Chikungunya - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 8, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 11, 2019 Waktu baca: 3 menit

Mengenal Penyakit Chikungunya

Chikungunya berasal dari bahasa Swahili, berdasarkan gejala pada penderita yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, ini mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia) virus chikungunya ditularkan dari manusia ke manusia oleh nyamuk. Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus, yaitu alphavirus dan ditularkan lewat nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk yang sama juga menularkan penyakit demam berdarah dengue. Gejala terinfeksi chikungunya yang paling umum adalah demam dan nyeri sendi. Gejala lain mungkin termasuk sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, atau ruam.

Wabah Chikungunya terjadi di negara-negara di Afrika, Asia, Eropa, dan Samudera Hindia dan Pasifik. Penyakit ini pertama kali dicatat di Tanzania, Afrika pada tahun 1952, kemudian di Uganda tahun 1963. Di Indonesia, kejadian luar biasa (KLB)chikungunya dilaporkan pada tahun 1982 di Sumatra,namun sebelu KLB tersebut, demam chikungunya di Indonesia pernah dilaporkan pertama kali di Samarinda pada tahun 1973.

Dari profil kesehatan Indonesia tahun 2014, dilaporkan terdapat Kejadian Luar Biasa (KLB) Chikungunya di 8 kabupaten/kota dari 4 provinsi di Indonesia. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI di tahun yang sama, terdapat sekitar 7300 kasus chikungunya tanpa disertai kasus kematian.

Tidak ada vaksin untuk mencegah atau obat untuk mengobati infeksi virus chikungunya.Ketika bepergian ke negara-negara yang rentan terinfeksi virus chikungunya, Wisatawan dapat melindungi diri mereka dengan mencegah gigitan nyamuk dengan cara menggunakan obat nyamuk, memakai lengan panjang dan celana panjang.

Bagaimana penularan penyakit ini?

Virus Chikungunya ditularkan kepada orang lain melalui gigitan nyamuk. Nyamuk menjadi terinfeksi ketika mereka meminum darah seseorang yang sudah terinfeksi virus. Nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lain melalui gigitan.

Virus Chikungunya paling sering menyebar ke manusia oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Kedua jenis nyamuk ini adalah nyamuk yang sama yang menularkan DBD. Mereka menggigit siang hari dan malam hari.

Virus Chikungunya tidak ditularkan dari ibu ke bayi baru lahir, selama waktu kehamilan maupun pada waktu kelahiran. Sampai saat ini, belum ada bayi yang ditemukan terinfeksi virus chikungunya karena menyusui. Karena manfaat pemberian ASI lebih besar daripada resiko penularannya, ibu dianjurkan untuk tetap menyusui bahkan di daerah endemik virus chikungunya.

Bayi baru lahir yang terinfeksi sekitar waktu kelahiran memiliki resiko untuk menimbulkan gejala yang cukup parah, begitu juga dengan lansia  (≥65 tahun), dan orang-orang dengan kondisi medis seperti tekanan darah tinggi kronisdiabetes, atau menderita penyakit jantung.

Secara teori, virus dapat menyebar melalui transfusi darah. Namun sampai saat ini, belum ada laporan mengenai penularan virus Chikungunya melalui transfusi..

Apa saja gejala yang ditimbulkan?

Kebanyakan orang yang terinfeksi virus chikungunya akan menunjukan beberapa gejala yang khas. Gejala biasanya dimulai 3-7 hari setelah digigit oleh nyamuk yang terinfeksi.

Gejala yang paling umum adalah demam dan nyeri sendi. Gejala lain mungkin termasuk sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan sendi, muncul ruam, nyeri tulang, sakit kepala. 

Penyakit Chikungunya jarang mengakibatkan kematian, tetapi gejalanya bisa parah dan menyebabkan kelumpuhan. Sebagian besar pasien merasa lebih baik dalam seminggu. Tetapi pada beberapa orang, nyeri sendi dapat bertahan selama berbulan-bulan.

Bagaimana dokter mendiagnosa jika Anda terinfeksi Chikungunya?

Gejala chikungunya mirip dengan dengue dan Zika, penyakit yang disebarkan oleh nyamuk yang sama yang mentransmisikan chikungunya. Temui dokter Anda jika Anda memiliki gejala yang dijelaskan di atas dan telah mengunjungi area di mana chikungunya ditemukan. 

Jika Anda baru saja bepergian, beri tahu penyedia layanan kesehatan Anda kapan dan kemana Anda bepergian. Penyedia layanan kesehatan Anda akan melalukan tes darah untuk mencari chikungunya atau virus serupa lainnya seperti demam berdarah dan Zika.

Pengobatan Chikungunya

Tidak ada vaksin yang dapat digunakan untuk mencegah atau obat untuk mengobati virus chikungunya. Pengobatan Chikungunya hanyalah pengobatan simptomatik, artinya tidak membunuh virus penyebab Chikungunya, melainkan mengobati gejala-gejala yang dihasilkan.

Jika Anda menderita chikungunya, cegah gigitan nyamuk untuk minggu pertama penyakit Anda. Selama minggu pertama infeksi, virus chikungunya dapat ditemukan di dalam darah dan ditularkan dari orang yang terinfeksi ke nyamuk melalui gigitan nyamuk. Seekor nyamuk yang terinfeksi kemudian dapat menyebarkan virus ke orang lain. Begitu seseorang telah terinfeksi, ia kemungkinan besar akan terlindung dari infeksi di masa depan.

Berikut adalah penanganan awal pada kondisi chikungunya: 

  • Banyak beristirahat
  • Banyak minum cairan untuk mencegah dehidrasi.
  • Minum obat seperti acetaminophen (Tylenol®) atau parasetamol untuk mengurangi demam dan rasa sakit.
  • Jangan mengonsumsi aspirin dan obat anti-inflamasi non-steroid lainnya (NSAIDS sampai dengue dapat dikesampingkan untuk mengurangi risiko perdarahan).
  • Jika Anda meminum obat untuk kondisi medis lain, bicaralah dengan dokter Anda sebelum meminum obat tambahan.

19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2017). What is Chikungunya? (https://www.medicalnewstoday.com/articles/306828.php)
Willacy, H. Patient (2018). Chikungunya Fever. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5977241/)
Kementerian Kesehatan RI (2003). Article. Waspadai Demam Chikungunya. (http://www.depkes.go.id/article/view/491/waspadai-demam-chikungunya.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app