Phenylpropanolamine: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Mar 12, 2019 Update terakhir: Okt 26, 2020 Tinjau pada Mar 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Apakah Phenylpropanolamine?

Obat dekogestan yang berfungsi untuk mengecilkan pembuluh darah vena dan arteri adalah penjelasan sederhana phenylpropanolamine. 

Biasa digunakan sebagai pengobatan untuk mengurangi mampet yang banyak disebabkan oleh flu, infeksi sinus dan demam karena dapat menyempitkan pembuluh darah di bagian sinus, dada dan hidung, fungsinya untuk melancarkan pembuluh darah bagian tersebut. 

Selain itu phenylpropanolamine juga dapat mengurangi napsu makan sehingga banyak dimanfaatkan sebagian obat diet.

Namun demikian phenylpropanolamine hanya dapat menghilangkan mampet, tidak untuk mengobati akar penyakit, yang mungkin disebabkan oleh virus atau bakteri.

Efek samping Phenylpropanolamine

Seperti obat pada umumnya, phenylpropanolamine juga memiliki efek samping. Efek samping yang dialami akan berbeda-beda, jika Anda mengalami salah satu gejala dibawah ini, segera hentikan penggunaan dan mencari bantuan dokter.

Dalam beberapa kasus, penggunaan phenylpropanolamine dapat meningkatkan pendarahan otak atau stroke hemoragik pada wanita, sehingga obat yang mengandung phenylpropanolamine tidak dianjurkan oleh FDA (US Food and Drug Administration).  

Oleh karenanya, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengkonsumsinya.

Walaupun efek samping belum ditemukan untuk ibu hamil yang mengkonsumsi, namun konsultasi sangat disarankan sebelum penggunaan. 

Sedang untuk ibu menyusui, untuk tidak mengkonsumsi phenylpropanolamine karena termasuk golongan C yang mana obat dapat atau diduga atau telah menimbulkan dampak buruk bagi janin, namun tidak sampai menyebabkan suatu kecacatan yang bersifat permanen.

Interaksi obat Phenylpropanolamine

Pengunaan phenylpropanolamine bersamaan dengan obat lain mungkin dapat mengubah fungsi obat atau bahkan memperburuk efek sampinya. Untuk itu konsultasikan dengan dokter pengunaan phenylpropanolamine jika Anda sedang dibawah pengobatan lainnya. 

Berikut obat-obatan yang dapat bereaksi dengan phenylpropanolamine:

  • Aldomet
  • Indocin
  • Furoxone
  • Ismelin
  • Parlodel
  • Teofilin
  • Fenotiazin
  • Antideperesan jenis trisiklik
  • Kafein dalam makanan dan minuman
  • Interaksi juga mungkin terjadi dengan alkohol atau rokok.
  • Obat-obat selain diatas yang mungkin bereaksi dengan phenylpropanolamine

Dosis and konsumsi Phenylpropanolamine

Konsumsi phenypropanolamine sesuai dengan resep dokter sangat disarankan. Apabila Anda membeli merek dagang phenylpropanolamine di pasaran, ikuti petunjuk dan dosis penggunaan. Karena setiap merek dagang memiliki dosis masing-masing. 

Hindari atau hentikan konsumsi alkohol dan kafein saat penggunaan. Jika phenylpropanolamine dijual dalam bentuk cair, gunakan sendok atau gelas ukur yang diberikan saat Anda membeli. 

Pastikan Anda mengikuti jeda waktu penggunaan untuk menghindari over dosis. Apabila Anda melewatkan jadwal minum obat, jangan menggandakan dosis di jadwal minum berikutnya. 

Contoh dosis minum phenylpropanolamine.

  • Dewasa (13 tahun keatas) jeda 4 jam: 
    18 mg , 2 tablet sehari, maksimal 8 tablet sehari ; atau
    25 mg, 1 tablet sehari, maksimal 4 tablet

Diatas hanyalah contoh yang mungkin disarankan, namun penting diingat bahwa dosis pengunaan setiap orang akan berbeda. Jika pasien sudah dalam resep dokter, agar tetap mengikuti dosis yang dianjurkan.

Dokter akan memberikan resep sesuai dengan keadaan pasien ditinjau dari usia, interkasi obat yang dikonsumsi pasien dan kondisi kesehatan pasien. Pastikan pasien memberikan informasi lengkap termasuk alergi obat-obatan tertentu.

Apabila seseorang mengalami over dosis seperti berkeringat berlebih, pusing, muntah dan pingsan, agar segera dibawa ke unit gawat darurat.

Konsultasikan penggunaan obat jika pasien:

  • Wanita hamil atau menyusui 
  • Gangguan mampet tidak kunjung membaik setelah mengkonsumsi rutin selama 1 minggu \Muncul efek samping
  • Mengemudi karena mungkin menyebabkan rasa kantuk
  • Pasien usia lanjut atau menderita diabetes, gangguan ginjal, gangguan hati, irama detak jantung yang tidak berturan, gangguan prostat, gangguan makan.
  • Mengosumsi bersamaan dengan monoamine oxidase inhibitor

Saran penyimpanan Phenylpropanolamine

Jauhkan phenylpropanolamine dari jangkauan anak-anak, simpan di tempat kering, hindari paparan langsung sinar matahari, hindari menyimpan di ruangan panas, jangan mengkonsumsi obat jika sudah lewat masa berlaku, jangan dibuang ke toilet, atau ikuti saran penyimpanan yang tertera pada kemasan merek dagang. 


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Bravo, E. (1988). Phenylpropanolamine and other over-the-counter vasoactive compounds. Hypertension, 11(3_pt_2). https://doi.org/10.1161/01.hyp.11.3_pt_2.ii7. AHA/ASA Journals. (https://www.ahajournals.org/doi/abs/10.1161/01.HYP.11.3_Pt_2.II7)
Kernan, W., Viscoli, C., Brass, L., Broderick, J., Brott, T., & Feldmann, E. et al. (2000). Phenylpropanolamine and the Risk of Hemorrhagic Stroke. New England Journal Of Medicine, 343(25), 1826-1832. https://doi.org/10.1056/nejm200012213432501. The New England Journal of Medicine. (https://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJM200012213432501)
Silverman HI, Lewis GP. Phenylpropanolamine. JAMA. 1982;247(4):460. doi:10.1001/jama.1982.03320290010007. JAMA Network. (https://jamanetwork.com/journals/jama/article-abstract/366948)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app