ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
Ditulis oleh
ADELIA MARISTA SAFITRI, S.K.M
DR. KARTIKA MAYASARI
Ditinjau oleh
DR. KARTIKA MAYASARI

Anaton Kaplet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 6 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Anaton Kaplet adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin disertai batuk.
  • Obat ini mengandung 5 kombinasi bahan aktif sekaligus yaitu paracetamol, phenylpropanolamine, guaifenesin, CTM, dan dextrometorphan.
  • Dosis Anaton Kaplet untuk dewasa adalah 3 x sehari 1 kaplet, sedangkan untuk anak usia 6-12 tahun adalah 3 x sehari 1/2 kaplet.
  • Konsultasikan dulu ke dokter jika ingin menggunakan Anaton Kaplet untuk mengobati gejala flu saat hamil atau menyusui.
  • Tidak diperuntukkan bagi penderita hipertensi parah, penyakit jantung, diabetes melitus, hingga gangguan fungsi hati yang parah.
  • Klik untuk mendapatkan Anaton Kaplet atau obat batuk dan flu lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Anaton Kaplet adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin disertai batuk. Anaton Kaplet mengandung paracetamol (obat yang memiliki aktivitas sebagai antipiretik sekaligus analgetik), phenylpropanolamine (obat nasal decongestan yang merupakan stereoisomer dari norephedrine), guaiphenesin/ glyceryl guaiacolate (obat batuk yang termasuk ekspektoran), chlorpheniramine maleate (obat alergi golongan antihistamin generasi pertama), dan dextromethorphan (obat batuk dari kelas morphinan).

Mengenai Anaton Kaplet

Pabrik

Itrasal

Golongan

Bisa diperoleh tanpa resep dokter di apotek atau toko obat berijin resmi.

Kemasan

Anaton Kaplet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut:

  • Box 10 x 10 kaplet

Kandungan

Anaton Kaplet mengandung zat aktif sebagai berikut:

Mekanisme kerja Anaton Kaplet

Cara kerja Anaton Kaplet dipengaruhi oleh kombinasi bahan aktif di dalamnya, yakni:

1. Paracetamol

Paracetamol, yang dikenal juga dengan nama acetaminophen, adalah obat yang digunakan sebagai analgetik (pereda nyeri) dan antipiretik (penurun demam) yang bisa diperoleh tanpa resep dokter. Meskipun paracetamol memiliki efek anti inflamasi, obat ini tidak dimasukkan sebagai obat NSAID karena efek anti inflamasinya dianggap tidak signifikan.

2. Guaifenesin

Guaiphenesin atau glyceryl guaiacolate adalah obat yang termasuk ekspektoran, yaitu obat yang berfungsi mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan terutama pada infeksi saluran pernapasan akut. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan volume dan mengurangi viskositas mukus dari trakea dan bronkus, sehingga mempermudah pengeluaran dahak dari jalan nafas lewat mekanisme batuk.

3. Phenylpropanolamine

Phenylpropanolamine adalah obat yang digunakan sebagai nasal dekongestan, stimulan, dan sebagai agen anoretik. Obat ini adalah stereoisomer dari norephedrine dan norpseudoephedrine, yang termasuk psikoaktif dari kelas phenethylamine dan amfetamin. 

Obat ini biasanya digunakan dalam bentuk garamnya yaitu phenylpropanolamine hydrochloride.

4. Chlorpheniramine maleate (CTM)

Chlorpheniramine maleate/chlorphenamine/chlortrimeton/CTM adalah obat yang termasuk golongan alkilamina antihistamin generasi pertama. Obat ini digunakan untuk mengobati gejala alergi seperti rhinitis dan urtikaria.

Dibandingkan dengan antihistamin generasi pertama lainnya, chlorpheniramine maleate memiliki efek sedatif yang relatif lemah.

5. Dextromethorphan

Dextromethorphan adalah obat yang termasuk kelas morphinan yang memiliki efek sebagai penenang, disosiatif dan stimulan. Obat ini digunakan sebagai obat penekan batuk, terutama batuk karena iritasi tenggorokan dan bronkial ringan.

Manfaat Anaton Kaplet

Kegunaan Anaton Kaplet adalah untuk mengobati gejala influenza seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Hidung tersumbat
  • Bersin disertai batuk

Kontraindikasi

Anaton kaplet tidak diperuntukkan bagi orang-orang dengan kondisi berikut:

  • Memiliki riwayat hipersensitif terhadap salah satu komponen obat ini.
  • Memiliki kepekaan terhadap obat simpatomimetik lain seperti efedrin, pseudoefedrin, atau fenilefrin.
  • Pasien penderita hipertensi parah, penyakit jantung, diabetes mellitus, dan gangguan fungsi hati yang parah.
  • Sedang menggunakan obat-obat golongan monoamine oksidase (MAO) inhibitors, karena bisa meningkatkan tekanan darah.

