Cataflam: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Jul 22, 2019 Waktu baca: 6 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Cataflam adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi gangguan inflamasi, nyeri haid, arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, hingga sakit gigi.
  • Dosis Cataflam untuk nyeri ringan hingga sedang adalah 2-3 x sehari 50 mg, sedangkan untuk nyeri kronis 75-150 mg/hari.
  • Dosis Cataflam untuk anak usia > 1 tahun disesuaikan dengan berat badan anak dan indikasi. Tidak untuk anak-anak usia di bawah 1 tahun.
  • Cataflam sebaiknya diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan.
  • Cataflam tidak boleh diberikan pada wanita hamil, terutama saat trimester akhir, karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus.
  • Klik untuk mendapatkan Cataflam atau obat anti nyeri lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Cataflam adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi gangguan inflamasi (radang), dismenore (nyeri haid), arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sakit gigi, migrain akut, asam urat, dan nyeri karena batu ginjal dan batu empedu. Cataflam mengandung zat aktif Diclofenac yang termasuk golongan Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID). 

Mengenai Cataflam

Jenis Obat Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID)
Kandungan Kalium Diclofenac
Kegunaan Pereda nyeri, mengurangi gangguan inflamasi (radang), dismenore
Kategori Obat resep
Konsumen Dewasa
Kehamilan Kategori C (trisemester 1 &2), Kategori D (trisemester 3)
Kemasan Tablet, sirup, & sirup kering

Sekilas tentang zat aktif

Diclofenac adalah Non-Steroidal Anti-Inflammatory Drug (NSAID) dengan nama kimia 2-(2,6-dichloranilino) asam fenilasetat. Cara kerja Diclofenac adalah dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase COX-1 dan COX 2, tujuannya untuk membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit serta peradangan. 
Dengan menghalangi kerja enzim COX, prostaglandin lebih sedikit diproduksi dan rasa sakit serta peradangan akan mereda. Karena tidak selektif, maka efek samping peningkatan asam lambung atau iritasi lambung mungkin terjadi pasca penggunaan obat ini.

Manfaat Cataflam

Berikut adalah beberapa manfaat Cataflam:

  • Mengurangi nyeri, gangguan inflamasi (radang), dismenore (nyeri haid), nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan. 
  • Mengurangi rasa sakit pada penderita arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sakit gigi, migrain akut, asam urat, hingga nyeri karena batu ginjal dan batu empedu.
  • Mengurangi nyeri kronis, misalnya pada penderita kanker.
  • Nyeri otot, sendi, menstruasi, gout (asam urat), sakit gigi, dan pembengkakan gusi.

Kontraindikasi

Tidak semua pasien boleh mengonsumsi obat Cataflam, terutama:

  • Pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap Diclofenac, reaksi alergi (bronkospasme, shock, rhinitis, urtikaria) setelah penggunaan aspirin atau NSAID lainnya (seperti ibuprofen atau celecoxib).
  • Pasien dengan kelainan kardiovaskuler dengan riwayat infariko miokard, stroke, dan gangguan trombolitik lain
  • Pasien yang telah melakukan terapi Coronary Artery Bypass Grafting (CABG).
  • Pasien yang memiliki masalah ginjal, hati, atau radang/tukak pada lambung atau usus.
  • Pasien penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, penyakit cerebrovascular, dan gagal jantung kongestif.
  • Pasien dengan gangguan hati dan ginjal yang parah.
  • Pasien yang sedang hamil terutama pada trimester ketiga kehamilan karena meningkatkan kemungkinan bayi prematur atau distres janin. 
  • Ibu menyusui.
  • Dilarang mengonsumsi obat selama berkendara karena dapat menyebabkan kantuk.

