Dolo-Neurobion: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Dolo-Neurobion adalah obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit yang disebabkan oleh gangguan pada saraf (neuritis dan neuralgia).
  • Mengandung kombinasi paracetamol (sebagai antinyrei) dan vitamin B kompleks yang bertindak untuk memperbaiki sel-sel saraf yang rusak.
  • Dosis Dolo Neurobion adalah 3 x sehari 1-2 tablet salut selaput. Kemudian dosis pemeliharaan cukup 1 x sehari 1-2 tablet salut selaput.
  • Obat ini tidak dapat mengobati sakit otot ada gejala-gejala flu, rematik, sakit punggung, dan bursitis.
  • Meski tergolong aman, waspadai risiko efek sampign Dolo-Neurobion berupa gangguan pencernaan, reaksi alergi, hingga kerusakan hati.
  • Klik untuk mendapatkan Dolo Neurobion atau obat saraf & otak lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Dolo-Neurobion adalah obat yang mengandung kombinasi antara parasetamol dan vitamin B kompleks. Obat ini digunakan untuk meredakan rasa sakit yang disebabkan oleh gangguan pada saraf (neuritis dan neuralgia).

Parasetamol bertindak sebagai antinyerinya, dan vitamin B kompleks yang terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 bertindak sebagai nutrisi untuk memperbaiki sel-sel saraf yang rusak. Meskipun obat Dolo-Neurobion ini dijual bebas tanpa resep dokter, namun Anda harus memperhatikan Indikasi, kontraindikasi, dosis, dan efek samping obat.

Mengenal Dolo-Neurobion

Golongan

Tanpa resep dokter

Kemasan

Dos isi 10 strip x 10 tablet salut selaput

Kandungan

Tiap tablet salut selaput mengandung komposisi sebagai berikut:

Tidak seperti Neurobion merah dan biru, serta Neurodex yang hanya mengandung vitamin B kompleks tanpa paracetamol.

Mekanisme kerja Dolo-Neurobion

Parasetamol adalah obat analgesik (pereda nyeri) sekaligus memiliki efek antipiretik (penurun panas). Obat ini umumnya digunakan untuk menurunkan demam, meredakan rasa sakit ringan seperti sakit kepala, pegal-pegal, dan nyeri ringan lainnya.

Sedangkan vitamin B kompleks sangat penting untuk metabolisme saraf agar berfungsi secara normal. Berikut penjelasan dari masing-masing vitamin B kompleks yang dimaksud:

  • Vitamin B1 atau tiamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama sebagai koenzim pada proses dekarboksilasi asam alfa-keto dan berperan dalam proses metabolisme karbohidrat. Secara alami, vitamin B1 banyak terdapat pada gandum, jamur, biji bunga matahari, kentang, jeruk, dan ati.
  • Vitamin B6 atau piridoksin adalah vitamin B yang memiliki peran utama membantu dalam proses metabolisme protein dan asam empedu. Jenis vitamin B ini banyak terdapat pada zat makanan daging-dagingan, kacang-kacangan, dan pisang.
  • Vitamin B12 atau kobalamin adalah vitamin B yang memiliki peran utama dalam sintesa asam nukleat yang berpengaruh pada pematangan sel dan pemeliharaan integritas jaringan saraf. Vitamin ini banyak terdapat pada sereal dan produk kedelai.

Manfaat Dolo-Neurobion

Secara umum, obat Dolo-Neurobion digunakan untuk mengatasi nyeri akibat peradangan pada saraf, seperti:

Kontaindikasi

Beberapa orang dengan kondisi dibawah ini tidak diperbolehkan menggunakan Dolo-Neurobion, yakni:

  • Memiliki alergi terhadap parasetamol atau komponen lain dari obat
  • Memiliki alergi terhadap vitamin B1, B6, dan B12
  • Penderita gangguan fungsi hati yang berat
  • Porfiria akut intermiten
  • Insufisiensi jantung dekompensata
  • Blok AV
  • Bradikardia

Dosis Dolo-Neurobion

Dosis Dolo-Neurobion yang direkomendasikan yaitu:

  • Dosis terapi: 3 x sehari 1-2 tablet salut selaput
  • Dosis pemeliharaan: 1 x sehari 1-2 tablet salut selaput
( ! ) Dolo-Neurobion tidak diindikasikan untuk anak di bawah 6 tahun.

Efek samping Dolo-Neurobion

Obat Dolo Neurobion pada umumnya relatif aman karena ditoleransi baik oleh tubuh dan tidak menimbulkan efek samping. Sejumlah efek samping Dolo-Neurobion pernah dilaporkan akibat penggunaannya yang berlebihan, antara lain:

  • Gangguan saluran cerna seperti mual, muntah, dan diare.
  • Reaksi alergi atau hipersensitivitas bagi mereka yang rentan, yaitu ruam, gatal, dan bentol, serta Stevens Johnson syndrome (SJS), alopesia, dan hipersensitivitas cahaya.
  • Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan hati karena obat ini mengandung parasetamol.

Interaksi Dolo-Neurobion

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter sebelum menggunakan Dolo-Neurobion.

Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat Dolo-Neurobion, harap perhatikan hal-hal berikut ini:

  • Jika setelah 5 hari penggunaan obat rasa sakit tidak kunjung berkurang, maka segera hubungi dokter atau Unit Pelayanan Kesehatan terdekat untuk memperoleh terapi yang lebih tepat.
  • Jangan mengonsumsi alkohol selama menggunakan obat ini, karena dapat meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati.
  • Harap digunakan dengan hati-hati pada penderita penyakit ginjal.
  • Perlu diingat bahwa Dolo-Neurobion tidak untuk mengobati sakit otot pada gejala-gejala flu dan tidak untuk mengobati rematik, sakit punggung, dan bursitis.
  • Kandungan vitamin B komleks dapat menimbulkan sindroma neuropati pada penggunaan jangka panjang. Namun, efek ini akan berangsur hilang bila pengobatan dihentikan.

Artikel terkait:


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Espinosa Bosch, María & Sánchez, A.J. & Rojas, F. & Bosch-Ojeda, Catalina. (2006). Determination of paracetamol: Historical evolution. Journal of pharmaceutical and biomedical analysis. 42. 291-321. 10.1016/j.jpba.2006.04.007.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/7064369_Determination_of_paracetamol_Historical_evolution)
Moore, Nicholas & Vanganse, Eric & Leparc, Jean-Marie & Wall, Richard & Farhan, Mahdi. (1999). The PAIN Study: Paracetamol, Aspirin and Ibuprofen New Tolerability Study. Clinical Drug Investigation - CLIN DRUG INVEST. 18. 89-98. 10.2165/00044011-199918020-00001.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/238225654_The_PAIN_Study_Paracetamol_Aspirin_and_Ibuprofen_New_Tolerability_Study)
Jóźwiak-Bębenista, Marta & Nowak, Jerzy. (2013). Paracetamol: Mechanism of action, applications and safety concern. Acta Pol Pharm. 71. 11-23.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/261999933_Paracetamol_Mechanism_of_action_applications_and_safety_concern)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app