HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Bunyi Bibasilar Crackles - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Pernahkah Anda bertanya-tanya apa yang dokter Anda dengarkan ketika dokter meletakkan stetoskop di punggung Anda dan menyuruh Anda bernapas? Dokter biasanya mendengarkan bunyi paru-paru abnormal seperti bibasilar crackles, atau rales. Bunyi suara ini menunjukkan sesuatu yang serius sedang terjadi di paru-paru Anda.

Bibasilar crackles adalah bunyi bergelembung atau berderak yang berasal dari pangkal paru-paru. Bunyi tersebut mungkin muncul ketika paru-paru sedang mengembang atau mengempis. 

Bibasilar crackles biasanya berlangsung singkat, dan dapat digambarkan sebagai bunyi yang terdengar basah atau kering. Kelebihan cairan di saluran udara dapat menyebabkan munculnya bunyi suara tersebut.

Penyebab, Tanda dan Gejala Munculnya Bunyi Bibasilar Crackles

Ada beberapa kondisi yang dapat menyebabkan kelebihan cairan di paru-paru dan dapat menyebabkan munculnya bunyi bibasilar crackles.

Pneumonia

Pneumonia merupakan suatu infeksi di paru-paru. Pneumonia dapat terjadi di satu atau kedua paru-paru. Infeksi pneumonia dapat menyebabkan kantung udara di paru-paru menjadi berisi dan meradang. 

Infeksi ini dapat menyebabkan seseorang batuk, sulit bernapas, dan kram. Pneumonia bisa bersifat ringan atau mengancam jiwa.

Bronkitis

Bronkitis terjadi saat ada peradangan pada saluran bronkial. Saluran bronkial berfungsi untuk membawa udara ke paru-paru. Gejala-gejalanya mungkin termasuk bibasilar crackles, batuk parah yang mengeluarkan lendir, dan mengi. Merokok adalah penyebab utama terjadinya bronkitis kronis.

Edema paru

Edema paru dapat menyebabkan bunyi berderak di paru-paru Anda. Orang dengan gagal jantung kongestif (CHF) sering mengalami edema paru. CHF terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efektif. 

Ini menghasilkan cadangan darah, yang meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan cairan berkumpul di kantung udara di paru-paru.

Beberapa penyebab non-jantung dari edema paru adalah:

  • cedera paru-paru
  • infeksi virus
  • inhalasi limbah asap
  • hampir tenggelam

Penyakit paru interstitial

Interstitium adalah jaringan dan ruang yang mengelilingi kantung udara paru-paru. Setiap penyakit paru-paru yang berdampak pada daerah ini dikenal sebagai penyakit paru interstitial. Penyakit ini biasanya disebabkan oleh:

  • Paparan di lingkup pekerjaan atau lingkungan, seperti asbes, asap rokok, atau debu batu bara
  • Kemoterapi
  • Radiasi
  • Beberapa kondisi medis
  • Obat antibiotik tertentu

Penyakit paru interstitial biasanya dapat menyebabkan bibasilar crackles.

Penyebab lainnya

Meskipun tidak umum terjadi, bibasilar crackles juga dapat muncul jika Anda memiliki penyakit paru obstruktif kronis (COPD) atau asma.

Tanda dan Gejala Bibasilar Crackles

Tergantung pada penyebabnya, bibasilar crackles dapat muncul dengan gejala lain. Gejala-gejala tersebut dapat meliputi:

Cara Mencegah Munculnya Bunyi Bibasilar Crackles

Ikuti tips di bawah ini untuk meningkatkan kesehatan paru-paru dan membantu mencegah munculnya bunyi bibasilar crackles:

  • Jangan merokok.
  • Batasi paparan Anda terhadap racun lingkungan dan pekerjaan.
  • Jika Anda harus bekerja di lingkungan beracun, tutupi mulut dan hidung Anda dengan masker.
  • Cegah infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin.
  • Hindari keramaian selama musim dingin dan flu.
  • Dapatkan vaksin pneumonia.
  • Dapatkan vaksin flu.
  • Berolahraga secara teratur.

Cara Mengatasi Munculnya Bunyi Bibasilar Crackles

Diagnosa

Dokter akan menggunakan stetoskop untuk mendengarkan Anda bernapas dan mendengarkan bunyi bibasilar crackles. Bunyi crackles mirip dengan bunyi saat Anda menggosok rambut di antara jari-jari, dekat telinga Anda. Pada kasus yang parah, bunyi crackles dapat didengar tanpa menggunakan stetoskop.

Jika Anda menderita bibasilar crackles, dokter akan bertanya mengenai riwayat medis Anda dan mungkin melakukan tes diagnostik untuk mencari penyebab dari bibasilar crackles tersebut. Tes-tes ini dapat mencakup:

  • rontgen dada atau CT scan dada untuk melihat kondisi paru-paru
  • tes darah untuk memeriksa adanya infeksi
  • tes dahak untuk membantu menemukan penyebab infeksi
  • oksimetri nadi untuk mengukur tingkat oksigen dalam darah
  • elektrokardiogram atau ekokardiogram untuk memeriksa masalah di jantung

Pengobatan

Mengatasi crackles dapat dilakukan dengan cara mengobati penyebab yang mendasarinya. Dokter biasanya mengobati pneumonia bakteri dan bronkitis dengan obat antibiotik. Saat mengalami infeksi paru-paru, Anda harus banyak istirahat, tetap terhidrasi dengan baik, dan hindari hal-hal yang dapat mengiritasi paru-paru.

Jika crackles disebabkan oleh kondisi paru-paru kronis, Anda harus melakukan perubahan gaya hidup untuk membantu mengendalikan gejala Anda. Berhentilah merokok. Anda juga harus berusaha menghindari hal-hal yang dapat mengiritasi paru-paru seperti debu dan jamur.

Pengobatan lain untuk penyakit paru-paru kronis mungkin termasuk:

Pembedahan juga dapat menjadi pilihan bagi orang-orang dengan penyakit paru-paru lanjut yang tidak dapat dikendalikan oleh obat-obatan atau pengobatan lainnya. Pembedahan dapat digunakan untuk menghilangkan infeksi atau penumpukan cairan. Transplantasi paru-paru merupakan pilihan terakhir bagi sebagian orang.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
NCBI, Bibasilar crackles (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/medgen/68712).
Carissa Stephens, RN, BSN, CPN, CCRN, Bibasilar crackles (https://www.healthline.com/health/bibasilar-crackles), 6 April, 2016.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app