Emfisema - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 7, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 3, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Penyakit Emfisema?

Emfisema adalah penyakit gangguan persaluran pernapasan jangka panjang. Emfisema menimbulkan napas pendek yang sangat menganggu akibat adanya faktor 

infeksi pada jaringan paru-paru. Adanya faktor infeksi dan kebiasaan buruk pada kehidupan sehari-hari. Penyakit ini merupakan satu bagian dari penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK.

Emfisema merupakan suatu gangguan klinis paru pada PPOK selain bronkitis. Penyakit emfisema disebabkan rusaknya kantung udara di paru yang disebut alveoli. Alveoli terletak di dalam paru-paru yang bertujuan sebagai penampung pertukaran udara oksigen dan karbon dioksida. 

Kantung udara yang rusak menjadi tidak elastis sehingga pertukaran udara menjadi tidak lancar. Secara anatomis emfisema terjadi akibat pelebaran saluran paru atau bronkus serta kerusakan pada alveoli sebagai tempat pertukaran oksigen.

Penyebab yang menimbulkan Emfisema adalah sebagai berikut

  1. Merokok
    Kebiasaan merokok yang dilakukan paling banyak pada laki-laki merupakan penyebab utama dan ini sangat berpotensi menimbulkan kerusakan alveoli serta bagian paru-paru lainnya. Selain perokok aktif, perokok pasif juga menimbulkan emfisema akibat paparan asap rokok secara terus-menerus. Komponen zat kimia pada rokok dapat menimbulkan halangan pada aliran udara di bronkus hingga alveoli
  2.  Lingkungan
    Rusaknya alveoli disebabkan oleh polusi udara yang kotor. Bahan kimia yang bersifat polutan dari lingkungan kerja dan aktivitas luar rumah mudah sekali masuk dan menyebabkan rusaknya jaringan di paru-paru
  3. Infeksi
    Riwayat infeksi pada paru-paru yang berulang juga beresiko terjadinya emfisema. Ini berkaitan pada resiko dari PPOK.
  4. Kecacatan Antitripsin Alpha-1
    Kelainan pada Antitripsin Alpha-1 merupakan gangguan genetik dimana berkurangnya kadar Antripsin di dalam darah yang menimbulkan daya tahan tubuh yang menyerang jaringan paru-paru. Penyakit ini jarang terjadi di Indonesia. 

Gejala yang terjadi pada penyakit Emfisema

Gejala awal yang ditemukan pada emfisema adalah batuk berdahak dan sesak napas. Ciri khas batuk akibat emfisema adalah batuk yang berlangsung selama lebihd ari 3 bulan dalam 1 tahun dan minimal selama 2 tahun berturut-turut. Gejala lain yang dapat ditimbulkan pada emfisema antara lain:

  1. Batuk yang mengeluarkan dahak
  2. Napas pendek
  3. Muncul bunyi mengi saat bernapas
  4. Nyeri dada akibat aktivitas otot napas yang berlebihan
  5. Ukuran dada yang membesar
  6. Cepat lelah
  7. Nafsu makan berkurang
  8. Berat badan menurun

Diagnosis untuk penyakit Emfisema

Dokter perlu melakukan pemeriksaan fisik mulai dari menanyakan keluhan yang diderita, lama gejala ini muncul, dan adanya riwayat penyakit yang dapat berkaitan pada emfisema. Pemeriksaan penunjang pada emfisema ditujukan pada adanya kelainan fungsi paru. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Spirometri
    Pemeriksaan dengan spirometri dapat menilai kemampuan paru untuk menampung udara pernapasan. Caranya yaitu dengan melakukan tiupan pada alat spirometri dan alat tersebut dapa mengukut volume udara yang sesuai dengan paru-paru penderita
  2. Rontgen
    Pemeriksaan rontgen tidak menjadi penunjang utama karena beberapa kasus kelainan paru seperti pada emfisema sulit ditemukan dengan pemeriksaan rontgen x-ray.
  3. CT-scan
    Pemeriksaan dengan CT-scan lebih dipilih dalam metode pencitraan karena dapat melihat letak kelainan di bronkus dan alveoli.
  4. Pemeriksaan darah lengkap
    Pemeriksaan darah jarang dilakukan kecuali adanya peranan infeksi paru lainnya yang menimbulkan penyakit. 

Penanganan terhadap Emfisema

Penanganan emfisema bertujuan untuk mengurangi gejala. Metode yang dapat dilakukan adalah pemberian obat-obatan hingga operasi apabila ditemukan kasus berat.

  1. Obat-obatan
    1. Beberapa obat yang diberikan untuk mengurangi gejala emfisema antara lain:
      1. Bronkodilator
        Obat jenis bronkodilator berfungsi mengurangi gejala batuk dan melegakan pernapasan.
      2. Steroid
        Obat steroid hirup atau dengan nebulasi banyak digunakan pada kasus asma yang berfungsi untuk menurunkan inflamasi paru dan mengurangi sesak napas paru.   
      3. Antibiotik
        Pemberian antibiotik juga menjadi pilihan apabila ditemukan adanya infeksi pneumonia dan bronkitis dari PPOK.
      4. Oksigen
        Oksigen menjadi terapi tambahan untuk membantu menyalurkan aliran oksigen yang masuk ke dalam paru-paru.
  2. Pembedahan
    Pembedahan dilakukan adalah adanya gejala kronis yang merusak jaringan paru. Jenis operasi yang digunakan adalah dengan mengangkat jaringan alveoli yang rusak dan dengan melakukan transplantasi paru apabila memungkinkan. 

17 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Heitz, D. Healthline (2016). Emphysema (https://www.healthline.com/health/emphysema)
Bernstein, L. WebMD (2016). What is Emphysema? (https://www.webmd.com/lung/copd/what-is-emphysema)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Emphysema. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/emphysema/symptoms-causes/syc-20355555)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app