makanan pokok mereka. 

Berbeda dengan vegan (yang akan dibahas pada bahasan selanjutnya) seorang yang menerapkan pola diet vegetarian masih dapat mengkonsumsi susu dan telur.

Apa Itu Diet Vegan?

Pola makan vegan dapat dipandang sebagai bentuk vegetarianisme yang paling keras. Veganisme saat ini didefinisikan sebagai cara hidup yang berupaya untuk mengeluarkan segala bentuk eksploitasi dan kekejaman terhadap hewan sebanyak mungkin. 

Termasuk eksploitasi untuk makanan dan tujuan lain apa pun.

Karena itu, pola makan vegan tidak hanya mengecualikan daging, tetapi juga susu, telur, dan bahan-bahan yang dihasilkan oleh hewan seperti gelatin, madu, carmine, pepsin, lak, albumin, whey, kasein dan beberapa bentuk vitamin D3.

Kondisi apa yang dapat menghalangi Anda menjadi seorang vegan?

Mengkonsumsi banyak daging merah (seperti daging sapi, daging kambing dll) dan daging ikan yang tercemar oleh limbah di laut berpotensi meningkatkan kemungkinan terkena kanker

Selain itu, mengkonsumsi daging merah juga berkaitan obesitas, penyakit jantung dan penyakit kronis akibat pola makan yang buruk lainnya. Oleh karena itu, tujuan utama dari pola diet vegetarian adalah kesehatan. 

Walaupun tujuan utama menjadi vegan atau vegetarian adalah untuk kesehatan, namun jika Anda mengalami kondisi-kondisi berikut, Anda tidak disarankan untuk menjalani praktik menjadi seorang vegetarian. 

1. Anda mengalami kekurangan vitamin B12.

Vitamin B12 adalah salah satu vitamin yang ditemukan dalam produk hewani, oleh karena itu jika seseorang yang menderita defisiensi vitamin B12 juga menjalani pola makan seperti vegan, mereka akan semakin kesulitan memenuhi kebutuhan vitamin b12. 

Sehingga menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh, anemia, dan rentan mengalami kerusakan saraf.

2. Anda kekurangan zat zinc

Menurut Healthline, tanda-tanda defisiensi Zinc dapat meliputi kerontokkan rambut, kurangnya kewaspadaan, dan menurunkan indera perasa dan penghidu. 

Orang yang kekurangan zinc mungkin juga mengalami penurunan berat badan, diare, atau luka yang tidak jelas penyebabnya.

Medical News Today melaporkan bahwa vegan dan vegetarian berisiko lebih besar mengalami kondisi kekurangan zinc karena banyak tanaman mengandung phytate, yang berikatan dengan seng dan mengurangi penyerapan mineral. 

Zinc yang terkandung dalam produk hewani lebih mudah diserap oleh tubuh.

3. Menderita irritable bowel syndrome (IBS)

Pola makan yang hanya mengandalkan asupan sayuran, buah-buahan, dan pengganti susu yang kaya serat secara terus-menerus yang dapat memperburuk gejala IBS pada beberapa penderita.

Satu studi dari tahun 2017 juga menemukan bahwa diet vegetarian dapat dikaitkan dengan sindrom iritasi usus

Seorang ahli merekomendasikan bahwa orang-orang dengan IBS yang ingin menjalani praktek veganisme disarankan untuk menghindari mengkonsumsi jus buah dalam jumlah besar, mengurangi makanan dengan karbohidrat tinggi seperti kentang dan gandum

Dan pastikan untuk mendapatkan asupan kalsium yang cukup.

4. Memiliki alergi kedelai

Tahu adalah makanan pokok dari banyak hidangan vegan dan merupakan sumber protein utama untuk para vegan. Namun, jika Anda memiliki alergi kedelai, beralih menjadi vegan bisa menjadi jauh lebih sulit.

Kedelai dapat ditemukan di berbagai produk vegan seperti tahu dan tempe. Anda juga akan menemukan kedelai dalam campuran kaldu sayuran, dan makanan beku. 

Oleh karena itu, bagi seseorang yang alergi terhadap kacang kedelai, sangat sulit untuk menjadi vegan dan mencukupi kebutuhan protein harian mereka.

5. Memiliki alergi kacang

Kacang-kacangan adalah salah satu makanan vegan yang populer. Tetapi jika Anda memiliki alergi kacang, menjadi vegan bisa sangat sulit. Kacang sering digunakan sebagai sumber protein dalam hidangan vegan dan makanan penutup.

Jika Anda menderita alergi kacang dan Anda ingin menjadi vegan, Anda membutuhkan sedikit perencanaan tambahan untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan semua nutrisi yang Anda butuhkan saat Anda menjalani pola hidup vegan Anda. 


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
What parents need to know about a vegan diet. Harvard Health. (https://www.health.harvard.edu/blog/what-parents-need-to-know-about-a-vegan-diet-2020010718625)
The vegan diet. NHS (National Health Service). (https://www.nhs.uk/live-well/eat-well/the-vegan-diet/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app