Efek samping Anaton Kaplet

Secara umum Anaton Kaplet bisa ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar orang, selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping Anaton Kaplet yang mungkin terjadi:

  • Obat yang mengandung paracetamol bisa menyebabkan kerusakan hati, terutama jika penggunaanya melebihi dosis yang dianjurkan. Potensi efek samping ini meningkat pada pengguna alkohol.
  • Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya mual dan muntah. Pada penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui meningkatkan resiko terjadinya perdarahan lambung.
  • Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang, dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
  • Efek samping pada kulit kejadiannya jarang. Pada tahun 2013, FDA di Amerika Serikat (setara dengan BPOM di Indonesia) memperingatkan kemungkinan terjadinya efek pada kulit seperti sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat pemakaian obat yang mengandung paracetamol. Meski hal ini sangat jarang, namun bisa fatal jika terjadi.
  • Obat Anaton Kaplet juga menyebabkan efek samping berupa sakit kepala, mengantuk, vertigo, gangguan psikomotor, aritmia, takikardi, mulut kering, palpitasi, dan retensi urin.
  • Jika digunakan dengan dosis yang besar, dextromethorphan berpotensi menyebabkan kejang epilepsi.

Dosis Anaton Kaplet

Anaton Kaplet diberikan dengan dosis sebagai berikut:

  • Dewasa: 3 x sehari 1 kaplet.
  • Anak-anak usia 6-12 tahun: 3 x sehari ½ kaplet.

Interaksi Anaton Kaplet

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Anaton kaplet adalah:

  • Metoclopramide: meningkatkan efek analgetik paracetamol.
  • Carbamazepine, fenobarbital, dan fenitoin: meningkatkan potensi kerusakan hati.
  • Kolestiramin dan lixisenatide: mengurangi efek farmakologis paracetamol.
  • Antikoagulan warfarin: paracetamol meningkatkan efek koagulansi obat ini sehingga meningkatkan potensi risiko terjadinya perdarahan.
  • Obat-obat jenis monoamine oksidase (MAO) inhibitors: MAO inhibitors memperpanjang efek obat ini.
  • Dextromethorphan: bisa mempotensiasi obat golongan depresan sistem saraf lain.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Anaton Kaplet adalah sebagai berikut:

  • Pemakaian Anaton Kaplet harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia, pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.
  • Obat Anaton kaplet harus digunakan secara hati-hati pada pasien yang mempunyai penyakit asma.
  • Paracetamol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil. Penggunaan Anaton Kaplet oleh ibu menyusui sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter.
  • Meskipun efek paracetamol terhadap perdarahan lambung relatif lebih kecil daripada obat-obat golongan NSAID, ada baiknya Anaton Kaplet dikonsumsi setelah makan.
  • Jika Anda mengonsumsi alkohol, potensi terjadinya kerusakan hati sangat tinggi terutama pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi.
  • Hati-hati menggunakan obat Anaton Kaplet pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
  • Anaton Kaplet menyebabkan kantuk. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin yang membutuhkan konsentrasi tinggi selama menggunakan obat ini.

Penggunaan Anaton Kaplet untuk ibu hamil

FDA menggolongkan paracetamol dan dextromethorphan ke dalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat-obat yang mengandung paracetamol atau dextromethorphan oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter.

Ringkasan hal-hal penting terkait obat Anaton Kaplet

  • Buang semua sisa obat Anaton Kaplet yang tidak terpakai saat kedaluwarsa atau bila tidak lagi dibutuhkan. Jangan minum obat ini setelah tanggal kedaluwarsa pada label telah berlalu. Obat yang sudah kedaluwarsa dapat menyebabkan sindrom berbahaya yang mengakibatkan kerusakan pada ginjal.
  • Gunakan obat Anaton Kaplet sesuai dengan aturan. Jangan minum obat ini dalam jumlah yang lebih besar atau lebih kecil atau lebih lama dari yang dianjurkan.
  • Jangan berbagi obat dengan orang lain, meskipun mereka memiliki gejala penyakit yang sama dengan Anda.
  • Penggunaan obat ini untuk penderita epilepsi dan pasien yang berisiko kejang, pasien yang mengalami gangguan hati dan ginjal, pasien lansia, ibu hamil dan ibu menyusui harus dilakukan secara hati-hati.
  • Obat ini dapat mengganggu kemampuan untuk melakukan aktivitas yang memerlukan kewaspadaan tinggi (misalnya mengemudi atau mengoperasikan mesin berat).
  • Alkohol dan obat penenang lain dapat meningkatkan ngantuk.
  • Simpan obat pada suhu ruangan. Hindarkan dari kelembaban dan panas.

Artikel terkait:


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Kuffner, Edwin & Rumack, Barry. (2000). Treatment of Pain or Fever with Paracetamol (Acetaminophen) in the Alcoholic Patient. American journal of therapeutics. 7. 123-34. 10.1097/00045391-200007020-00009.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/12015719_Treatment_of_Pain_or_Fever_with_Paracetamol_Acetaminophen_in_the_Alcoholic_Patient)
Klotz, U. (2012). Paracetamol (Acetaminophen) - a Popular and Widely Used Nonopioid Analgesic. Arzneimittel-Forschung. 62. 355-9. 10.1055/s-0032-1321785.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/230599556_Paracetamol_Acetaminophen_-_a_Popular_and_Widely_Used_Nonopioid_Analgesic)
Anderson, Brian. (2008). Paracetamol (Acetaminophen): Mechanisms of action. Paediatric anaesthesia. 18. 915-21. 10.1111/j.1460-9592.2008.02764.x.. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/23276860_Paracetamol_Acetaminophen_Mechanisms_of_action)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app