Bukan Digaruk, Berikut Cara Tepat Mengatasi Gatal pada Kumis dan Janggut

Untuk mengatasi rasa gatal pada daerah kumis dan jenggot, Anda perlu menjaga wajah Anda tetap bersih untuk mencegah penumpukan minyak, kotoran, dan bakteri. Cobalah hal-hal berikut untuk menjaga agar janggut dan kumis Anda tidak gatal:
Dipublish tanggal: Agu 20, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 11, 2020 Waktu baca: 3 menit
Bukan Digaruk, Berikut Cara Tepat Mengatasi Gatal pada Kumis dan Janggut

Bagi sebagian pria, gatal pada kumis dan janggut adalah hal yang cukup sering terjadi, dan kadang-kadang bahkan seseorang tidak menyadarinya sehingga mengabaikannya. 

Namun tidak jarang juga gatal pada kumis atau janggut menyebabkan Anda terbangun di tengah malam atau mengganggu aktivitas Anda sehari-hari.

Rambut pada daerah kumis dan jenggot tidak seperti rambut di kepala Anda. Rambut-rambut ini disebut sebagai rambut androgenik, yang artinya pertumbuhan dari rambut-rambut tersebut dipengaruhi oleh hormon testosteron

Semakin tinggi kadar hormon testosterone dalam tubuh Anda, maka semakin banyak pula pertumbuhan janggut dan kumis Anda. 

Oleh karena itu, Anda membutuhkan perawatan yang berbeda untuk menjaga kesehatan rambut pada jenggot dan kumis dibandingkan dengan rambut di kepala.

Apa yang menyebabkan timbulnya gatal pada daerah kumis dan janggut?

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan daerah kumis dan janggut menjadi gatal. Beberapa diantaranya meliputi :

1. Proses awal tumbuhnya rambut-rambut halus pada wajah

Ketika Anda mencukur, Anda meninggalkan ujung rambut yang tajam di ujung setiap rambut di dalam folikelnya (saluran kecil yang berisi dan melindungi setiap rambut). 

Ketika rambut tumbuh, ujung yang tajam ini dapat menggores folikel dan menyebabkannya gatal. Oleh karena itu tidak heran jika proses awal tumbuhnya rambut-rambut halus dapat menimbulkan rasa gatal pada daerah wajah.

2. Kulit kering

Kulit kering, juga disebut xerosis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh cuaca kering atau dingin atau merendam kulit Anda di dalam air panas terutama saat mandi atau mencuci muka menggunakan sabun muka yang cukup keras.

3. Rambut yang tumbuh ke dalam

Rambut yang tumbuh ke dalam dapat terjadi ketika rambut yang dicukur atau dipotong tumbuh kembali ke folikelnya, bukannya keluar. 

Kondisi ini menyebabkan peradangan pada folikel dan membuat daerah kumis dan janggut Anda menjadi gatal.

4. Folikulitis

Folliculitis adalah suatu kondisi medis yang terjadi ketika terjadi peradangan pada folikel. Peradangan ini dapat disebabkan oleh infeksi dari bakteri, virus, jamur, atau parasit. 

Atau, mungkin terkait dengan penyumbatan folikel rambut, seperti rambut yang tumbuh ke dalam.

5. Eksim seboroik

Eksim seboroik (dermatitis seboroik) adalah kondisi kulit yang dapat membuat kulit Anda bersisik, merah, dan berminyak. Kondisi ini juga dikenal sebagai ketombe saat muncul di kulit kepala.

6. Tinea barbae

Tinea barbae adalah infeksi jamur di daerah rambut wajah. Kondisi ini disebabkan oleh sejenis jamur yang disebut jamur dermatofit.

Apa penanganan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gatal pada kumis dan janggut?

Beberapa penyebab gatalnya daerah kumis dan janggut dapat ditangani dengan mandi secara teratur dan memperhatikan kebersihan wajah Anda. 

Sedangkan penyebab lain mungkin memerlukan obat atau penggunaan antibiotik khusus untuk mengobati sumber rasa gatal.

Menjaga kebersihan dengan baik

Untuk mengatasi rasa gatal pada daerah kumis dan jenggot, Anda perlu menjaga wajah Anda tetap bersih untuk mencegah penumpukan minyak, kotoran, dan bakteri. 

Cobalah hal-hal berikut untuk menjaga agar janggut dan kumis Anda tidak gatal:

  • Mandi secara teratur, setidaknya sekali sehari atau dua hari sekali. Bahkan jika Anda tidak mandi, upayakan untuk mencuci janggut dengan air hangat setiap hari.
  • Gunakan pencuci wajah atau janggut khusus yang ditujukan untuk perawatan kumis dan jenggot.
  • Gunakan kondisioner kumis dan jenggot dengan minyak jojoba untuk menjaga kelembaban alami pada daerah kumis dan jenggot.
  • Batasi lama waktu Anda mandi dan jangan gunakan air yang terlalu panas.
  • Setiap kali Anda mencukur atau memotong jenggot Anda, gunakan pencuci atau lotion alami, seperti yang mengandung minyak pohon teh atau lidah buaya. Hindari produk yang mengandung terlalu banyak bahan kimia sintetis yang keras.
  • Ketika Anda pertama kali menumbuhkan janggut, jika mungkin, cobalah untuk tidak mencukur atau memotong agar rambut Anda tumbuh melampaui folikel, yang dapat mencegah iritasi dan kerusakan kulit atau folikel.

Penggunaan obat-obatan

Jika Anda mengalami infeksi atau kondisi kulit lain yang mendasarinya, dokter mungkin menyarankan untuk menggunakan salep obat, krim, atau lotion. Obat-obatan yang dapat digunakan meliputi:

  • Untuk merawat kulit kering: salep atau krim dengan asam laktat dan urea
  • Untuk mengobati folikulitis: krim mupirocin untuk infeksi bakteri; krim antijamur untuk infeksi jamur; mungkin krim kortikosteroid jika tidak menular.
  • Untuk mengobati dermatitis seboroik: hidrokortison, clobetasol, atau desonide untuk peradangan tidak menular; ketoconazole untuk infeksi jamur.
  • Untuk mengobati pseudofolliculitis barbae: asam glikolat.
  • Untuk mengobati tinea barbae: terapi antijamur topikal mungkin bekerja untuk mengatasi infeksi ringan. Tetapi pada kasus infeksi jamur pada daerah kumis dan janggut biasanya dipilih obat antijamur oral seperti itraconazole atau terbinafine untuk mendapatkan hasil perawatan yang lebih efektif.

Dokter juga mungkin dapat menyarankan untuk menggunakan obat seperti yang tidak tercantum di atas. Pilihan perawatan akan tergantung pada apa yang dirasakan dokter sebagai terapi terbaik untuk kondisi Anda secara spesifik.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app