Pulmonary Hypertension - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 6, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Mar 29, 2019 Waktu baca: 5 menit

Hipertensi Pulmonal, penyebab dan pengobatannya

Jika Anda mendengar istilah “darah tinggi”, pasti sudah tidak asing ditelinga Anda, darah tinggi adalah penyakit tingginya tekanan darah dari jantung yang disebabkan oleh berbagai faktor yang disebabkan oleh gaya hidup yang kurang sehat. Darah tinggi dalam istilah kedokteran disebut dengan penyakit hipertensi.

Namun, apakah Anda pernah mendengar istilah hipertensi pulmonal? Pada dasarnya hipertensi pulmonal adalah penyakit darah tinggi juga, tetapi pada hipertensi pulmonal, pembuluh darah yang membawa darah ke paru-paru memiliki tekanan darah yang sangat tinggi, sehingga menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Untuk lebih jelasnya, yuk disimak artikel yang berikut ini.

Apa itu Hipertensi Pulmonal?

Hipertensi dipengaruhi oleh 3 faktor, yang pertama yaitu lebar diameter pembuluh darah (peripheral resistance), semakin kecil diameternya, maka tekanan darah akan lebih besar. Yang kedua adalah volume darah, jika volume darah lebih banyak, maka tekanannya pun otomatis akan lebih besar, sedangkan yang terakhir adalah komposisi darah itu sendiri, jika darah banyak mengandung sodium yang merupakan kandungan utama dari garam, maka darah akan bergerak lebih cepat dan garam dalam darah ini bersifat ingin menarik air ke dalam pembuluh darah, sehingga otomatis faktor yang ketiga juga akan mempengaruhi faktor yang kedua.

Hipertensi berarti penyakit tekanan darah tinggi, sedangkan pulmonal berarti paru-paru.  Hipertensi pulmonal adalah gangguan paru-paru  di mana arteri (pembuluh darah yang membawa dari jantung ke suatu organ) yang membawa darah dari jantung ke paru-paru menjadi menyempit, sehingga sulit bagi darah untuk mengalir melalui pembuluh darah. Akibatnya, tekanan darah di arteri-arteri ini naik jauh di atas tingkat normal. Tekanan abnormal yang terlalu tinggi ini menekan dinding jantung bagian kanan, membuat dinding  jantung bagian kanan bekerja lebih keras, sehingga menyebabkan ukurannya membesar. Jika hal ini terjadi terus menerus, akan menyebabkan jantung kanan berangsur-angsur melemah dan kehilangan kemampuannya untuk memompa cukup darah ke paru-paru. Dan mengakibatkan gagal jantung kanan.

Apakah Penyebab Hipertensi Pulmonal?

Penyebab

Hipertensi pulmonal dapat terjadi pada semua usia, ras, dan latar belakang etnis, tetapi hipertensi pulmonal lebih sering terjadi  pada orang dewasa dan kira-kira terjadi dua kali lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria.

Berdasarkan penyebabnya, WHO mengelompokan hipertensi pulmonal kedalam 5 kelompok. Yaitu:

  • Kelompok 1 Hipertensi arteri paru (PAH). Kelompok 1 hipertensi pulmonal  tidak diketahui penyebabnya, merupakan penyakit keturunan, disebabkan oleh obat-obatan atau racun, infeksi HIV, penyakit hati, penyakit jantung bawaan, penyakit sel sabit, atau schistosomiasis, atau Disebabkan oleh kondisi yang mempengaruhi pembuluh darah vena dan pembuluh darah kecil dari paru-paru.
  • Kelompok 2 Hipertensi Pulmonal. Penyakit jantung kiri adalah penyebab paling umum dari hipertensi pulmonal: Kelompok 2 hipertensi pulmonal sering dikaitkan dengan penyakit jantung kiri seperti penyakit katup mitral atau tekanan darah tinggi kronis.
  • Kelompok 3 Hipertensi Pulmonal. Kelompok 3 terkait dengan masalah paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan penyakit paru interstitial, serta gangguan pernapasan terkait tidur lainnya.
  • Kelompok 4 Hipertensi Pulmonal. Kelompok 4 termasuk hipertensi pulmonal yang disebabkan oleh pembekuan darah di paru-paru atau gangguan pembekuan darah pada umumnya.
  • Kelompok 5 Hipertensi Pulmonal. Grup 5 termasuk hipertensi pulmonal dipicu oleh gangguan Contoh lain dari penyakit atau kondisi tersebut kelainan darah seperti polisitemia vera dan thrombocythemia;. gangguan sistemik seperti sarkoidosis dan vaskulitis, gangguan metabolisme seperti tiroid dan penyimpanan glikogen penyakit, dan kondisi lain seperti Penyakit ginjal dan tumor yang menekan arteri pulmonalis.

