Memahami Hipokondria Kecemasan Berlebihan Terhadap Penyakit

Hipokondria atau hipokondriasis merupakan kondisi dimana seseorang mengalami gangguan kecemasan terhadap penyakit. Ketika mengalami gangguan ini, orang tersebut akan percaya bahwa ia memiliki penyakit yang parah atau bahkan dapat mengancam nyawanya
Dipublish tanggal: Agu 16, 2019 Update terakhir: Nov 10, 2020 Tinjau pada Mar 6, 2020 Waktu baca: 3 menit
Memahami Hipokondria Kecemasan Berlebihan Terhadap Penyakit

Di dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang yang dihadapkan pada berbagai macam masalah, tekanan, kesedihan, dan kecemasan. Tidak jarang masalah-masalah tersebut kemudian menimbulkan reaksi yang dikaitkan dengan adanya masalah pada tubuh, seperti menderita sebuah penyakit yang sangat parah. 

Mengalami rasa cemas ketika terserang penyakit tertentu merupakan hal yang wajar. Setiap orang pasti pernah mengalami hal ini dan mulai mencari jenis pengobatan yang dapat mengatasi masalah tersebut. 

Namun, terkadang ada orang yang merasa cemas secara berlebihan apabila berhubungan dengan penyakit. Bahkan meskipun penyakit tersebut tidaklah ada. Kondisi seperti ini disebut juga dengan hipokondria. 

Hipokondria atau hipokondriasis merupakan kondisi dimana seseorang mengalami gangguan kecemasan terhadap penyakit. 

Ketika mengalami gangguan ini, orang tersebut akan percaya bahwa ia memiliki penyakit yang parah atau bahkan dapat mengancam nyawanya. Padahal, ketika diperiksa penyakit yang dicemaskan tidak ada sama sekali. 

Misalnya ketika mengalami sakit kepala, ia akan percaya bahwa telah menderita tumor otak, atau menduga telah terkena kanker kulit ketika muncul ruam kecil di kulitnya. 

Gangguan kecemasan ini bisa terjadi sesekali, atau bahkan terus-menerus, tergantung pada tingkat keparahannya. 

Meskipun gangguan kecemasan terhadap penyakit ini dapat terjadi pada segala usia, gejala hipokondria biasanya muncul ketika seseorang menginjak usia dewasa, sekitar 25-35 tahun. 

Beragam penyakit hipokondria

Meskipun belum diketahui dengan jelas apa yang menjadi faktor penyebab terjadinya hipokondria, beberapa faktor dibawah ini dinilai dapat menjadi penyebab terjadinya gangguan kecemasan pada seseorang:

  1. Minimnya pemahaman akan penyakit dan gejalanya pada tubuh, sehingga menganggap bahwa semua yang dirasakan merupakan akibat dari penyakit yang serius. 
  2. Memiliki trauma akan penyakit dimasa kecil, sehingga terbawa sampai usia dewasa dimana seseorang merasa takut dengan apa yang dirasakan atau keluhan yang dialami. 
  3. Memiliki anggota keluarga yang sangat cemas akan kesehatan. 

Tidak hanya tiga faktor diatas, hipokondria juga bisa terjadi karena dipicu oleh stres, rasa khawatir yang berlebihan, pernah mengalami pelecehan, atau berlebihan dalam mencari tahu tentang gejala yang dialami dalam berbagai informasi kesehatan. 

Mengenali gejala-gejala hipokondria 

Terdapat berbagai gejala yang menandai kemunculan gangguan kecemasan ini, namun gejala umum yang paling sering terjadi ialah rasa cemas mengalami penyakit serius. Beberapa gejala lain dari hipokondria adalah sebagai berikut: 

  1. Rasa cemas yang semakin meningkat akan kesehatan pribadi. 
  2. Memiliki rasa takut akan penyakit yang dialami sekitar enam bulan.
  3. Sangat khawatir dengan gejala ringan yang dihubungkan dengan penyakit serius.
  4. Berlebihan dalam mengecek tubuhnya sendiri untuk mengetahui tanda-tanda akan sebuah penyakit. 
  5. Membuat janji dengan dokter terlalu sering untuk menunjukkan ada sebuah penyakit. 
  6. Membatasi sosialisai dengan orang lain di berbagai tempat dan kegiatan karena takut terkena penyakit. 

Meskipun terdapat banyak gejala yang muncul, rasa cemas yang dialami oleh penderita hipokondria tidak dipengaruhi oleh gangguan kesehatan mental lainnya. 

Cara mengobati hipokondria 

Gangguan cemas terhadap penyakit dapat diobati dengan beberapa jenis pengobatan. 

Pengobatan ini bertujuan untuk mengatasi keluhan, membantu penderita hipokondria melawan berbagai gejala dan kecemasan yang datang mengganggu. Serta membantu penderita untuk menjalani aktivitas sehari-hari seperti biasa tanpa menghindari orang lain, tempat, maupun kegiatan. 

Dalam pengobatan, psikoterapi biasanya dilibatkan dan didukung juga denga obat-obatan yang sesuai dengan resep dokter. Salah satu jenis psikoterapi yang sering digunakan untuk mengobati hipokondria adalah terapi kognitif perilaku. 

Terapi ini bertujuan untuk: 

  1. Membantu mendeteksi adanya rasa takut dan kecemasan. 
  2. Merubah cara menangani sensasi yang timbul atau gejala yang dirasakan.
  3. Mengurangi tingkah laku penderita yang selalu menghindari dari keramaian atau aktivitas sosial disekitarnya. 
  4. Mengurangi kegiatan memeriksa tubuh berulang kali. 
  5. Membantu mengurangi dan mengatasi rasa cemas dan depresi yang mungkin timbul. 

Jika cara mengatasi hipokondria dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan, maka harus melalui konsultasi dan resep dari dokter. Konsumsi obat antidepresan tanpa saran dokter sebaiknya dihindari. 

Apabila terdapat anggota keluarga Anda yang menunjukkan gejala-gejala gangguan kecemasan terhadap penyeakit ini, segera kunjungi dokter agar segera mendapatkan penanganan yang tepat dan sesuai. 


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Smulevich, Anatoly & Volel, B & Romanov, Dmitry. (2008). Hypochondria as a personality pathology (to a problem of postaddictive hypochondriasis). Zhurnal nevrologii i psikhiatrii imeni S.S. Korsakova / Ministerstvo zdravookhraneniia i meditsinskoĭ promyshlennosti Rossiĭskoĭ Federatsii, Vserossiĭskoe obshchestvo nevrologov [i] Vserossiĭskoe obshchestvo psikhiatrov. 108. 4-12.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/23473206_Hypochondria_as_a_personality_pathology_to_a_problem_of_postaddictive_hypochondriasis)
Tunc, Serhat & Basbug, Hamit. (2018). An extraordinary manifestation of hypochondriasis. Anatolian Journal of Psychiatry. 19. 331-333. 10.5455/apd.262807.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/321322725_An_extraordinary_manifestation_of_hypochondriasis)
Hollifield, Michael & Finlay, Lisa. (2014). The Boundary between Hypochondriasis, Personality Dysfunction, and Trauma. Current Psychiatry Reviews. 10. 10.2174/1573400509666131119005651.. ResearchGate. (Accessed via: https://www.researchgate.net/publication/263610552_The_Boundary_between_Hypochondriasis_Personality_Dysfunction_and_Trauma)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app