HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Dysbiosis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 18, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Tubuh Anda dipenuhi dengan koloni bakteri tidak berbahaya yang dikenal sebagai mikrobiota. Sebagian besar bakteri ini memiliki efek positif pada kesehatan Anda dan berkontribusi pada proses alami tubuh Anda.

Tetapi ketika salah satu koloni bakteri ini tidak seimbang, maka bakteri yang dominan dapat menyebabkan dysbiosis. Dysbiosis biasanya terjadi ketika bakteri di dalam saluran pencernaan / gastrointestinal (GI) Anda menjadi tidak seimbang.

Gejala utama dysbiosis adalah sakit perut ringan yang bersifat sementara. Dalam banyak kasus, tubuh Anda dapat memperbaiki kondisi ini tanpa perawatan khusus apapun. Tetapi jika gejala Anda menjadi lebih serius, Anda perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu penyebabnya.

Apa yang menyebabkan Dysbiosis dan siapa yang berisiko mengalaminya?

Gangguan apapun yang mengganggu keseimbangan mikrobiota dapat menyebabkan dysbiosis.Dysbiosis terjadi di saluran GI Anda, biasanya disebabkan oleh:

  • perubahan pola makan dengan meningkatnya asupan protein atau gula.
  • konsumsi bahan kimia yang tidak disengaja, seperti pestisida yang menempel pada buah yang tidak dicuci.
  • mengkonsumsi minuman beralkohol setiap hari.
  • penggunaan obat-obatan seperti antibiotik, yang mempengaruhi mikrobiota di usus Anda.
  • kebersihan gigi yang buruk
  • tingkat stres atau kecemasan yang tinggi, yang dapat melemahkan sistem kekebalan Anda
  • hubungan seks tanpa kondom, yang bisa membuat Anda terinfeksi bakteri berbahaya

Dysbiosis juga dapat terjadi pada kulit Anda. Hal ini dapat disebabkan oleh paparan bakteri berbahaya atau pertumbuhan berlebih dari satu jenis bakteri. Misalnya, bakteri Staphylococcus aureus dapat tumbuh di luar kendali dan menyebabkan infeksi.

Gardnerella vaginalis dapat  menyebabkan infeksi di vagina dan menyebabkan gejala seperti terbakar, gatal, dan keputihan.

Gejala dysbiosis

Gejala dysbiosis umumnya tergantung pada lokasi dan jenis bakteri. Gejala umum meliputi:

Bagaimana cara mencegah terjadinya Dysbiosis?

Perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu menjaga keseimbangan bakteri dan mencegah pertumbuhan berlebih. Berikut beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya dysbiosis :

  • Hanya gunakan antibiotik jika diresepkan oleh dokter
  • Gunakan suplemen probiotik di bawah pengawasan dokter atau nutritionist Anda.
  • Kurangi konsumsi alkohol, karena dapat mengganggu keseimbangan bakteri dalam usus Anda.
  • Jaga kebersihan mulut Anda dengan rajin menyikat gigi dan menggunakan dental floss.
  • Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks untuk membantu mencegah penyebaran bakteri dan infeksi menular seksual.

Bagaimana cara menangani Dysbiosis?

Diagnosis

Setelah memeriksa riwayat medis Anda dan menilai gejala Anda, dokter Anda dapat melakukan beberapa tes diagnostik berikut:

  • Tes asam organik

Tes ini dilakukan dengan menguji kadar keasaman urin. Jika pH urin asam, kemungkinan terjadi infeksi bakteri di dalam saluran kemih.

  • Comprehensive digestive stool analysis (CDSA)

Pemeriksaan sampel tinja yang bertujuan untuk melihat perkembangan bakteri, ragi, atau jamur pada tinja.

  • Tes napas hidrogen

Tes ini dapat digunakan untuk menguji pertumbuhan bakteri berlebih di usus kecil.

Dokter Anda juga dapat mengambil sampel bakteri atau jaringan (biopsi) dari area infeksi untuk melihat bakteri apa yang menyebabkan infeksi.

Perawatan Dysbiosis

Jika Dysbiosis yang Anda alami disebabkan oleh penggunaan obat tertentu, maka dokter Anda kemungkinan akan menyarankan Anda untuk menghentikan penggunaan sampai gejala Anda membaik.

Dokter Anda mungkin juga meresepkan obat-obatan untuk membantu mengendalikan perkembangan abnormal bakteri, seperti:

  • ciprofloxacin (Cipro), antibiotik yang mengobati infeksi usus akibat dysbiosis.
  • rifaximin (Xifaxan), antibiotik yang mengobati gejala sindrom iritasi usus besar (IBS), suatu kondisi umum yang terkait dengan dysbiosis.
  • kotrimoksazol (Septrin), antibiotik yang mengobati infeksi usus dan saluran kemih akibat dysbiosis.

    Selain pemberian obat-obatan, dokter juga akan menyarankan Anda untuk memodifikasi pola makan dan jenis makanan yang dapat Anda konsumsi.

Makanan yang bisa Anda tambahkan ke dalam diet Anda meliputi:

  • sayuran hijau gelap, seperti bayam dan kangkung
  • ikan, termasuk salmon dan mackerel
  • daging segar (hindari produk daging olahan)

Makanan yang mungkin perlu Anda hindari, contohnya :

  • daging olahan, seperti daging ham dan daging asin atau kalengan
  • Karbohidrat olahan seperti mie atau roti
  • beberapa buah, seperti pisang, apel, dan anggur
  • makanan atau minuman yang terbuat dari susu, seperti yogurt, susu, dan keju
  • makanan tinggi gula, seperti sirup jagung, sirup maple, dan gula tebu mentah

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa yoga dan meditasi dapat membantu tubuh Anda untuk menyerap nutrisi lebih baik. Yoga dan meditasi juga dapat meningkatkan aliran darah ke otak Anda dan ke usus Anda. Melakukan Yoga dan meditasi dapat mengurangi beberapa gejala dysbiosis.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Kalau penderita sakit maag boleh tidak mengkonsumsi kefir?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app