Gejala apa saja yang bisa Anda temukan pada Hipertensi Pulmonal?

Pada tahap awal, penyakit ini jarang menunjukan gejala yang bermakna.Namun pada tahap yang lebih lanjut,gejala yang bisa Anda temukan pada hipertensi pulmonal biasanya berupa sesak nafas dan cepat lelah saat melakukan aktivitas sehari-hari, seperti naik tangga. Pusing, dan pingsan juga mungkin bisa terjadi. Gejala tergantung dari kondisi pasien masing-masing, gejala lain yang dapat Anda temukan pada orang yang menderita hipertensi pulmonal meliputi :

  • Detak jantung tidak teratur (palpitasi atau sensasi berdenyut kuat)
  • Denyut jantung yang cepat
  • Pingsan atau pusing
  • Pembengkakan perut atau tungkai
  • Lemas
  • Warna bibir atau kulit menjadi kebiruan
  • Sesak nafas yang bertambah parah saat melakukan aktivitas, dan
  • Kesulitan bernafas saat istirahat, dan pada tahap yang sudah sangat parah, mungkin saat Anda sedang beristirahat pun,Anda akan merasa sesak.

Diagnosis Hipertensi Pulmonal

Untuk mendiagnosis hipertensi pulmonal, dokter akan menanyakan rincian riwayat medis, gejala yang dirasakan serta melakukan pemeriksaan fisik. Bila hasil tidak mencukupi, serangkaian tes penunjang perlu dilakukan untuk memastikan hasil diagnosis, termasuk:

  • Foto Rontgen dada. Untuk mengetahui apabila terjadi pembengkakan pada bilik kanan jantung atau pembuluh darah paru-paru, yang merupakan tanda dari hipertensi pulmonal.
  • Elektrokardiogram (EKG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi aktivitas listrik jantung dan gangguan irama jantung
  • Ekokardiografi.  Dikenal dengan nama lain USG jantung, bertujuan untuk memperkirakan besarnya tekanan pada arteri paru-paru serta kerja kedua bagian jantung untuk memompa darah.
  • Tes fungsi paru. 
  • Kateterisasi jantung. Prosedur ini bertujuan untuk memastikan diagnosis hipertensi pulmonal sekaligus mengetahui tingkat keparahan kondisi ini. 
  • Tes Pemindaian (CT scan, MRI)
  • V/Q scan atau ventilation-perfusion scan. Tes ini bertujuan untuk mendeteksi apabila terdapat gumpalan darah yang dapat menyebabkan hipertensi pulmonal. 
  • Tes darah. Untuk mendeteksi apabila terdapat zat seperti metamfetamin, atau penyakit lain yang dapat meningkatkan risiko hipertensi pulmonal. 
  • Biopsi paru.

Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengobati Hipertensi Pulmonal?

Hipertensi pulmonal dapat menyebabkan gangguan pada jantung mulai dari gangguan irama jantung hingga gagal jantung. Sayangnya kondisi ini tidak dapat disembuhkan. Pengobatan yang diberikan sebatas pada mencegah kondisi semakin memburuk dan menghilangkan gejala saja.

Jika penyebabnya adalah penyakit tertentu, maka dokter akan mengobati penyakit tersebut terlebih dahulu. Meskipun begitu, pengobatan tetap penting untuk menghilangkan gejala. Obat-obatan yang digunakan di antaranya obat untuk melebarkan pembuluh darah atau disebut vasodilator. Obat ini akan membuka pembuluh darah yang menyempit di paru. 

Obat-obatan lain yang dapat diberikan adalah obat hipertensi dari golongan calcium channel blockers, atau obat sildenafil dan tadalafil karena obat-obatan ini bekerja untuk membuka pembuluh darah arteri paru yang terhambat. Kasus yang berat ditangani dengan operasi atau transplantasi jantung.

Perubahan gaya hidup ini dapat memperbaiki gejala Anda:

  • Berhenti merokok
  • Ikuti pola makan yang sehat. Banyak mengkonsumsi buah, sayuran, dan gandum utuh, ditambah daging tanpa lemak, unggas, ikan, dan susu rendah lemak / bebas lemak. Diet Anda harus rendah lemak, kolesterol, natrium, dan gula.
  • Jaga berat badan Anda
  • Rajin berolahraga
  • Berhati-hatilah dengan perjalanan udara atau dataran tinggi Anda mungkin perlu melakukan perjalanan dengan oksigen ekstra.

Jika Anda memiliki gejala-gejala diatas dan Anda mencurigai bahwa diri Anda memiliki penyakit hipertensi pulmonal,  segera periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan kepastian akan penyakit yang Anda derita agar Anda dapat mendapatkan pengobatan sejak dini.


16 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app