Chloramfecort: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Chloramfecort adalah obat topikal berbentuk krim yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri seperti eksim, alergi kulit, atau infeksi kulit lainnya.
  • Dosis Chloramfecort untuk mengatasi infeksi dan peradangan kulit orang dewasa adalah 2 x sehari, dioleskan secukupnya.
  • Obat ini hanya untuk penggunaan luar (kulit). Hati-hati penggunaan pada area sekitar mata, hidung, dan mulut.
  • Jika ingin menggunakan Chloramfecort saat hamil, sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter. Ibu menyusui tidak boleh menggunakan obat ini.
  • Klik untuk mendapatkan Chloramfecort atau obat kulit lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Chloramfecort adalah obat topikal (untuk kulit) dalam bentuk krim yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri yang rentan terhadap antibiotik chlorampenicol yang disertai peradangan. Efek tersebut tak lain karena Chloramfecort merupakan kombinasi antara antibiotik kloramfenikol dengan kortikosteroid.

Obat yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma ini merupakan jenis obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter. Untuk itu perlu hati-hati dalam menggunakannya.

Mengenai Chloramfecort

Jenis obat Antibiotik dan kortikosteroid topikal
Kandungan Hydrocortisone acetate, chloramphenicol
Kegunaan Mengobati inflamasi/peradangan pada kulit yang disertai infeksi bakteri yang rentan terhadap chlorampenicol
Kategori Obat Resep
Konsumen Dewasa
Kehamilan Kategori C
Sediaan Chloramfecort cream 10 gram

Mekanisme Kerja Chloramfecort

Cara kerja Chloramfecort cream ini dapat dicermati dari kandungan bahan aktifnya yang berupa:

1. Hydrocortisone acetate

Merupakan senyawa kortikosteroid yang memiliki efek anti-inflamasi dan dapat menekan sistem imun. Kandungan yang satu ini memiliki kemampuan dalam menekan migrasi leukosit polimorfonuklear dan pembalikan permeabilitas kapiler yang meningkat, sehingga dapat mengurangi efek peradangan pada kulit.

2. Chloramphenicol

Merupakan antibiotik yang bekerja dengan cara menghambat sintesis protein bakteri yang mengikat subunit 50S dari ribosom bakteri, sehingga mencegah pembentukan ikatan peptida oleh peptidil transferase. Chlorampenicol memiliki kemampuan bakterisidal dan bakteriostatik terhadap bakteri H. influenza, N. meningitidis, S. pneumoniae.

Manfaat Chloramfecort

Chloramfecort digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri pada kulit yang rentan terhadap antibiotik chloramphenicol dan disertai peradangan yang merespon obat kortikosteroid. Contohnya pada eksim, alergi kulit atau infeksi kulit lainnya.

Kontraindikasi

Tidak semua orang boleh menggunakan obat ini. Penderita yang diketahui memiliki kondisi di bawah ini tidak boleh menggunakan Chloramfecort, antara lain:

Dosis Chloramfecort

Chloramfecort tersedia dalam bentuk sediaan cream dengan kekuatan dosis per gramnya sebagai berikut:

Dosis yang tepat sesuai dengan anjuran dokter berdasarkan berat ringannya penyakit, berat badan, usia, dan lain-lain. Adapun dosis Chloramfecort yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:

Untuk mengatasi infeksi dan peradangan kulit:

  • Dewasa: oleskan pada kulit yang sakit sebanyak 2 x sehari.

Petunjuk penggunaan:

  • Gunakanlah obat ini hanya untuk pengobatan luar. Hati-hati penggunaan pada area sekitar mata, hidung, dan mulut.
  • Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai menggunakannya.
  • Gunakanlah antara satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam. Agar lebih mudah, usahakan untuk menggunakannya pada jam yang sama setiap hari.
  • Apabila ada dosis yang terlewat akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikutnya masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Chloramfecort pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.

Efek Samping Chloramfecort

Chloramfecort umumnya ditoleransi dengan baik. Namun demikian, ada efek samping Chloramfecort yang perlu diperhatikan, antara lain:

Efek Overdosis Chloramfecort

Belum ada data yang menunjukkan adanya efek overdosis penggunaan Chloramfecort. Selain hanya untuk penggunaan luar di kulit, dosisnya juga tidak cukup kuat.

Namun, efek samping yang berdampak sistemik mungkin terjadi jika digunakan pada area kulit yang luas dan berlangsung lama. Oleh karena itu, gunakan hanya pada area yang terinfeksi dan patuhi anjuran dokter.

Interaksi Chloramfecort

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, risiko efek samping dapat meningkat, obat tidak bekerja, atau bahkan menimbulkan efek beracun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang Anda konsumsi dan beritahukan kepada dokter. Beberapa jenis obat dapat berinteraksi dengan Chloramfecort di antaranya:

  • Penggunaan bersamaan dengan obat topikal dari jenis antibiotik atau kortikosteroid lain: dapat meningkatkan efek obat dan risiko efek sampingnya. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter Anda jika ingin menggunakan obat topikal (kulit) secara bersamaan.

Perhatian

Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal di bawah ini:

  • Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika memiliki riwayat alergi terhadap kandungan obat ini atau jenis antibiotik dan kortikosteroid lainnya.
  • Hindari berhenti minum obat ini secara tiba-tiba karena dapat meningkatkan risiko munculnya efek samping. Selalu patuhi resep yang diberikan oleh dokter Anda.
  • Hindari penggunaan jangka panjang tanpa resep dokter, efek samping mungkin muncul dan memperparah kondisi. Selain itu, kemungkinan resistensi bakteri juga dapat terjadi.

Kehamilan dan Menyusui

Bolehkah Chloramfecort untuk ibu hamil dan menyusui?

  • Bahan aktif Chloramfecort digolongkan dalam kategori C untuk ibu hamil. Artinya, studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embriosidal atau efek samping lainnya) dan belum ada studi terkontrol pada wanita, atau studi terhadap wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, penggunaan pada wanita hamil sebaiknya dihindari atau jika sangat dibutuhkan saja dan dengan pengawasan dokter.
  • Bahan aktif Chloramfecort diketahui dapat terekstraksi ke dalam ASI ibu menyusui jika digunakan untuk area kulit yang luas dan jangka panjang. Penggunaan Chloramfecort sebaiknya dihindari selama masa menyusui.

Artikel terkait:


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Chloramphenicol: Side Effects, Dosages, Treatment, Interactions, Warnings. RxList. (https://www.rxlist.com/consumer_chloramphenicol_chloramphenicol/drugs-condition.htm)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app