Mercury - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 12, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Mei 2, 2019 Waktu baca: 4 menit

Merkuri, tentu saja bukan zat yang asing untuk didengar, khususnya bagi para wanita. Merkuri bisa ditemukan di dalam berbagai produk kecantikan dan juga dalam beberapa daging ikan laut yang terkontaminasi merkuri.

Secara ilmiah, merkuri adalah cairan logam perak atau disebut air raksa (Hydrargyrum ). Logam ini adalah logam yang ada secara alami,satu-satunya logam pada suhu kamar (25°C) berwujud cair. Di dalam tabel periodik merkuri (Hg) dengan nomor atom 80 dan nomor massa 200.59. 

Merkuri merupakan unsur transisi dalam susunan tabel periodik unsur, di mana merkuri ada pada golongan II B dan periode 6. Logam murninya keperakan,cairan, tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan pada suhu 3570C akan menguap. 

Merkuri banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu-batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik.

Merkuri biasa digunakan untuk produk kecantikan, namun apakah anda mengetahui bagaimana merkuri bisa merubah kulit menjadi putih dan mulus? Merkuri bekerja dengan cara mempengaruhi enzim trikinase dalam menghambat tirosin sehingga pembentukan melanin tidak terjadi, sehingga kulit mencerah atau terlihat lebih putih. 

Tujuan penggunaannya merkuri ini adalah agar dapat menghilangkan atau mengurangi warna kulit yang gelap pada kulit. Namun penggunaan jangka lama dapat menimbulkan efek samping yang cukup parah bahkan dapat membuat kulit lebih gelap dari sebelumnya.

Selain bahaya saat digunakan sebagai produk kecantikan, efek yang lebih fatal dapat disebabkan oleh merkuri jika terkonsumsi dalam jumlah besar dan masuk ke dalam sistem pencernaan. Hal ini dapat menyebabkan keracunan merkuri.

Apa yang dapat menyebabkan seseorang keracunan Merkuri?

Penyebab keracunan merkuri yang paling umum adalah karena mengonsumsi terlalu banyak methylmercury, yang berhubungan dengan terlalu banyak mengonsumsi seafood.

Sejumlah kecil merkuri terdapat dalam makanan dan produk sehari-hari, yang mungkin tidak mempengaruhi kesehatan Anda. Tapi jika dikonsumsi terlalu banyak dapat menyebabkan keracunan. 

Merkuri itu sendiri terbentuk secara alami, tetapi jumlahnya di lingkungan meningkat karena dipengaruhi oleh industrialisasi. Logam ini bisa masuk ke tanah dan air, dan akhirnya masuk ke dalam tubuh ikan, cumi, udang atau hewan laut lainnya.

Mengkonsumsi makanan dengan merkuri adalah penyebab paling umum dari keracunan jenis ini. Anak-anak dan bayi yang belum lahir sangat rentan terhadap efek keracunan merkuri. Anda dapat membantu mencegah keracunan dengan membatasi paparan terhadap logam yang berpotensi berbahaya ini.

Selain dari faktor makanan, keracunan merkuri dapat disebabkan oleh paparan merkuri dari udara. Sebagai contoh orang yang bekerja pada lingkungan kerja yang berhubungan dengan merkuri seperti pada pabrik peralatan elektronik atau pada pekerja tambang, juga rentan mengalami keracunan merkuri.

Apa saja gejala yang dapat disebabkan oleh keracunan Merkuri?

Gejala yang ditimbulkan sangat bervariasi dan tidak khas, untuk menegakan diagnosa, seorang dokter harus mengetahui bahwa seseorang memiliki riwayat keracunan merkuri untuk dapat mengambil tindakan untuk menentukan tata laksananya. Gejala-gejala yang umum ditemukan adalah meliputi gangguan pada sistem saraf seperti :

  • gelisah
  • depresi
  • sifat lekas marah
  • masalah mengingat
  • mati rasa atau kesemutan
  • tremor

Biasanya, keracunan merkuri terbentuk dalam jangka waktu yang panjang. Namun, serangan tiba-tiba dari gejala-gejala ini bisa menjadi tanda keracunan akut. Hubungi dokter Anda segera jika Anda mencurigai keracunan merkuri.

Merkuri dalam jumlah yang tinggi dapat menyebabkan perubahan neurologis jangka panjang dan kadang permanen. Keracunan merkuri sangat berbahaya, terutama jika terjadi pada anak-anak muda yang masih berkembang. 

Paparan merkuri dapat menyebabkan masalah perkembangan di otak, yang juga dapat mempengaruhi keterampilan motorik seperti berjalan,berlari, melompat, dsb. Beberapa anak yang terpapar merkuri di usia muda dapat mengembangkan ketidakmampuan belajar.

Orang dewasa dengan keracunan merkuri mungkin memiliki kerusakan otak dan kerusakan ginjal permanen. Kegagalan sirkulasi yang merupakan tanda dari penyakit jantung adalah jenis komplikasi lain yang mungkin terjadi.

Diagnosis keracunan Merkuri

Untuk menegakan kondisi ini, dokter akan menanyakan rincian gejala yang dirasakan, kapan gejala tersebut mulai muncul, pola makan dan gaya hidup penderita serta kondisi yang memungkinkan pasien keracunan merkuri. 

Setelah itu, pasien akan menjalani pemeriksaan fisik untuk memeriksa keadaan penderita. Tes penunjang seperti tes darah atau urin juga dapat dilakukan untuk mengukur kadar merkuri dalam tubuh.

Apa yang dapat anda lakukan jika anda atau kerabat anda keracunan Merkuri?

Tidak ada obat untuk keracunan merkuri. Cara terbaik untuk mengobati keracunan merkuri adalah menghentikan paparan terhadap logam ini. Jika Anda mengonsumsi banyak makanan laut yang mengandung merkuri, segera hentikan mengkonsumsi makanan laut. 

Jika toksisitas terkait dengan lingkungan atau tempat kerja Anda, Anda mungkin perlu melakukan sesuatu untuk mengurangi paparan merkuri dari area tersebut atau mungkin berhenti dari pekerjaan Anda. untuk mencegah efek keracunan lebih lanjut.

Jika kadar merkuri Anda mencapai titik tertentu, dokter akan meminta Anda melakukan terapi chelation. Agen chelating adalah obat yang digunakan untuk membuat Anda muntah sehingga dapat mengeluarkan logam dari sistem tubuh Anda dan membantu tubuh Anda membuangnya.

Untuk penanganan jangka panjang, Anda mungkin perlu perawatan lanjutan untuk mengatasi efek keracunan merkuri, seperti efek neurologis, gangguan jantung dan gangguan ginjal.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app