Flu Tulang: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mei 19, 2019 Waktu baca: 2 menit
Flu Tulang: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Flu tulang, atau disebut chikungunya, adalah infeksi virus yang ditularkan ke manusia lewat gigitan nyamuk yang terinfeksi. 
  • Gejala flu tulang meliputi demam dan nyeri sendi yang parah. Gejala lainnya termasuk nyeri otot, sakit kepala, mual, kelelahan, dan ruam.
  • Penyakit flu tulang memiliki beberapa tanda-tanda klinis yang mirip dengan demam berdarah.
  • Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit flu tulang ini. Perawatan hanya difokuskan untuk meringankan dan menghilangkan gejala-gejala yang muncul.

Flu tulang adalah istilah awam untuk penyakit chikungunya. Flu tulang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang menimbulkan gejala berupa nyeri tulang dan sendi. 

Chikungunya disebut juga dengan flu tulang karena gejalanya mirip seperti flu biasa. Mulai dari demam, nyeri otot, sakit kepala, hingga nyeri sendi dan tulang, walaupun memang tidak selalu disertai pilek. 

Karena gejalanya yang paling umum adalah nyeri tulang dan sendi, maka muncullah istilah "flu tulang". Bahkan ada juga yang menyebutnya dengan istilah "demam tulang".

Penyebab flu tulang (chikungunya)

Penyebab flu tulang yang paling utama adalah infeksi virus yang ditularkan oleh gigitan nyamuk betina Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua spesies nyamuk tersebut juga menjadi penyebab demam berdarah.

Namun bedanya, nyamuk penyebab demam berdarah tidak dalam posisi menungging saat menggigit manusia. Jenis nyamuk ini juga memiliki kebiasaan menggigit di siang hari, meskipun mungkin puncak aktivitasnya berada di pagi hari dan sore hari. 

Tanda dan gejala flu tulang (chikungunya)

Gejala chikungunya umumnya tidak langsung muncul sesaat setelah seseorang digigit nyamuk. Biasanya dibutuhkan waktu 3-7 hari sampai gejalanya mulai dirasakan.

Banyak orang yang salah mengira penyakit flu tulang dengan demam berdarah. Pasalnya, gejala flu tulang juga menyebabkan penderitanya mengalami demam tinggi secara mendadak, kemudian menurun dan akan kembali demam beberapa hari berikutnya. Gejala ini mirip seperti gejala demam berdarah.

Perbedaannya, demam tinggi akibat chikungunya juga kerap diikuti dengan nyeri sendi. Beberapa penderita juga mengeluh kekakuan pada sendi, bahkan terkadang sampai memerah dan bengkak.

Kombinasi gejala-gejala tersebut kerap membuat penderitanya lebih nyaman dalam posisi menekuk, melengkung, atau membungkuk ketika berjalan. Karena itulah, penyakit ini disebut dengan "Chikungunya" yang artinya menekuk atau membungkuk.

Selain itu, tanda dan gejala chikungunya lainnya termasuk nyeri otot, sakit kepala, mual, kelelahan, nyeri perut, nyeri pada belakang mata, dan ruam. Nyeri sendi biasanya berlangsung selama beberapa hari atau lebih lama sampai berminggu-minggu. Namun dalam beberapa kasus, nyeri sendi dapat bertahan selama beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Pengobatan flu tulang (chikungunya)

Sampai saat ini, belum ada vaksin atau antivirus spesifik yang dapat mengobati flu tulang hingga tuntas. Pengobatan yang diberikan hanya berfungsi untuk meringankan dan menghilangkan gejalanya. 

Untuk meredakan gejalanya, pasien dianjurkan untuk beristirahat dengan cukup dan mengurangi aktivitasnya. Dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk menurunkan demam dan nyeri sendi, misalnya ibuprofen, paracetamol, atau ibuprofen. 

Yang tak kalah penting, pasien dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh agar tidak dehidrasi. Tak hanya dengan minum air putih, Anda juga dapat mengonsumsi makanan berkuah seperti sup hangat.

Guna mencegah gigitan nyamuk chikungunya, lindungi diri Anda dengan memasang kelambu di tempat tidur. Jangan lupa juga untuk mengoleskan losion antinyamuk dan selalu patuhi aturan minum obat dari dokter untuk meringankan gejala flu tulang.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chikungunya virus: Diagnostic challenges in chikungunya infection: Report of an atypical presentation. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5864422/)
Chikungunya Virus: Pathophysiology, Mechanism, and Modeling. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5744143/)
Chikungunya virus: a rheumatologist's perspective. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29533749)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app