Aceclofenac: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 6 menit

Aceclofenac adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri dan radang pada rheumatoid arthritis, osteoarthritis dan ankylosing spondylitis. Aceclofenac termasuk golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) analog dari diclofenac.

Aceclofenac adalah turunan asam phenylacetic. Cara kerja Aceclofenac adalah menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX). Enzim ini berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan peradangan. Dengan menghalangi kerja enzim COX, prostaglandin lebih sedikit diproduksi, yang berarti rasa sakit dan peradangan akan mereda.

Aceclofenac adalah bentuk ester asam glikolat dari diclofenac. Efek samping berupa ulkus lambung dari obat ini secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan NSAID lainnya. Efek samping berupa ulkus lambung Aceclofenac 2 kali lebih rendah daripada naproxen, 4 x lebih rendah dari diclofenac, dan 7 x lebih rendah daripada indometacin.

Indikasi

Kegunaan Aceclofenac adalah untuk menghilangkan nyeri dan peradangan pada osteoarthritis, rheumatoid arthritis dan ankylosing spondylitis.

Kontra indikasi

  • Jangan digunakan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap  Aceclofenac, atau NSAID lainnya (misalnya, ibuprofen, celecoxib, aspirin, diclofenac, asam mefenamat).
  • Jangan diberikan untuk penderita penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, penyakit cerebrovascular, dan gagal jantung kongestif.
  • Obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki ulkus aktif/riwayat ulkus, riwayat perdarahan atau perforasi yang terkait dengan terapi NSAID.
  • Memiliki penyakit gagal jantung, ginjal dan hati.
  • Kontraindikasi untuk pasien yang sedang hamil terutama di 3 bulan terakhir.
  • NSAID termasuk Aceclofenac tidak boleh diberikan untuk penderita demam berdarah, karena menginduksi kebocoran kapiler dan gagal jantung.
  • Seharusnya tidak diberikan kepada orang-orang dengan porfiria atau ibu menyusui, dan tidak direkomendasikan untuk anak-anak.

Efek Samping Aceclofenac

Berikut adalah beberapa efek samping Aceclofenac yang diketahui :

  • Efek samping yang umum misalnya, gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, sembelit, nyeri perut, diare, dispepsia, kembung, perdarahan / perforasi, mulas, ulkus lambung dan duodenum.
  • Terjadi peningkatan risiko peristiwa arteri trombotik (infark miokard atau stroke, terutama pada dosis tinggi dan dalam perawatan jangka panjang). Data epidemiologis juga menemukan peningkatan risiko sindrom koroner akut dan infark miokard berhubungan dengan penggunaan Aceclofenac.
  • Efek samping pada organ hati jarang terjadi, dan biasanya reversibel. Meski demikian, kasus-kasus seperti nekrosis hati, sakit kuning, hepatitis fulminan dan gagal hati telah dilaporkan terjadi pada pemakaian jangka panjang dan dalam dosis yang lebih tinggi. Jika tanda-tanda dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya : eosinofilia, ruam, dan lain - lain), penggunaan obat ini harus dihentikan.
  • Efek samping yang berkaitan dengan kesehatan mental adalah depresi, kecemasan, mudah marah, mimpi buruk, dan reaksi psikotik. Tetapi ini terjadi sangat jarang.
  • Obat-obat golongan NSAID dapat menyebabkan luteinized sindrom folikel ruptur, yang menunda atau mencegah ovulasi. Oleh karena itu obat ini dapat menyebabkan kemandulan yang sifatnya sementara pada wanita, terutama jika pemakaian dalam jangka panjang.
  • Kondisi-kondisi penekanan sumsum tulang seperti leukopenia, agranulositosis, thrombopenia dengan / tanpa purpura, anemia aplastik dapat terjadi tetapi sangat jarang. Meski demikian kemungkinan ini harus diwaspadai, karena jika terjadi dapat berakibat fatal.
  • Anemia juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan obat-obat NSAID. Pasien pada pengobatan jangka panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka menunjukkan tanda-tanda gejala anemia.
  • Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus dihentikan jika tanda-tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul.
  • Obat ini juga dapat mengganggu siklus menstruasi normal.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan NSAID ini adalah sebagai berikut :