Efek samping Cataflam

Berikut adalah beberapa efek samping Cataflam:

  • Gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, sembelit, nyeri perut, diare, dispepsia, kembung, perdarahan / perforasi, mulas, ulkus lambung dan duodenum. Penggunaan obat yang mengandung Diclofenac secara jangka panjang: pasien biasanya diberikan obat seperti misoprostol, ranitidine 150 mg atau omeprazole 20 mg pada waktu tidur untuk mencegah pendarahan gastrointestinal.
  • Pasien penderita gagal jantung, penyakit jantung atau stroke sebaiknya tidak menggunakan obat ini meskipun banyak penelitian mengatakan efek  samping terhadap resiko terjadinya infark miokardial relatif kecil.
  • Efek samping pada organ hati jarang terjadi, dan biasanya reversibel. Meski demikian, kasus-kasus seperti nekrosis hati, sakit kuning, hepatitis fulminan dan gagal hati telah dilaporkan terjadi akibat penggunaan jangka panjang dan dalam dosis yang lebih tinggi. Apabila tanda-tanda dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi atau jika manifestasi sistemik terjadi (eosinofilia, ruam, dan lain-lain), penggunaan obat ini harus segera dihentikan.
  • Efek samping yang berkaitan dengan kesehatan mental berupa gangguan tidur seperti insomnia dan somnolen.
  • Obat-obat golongan NSAID dapat menyebabkan sindrom Lutinized Unruptured Follicle (LUF), yaitu kegagalan ovulasi karena kegagalan kantung telur menghasilkan sel telur (oosit). Oleh karena itu, obat ini dapat menyebabkan kemandulan yang sifatnya sementara pada wanita, terutama jika pemakaiannya dalam jangka panjang.
  • Kondisi-kondisi yang menyebabkan tekanan pada sumsum tulang seperti leukopenia, agranulositosis, thrombopenia dengan/tanpa purpura, anemia aplastik dapat terjadi namun sangat jarang. Walaupun demikian, kemungkinan ini tetap harus diwaspadai, karena jika terjadi dapat berakibat fatal.
  • Anemia aplastik juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan obat-obat NSAID. Pasien pada pengobatan jangka panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka menunjukkan tanda-tanda gejala anemia.
  • Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus dihentikan jika tanda-tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul.
  • Mengganggu siklus menstruasi normal.

Dosis Cataflam

Cataflam diberikan dengan dosis sebagai berikut:

  • Dewasa untuk mengobati nyeri ringan hingga sedang: 2-3 x sehari 50 mg.
  • Dewasa untuk mengobati nyeri kronis: 75-150 mg/hari (tablet diserap tubuh lebih lama).

Dosis dapat ditingkatkan sesuai indikasi terapi. Tidak boleh diberikan pada anak usia di bawah 1 tahun. Pada anak usia di atas 1 tahun, dosis disesuaikan dengan berat badan dan indikasi.

Interaksi Cataflam

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Cataflam adalah:

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan Cataflam adalah:

  • Cataflam sebaiknya diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan.
  • Apabila obat ini diresepkan untuk pasien yang memiiki riwayat maag atau pendarahan gastrointestinal, risiko terjadinya perdarahan meningkat 10 kali lipat.
  • Jangan menggunakan Cataflam pada pasien yang memiliki fungsi hati dan ginjal yang buruk, sedang atau pernah memiliki sakit jantung.
  • Apabila pasien menderita hipertensi, tekanan darah harus dipantau selama pengobatan karena NSAID termasuk Cataflam dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk kondisi hipertensi.
  • Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
  • Pasien harus terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Cataflam.
  • Penggunaan jangka panjang NSAID dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Fungsi hati pasien harus dipantau secara teratur selama pemakaian Cataflam terutama jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
  • Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
  • Belum diketahui apakah Diclofenac diekskresikan melalui ASI. Namun mengingat efek buruk obat ini terhadap anak-anak sebaiknya jangan menyusui saat menggunakan obat ini.
  • Apabila tanda-tanda reaksi anafilaksis (kesulitan bernafas, pembengkakan wajah atau tenggorokan) terjadi segera hubungi pihak medis.

Penggunaan Cataflam untuk Ibu Hamil

FDA di Amerika Serikat (setara BPOM di Indonesia) menggolongkan Diclofenac ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangatlah besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu dapat dijadikan tolak ukur keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis belum dilakukan, penggunaan obat ini pada ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter. 

Cataflam tidak boleh diberikan pada wanita hamil terutama saat trimester akhir kehamilannya karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus.

Artikel terkait:


12 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app