HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR.VINA SETIAWAN
Ditinjau oleh
DR.VINA SETIAWAN

Agranulosistosis, Penyakit Apa itu? Dan Bagaimana Cara Mengobatinya?

Dipublish tanggal: Agu 22, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Tinjau pada Mar 2, 2020 Waktu baca: 3 menit
Agranulosistosis, Penyakit Apa itu? Dan Bagaimana Cara Mengobatinya?

Agranulositosis terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat membentuk granulosit. 

Granulosit merupakan jenis sel darah putih yang berfungsi untuk melawan kuman penyakit yang dapat menyebabkan infeksi. Tubuh yang kekurangan granulosit akan rentan terkena infeksi, karena tidak memiliki daya tahan tubuh yang baik.

Infeksi yang sering dialami oleh penderita agranulositosis biasanya terjadi di kulit, paru-paru, maupun tenggorokan. Lalu, apa yang menyebabkan terjadinya agranulositosis? Bagaimana cara mengobatinya? Simak penjelasan berikut ini.

Penyebab Agranulositosis

Agranulositosis dapat disebabkan bawaan dari lahir. Selain itu, agranulositosis juga dapat disebabkan obat atau prosedur medis tertentu. 

Kebanyakan agranulositosis disebabkan efek dari pengobatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 70% agranulositosis berkaitan dengan efek penggunaan obat-obatan. Obat yang dapat menyebabkan agranulositosis antara lain, clozapine, antimalaria, dan obat untuk menangani hipertiroidisme. Selain itu, obat antiinflamasi yang berfungsi untuk mengurangi peradangan juga dapat menyebabkan agranulositosis. 

Agranulositosis juga dapat disebabkan oleh faktor lain, seperti gangguan fungsi sumsum tulang, kemoterapi, riwayat penyakit hepatitis, maupun paparan zat beracun seperti arsenik dan merkuri.

Agranulositosis dapat menyerang semua orang baik tua maupun muda. Namun, agranulositosis kebanyakan terjadi pada orang yang lanjut usia dan anak-anak yang menderita agranulositosis bawaan. 

Munculnya agranulositosis dipengaruhi oleh gangguan kondisi medis, seperti autoimun dan tumor.

Gejala-gejala Agranulositosis

Agrabulositosis tidak memiliki gejala yang jelas. Namun, biasanya penderita agranulositosis mengalami demam. Selain itu, kondisi tubuh juga akan rentan terkena infeksi penyakit karena tidak memiliki sel darah tubuh yang cukup untuk melawan kuman penyakit.

Selain demam, penderita agranulositosis juga mengalami gejala sakit kepala, berkeringat, kemerahan pada wajah, menggigil, dan lemas. Penderita agranulositosis juga mengalami pembengkakan kelenjar bening dan radang tenggorokan.

Jika muncul gejala agranulositosis, sebaiknya segera ditangani. Infeksi akibat agranulositosis dapat menyebar ke seluruh tubuh dengan cepat, sehingga memicu kondisi sepsis yang membahayakan jiwa. 

Sepsis dapat menyebabkan demam tinggi dan peningkatan denyut jantung, sehingga mengganggu pernapasan.

Cara mengobati Agranulositosis

Agranulosistosis biasanya diobati dengan memberikan obat antibiotik. Obat antibiotik akan mencegah infeksi bakteri, serta mengobati infeksi yang telah berkembang. 

Jika agranulositosis disebabkan karena pengobatan, sebaiknya hentikan mengonsumsi obat tersebut. Selain itu, Anda juga dapat mengganti obat tersebut dengan pengawasan dokter.

Ada beberapa cara lain yang dapat digunakan untuk mengobati agranulositosis, yaitu:

Obat penekan kekebalan tubuh

Jika agranulisitosis dipengaruhi oleh penyakit autoimun, Anda dapat mengobatinya dengan memberikan obat penekan kekebalan tubuh seperti prednison.

Granulocyte colony-stimulating Factor (G-CSF)

Jika pengobatan yang dilakukan tidak dapat menyembuhkan agranulositosis, maka dokter akan merekomendasikan pengobatan Granulocyte Colony-Stimulating Factor (G-CSF). 

Pengobatan G-CSF dilakukan dengan menyuntikan hormon yang merangsang sumsum tulang menghasilkan lebih banyak granulosit. Pengobatan G-CSF dilakukan dengan memberikan suntikan di bawah kulit.

Transplantasi sumsum tulang

Jika semua pengobatan medis yang dilakukan tidak dapat menyembuhkan agranulositosis, maka cara yang dapat dilakukan adalah transplantasi sumsum tulang

Tindakan transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan jika telah menemukan donor yang tepat.

Penderita agranulositosis sebaiknya menghindari kerumunan banyak. Selain itu, penderita agranulositosis juga disarankan untuk tidak melakukan kontak langsung dengan orang yang mengalami infeksi. Hal ini karena penderita agranulositosis tidak memiliki daya tubuh yang kuat, sehingga mudah terkena infeksi penyakit.

Agranulositosis memang tidak dapat dicegah. Namun, jika dilakukan pemeriksaan dengan cepat, maka akan segera diketahui penyebabnya, sehingga dapat dilakukan pengobatan yang tepat sesegera mungkin. 

Jika Anda mengalami gejala agranulositosis, sebaiknya segera memeriksakannya agar segera mendapatkan penanganan yang tepat.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
van der Klauw, M. M., Goudsmit, R., Halie, M. R., van’t Veer, M. B., Herings, R. M., Wilson, J. H., Stricker, B. H. (1999, February 22). A population-based case-cohort study of drug-induced agranulocytosis [Abstract]. Archives of Internal Medicine, 159(4), 369-374 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=10030310)
Mohan, A., Joseph, S., Sidarthan, N., Murali, D. (2015, October-December). Carbimazole-induced agranulocytosis. Journal of Pharmacology and Pharmacotherapeutics, 6(4), 228-230 (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4714394/)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app