  • Sebaiknya diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan. Tablet jangan dikunyah.
  • Jika obat ini diresepkan untuk pasien yang memiiki riwayat maag atau pendarahan gastrointestinal, resiko terjadinya perdarahan meningkat 10 kali lipat.
  • Jangan digunakan pada pasien yang memiliki fungsi hati dan ginjal yang buruk, sedang atau pernah memiliki sakit jantung.
  • Jika pasien menderita hipertensi, tekanan darah harus dipantau selama pengobatan karena NSAID termasuk Aceclofenac dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk kondisi hipertensi.
  • Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
  • Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Aceclofenac.
  • Penggunaan jangka panjang NSAID dapat menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Fungsi hati pasien harus dipantau secara teratur selama pemakaian Aceclofenac terutama jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
  • Penggunaan pada pasien lanjut usia harus lebih hati-hati karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
  • NSAID dapat mengganggu kesuburan dan tidak dianjurkan pada wanita yang sedang berencana hamil. Penghentian sementara penggunaan Aceclofenac harus dipertimbangkan pada wanita yang mengalami kesulitan untuk hamil atau menjalani pemeriksaan infertilitas.
  • Belum diketahui apakah Aceclofenac diekskresikan melalui ASI. Tetapi mengingat efek yang buruk obat ini terhadap anak-anak sebaiknya jangan menyusui saat menggunakan obat ini.
  • Jika tanda-tanda reaksi anafilaksis (misalnya, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah atau tenggorokan) terjadi segera hubungi pihak medis.

Penggunaan Aceclofenac untuk wanita hamil

Belum ada informasi tentang penggunaan Aceclofenac selama kehamilan. Mengingat potensi risiko obat-obat NSAID, sebaiknya penggunaan obat ini selama kehamilan dilakukan dengan hati-hati.

Selama trimester pertama dan kedua kehamilan, Aceclofenac tidak boleh diberikan kecuali sangat diperlukan. Jika Aceclofenac digunakan oleh wanita yang sedang merencanakan untuk hamil, atau selama trimester pertama dan kedua kehamilan, gunakan dosis terendah dan durasi pengobatan sesingkat mungkin.

Selama trimester ketiga kehamilan, semua obat yang menghambat sintesis prostaglandin mengakibatkan hal-hal seperti berikut :

  • Toksisitas cardiopulmonary (penutupan dini duktus arteriosus dan hipertensi pulmonal), disfungsi ginjal yang dapat berkembang menjadi gagal ginjal dengan oligo-hydroamniosis.
  • Kemungkinan mengakibatkan perpanjangan durasi perdarahan sebagai efek anti-agregasi yang dapat terjadi bahkan pada dosis yang sangat rendah.
  • Penghambatan kontraksi uterus sehingga persalinan tertunda atau berkepanjangan dengan kecenderungan perdarahan meningkat baik pada ibu maupun janin.

Oleh karena hal-hal di atas, Aceclofenac kontraindikasi untuk digunakan selama trimester ketiga kehamilan.

interaksi obat

 Berikut adalah efek yang terjadi jika Aceclofenac digunakan dengan obat-obat lain :

  • Antikoagulan (misalnya, warfarin), aspirin, kortikosteroid (misalnya prednisone), heparin, atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) (misalnya, fluoxetine) : resiko perdarahan lambung meningkat.
  • Siklosporin, lithium, methotrexate, kuinolon (misalnya, ciprofloxacin), atau sulfonilurea (misalnya, glibenclamide, gliclazide, glimepiride, glipizide) : efek samping obat-obat ini meningkat.
  • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor  (misalnya, captopril, enalapril) atau diuretik (misalnya, furosemide, hydrochlorothiazide) : efektivitas obat-obat ini menurun.
  • Hindari penggunaan bersamaan dua atau lebih NSAID (termasuk aspirin) karena hal ini dapat meningkatkan risiko efek samping.
  • Glikosida jantung : NSAID dapat memperburuk gagal jantung, mengurangi GFR (glomerular filtration rate) dan meningkatkan kadar glikosida plasma.

Dosis Aceclofenac

Aceclofenac diberikan dengan dosis :

  • Dodis dewasa : 2 x sehari 100 mg, pada pagi dan sore hari.

Penyesuaian dosis :

  • Gangguan ginjal sedang-parah : kontraindikasi.
  • Gangguan hati ringan : Turunkan dosis awal menjadi 100 mg/hari.
  • Gangguan hati patah : kontraindikasi.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan Aceclofenac harus sesuai dengan yang dianjurkan.


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dooley, Mukta & Spencer, Caroline & Dunn, Christopher. (2001). Aceclofenac. Drugs. 61. 10.2165/00003495-200161090-00012. ResearchGate. (https://www.researchgate.net/publication/257900540_Aceclofenac)
Aceclofenac in the management of inflammatory pain. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15163279)
Aceclofenac: a reappraisal of its use in the management of pain and rheumatic disease. National Center for Biotechnology Information. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11511027)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app