Voltadex Tablet: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Agu 2, 2019 Waktu baca: 6 menit

Voltadex Tablet adalah obat yang digunakan sebagai pereda nyeri, mengurangi gangguan inflamasi (radang), dismenore, nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan. Obat Voltadex Tablet juga digunakan sebagai pereda nyeri pada penderita arthritis, rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sakit gigi, migrain akut, asam urat dan nyeri karena batu ginjal dan batu empedu.

Voltadex Tablet mengandung zat aktif Diclofenac, obat yang termasuk golongan nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID). Diclofenac adalah nonsteroidal anti-inflammatory drug (NSAID) dengan nama kimia 2- (2,6-dichloranilino) asam fenilasetat.

Cara kerja Diclofenac adalah menghambat kerja enzim siklooksigenase (COX)1 dan siklooksigenase COX 2. Enzim ini berfungsi untuk membantu pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan peradangan.

Dengan menghalangi kerja enzim COX, prostaglandin lebih sedikit diproduksi, yang berarti rasa sakit dan peradangan akan mereda. Karena tidak selektif maka efek samping peningkatan asam lambung atau iritasi lambung mungkin terjadi paska pemakaian obat ini.

Mengenai Voltadex Tablet

Pabrik

Dexa medica

Golongan

Resep dokter

Kemasan

Voltadex Tablet dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • Dos 50 tablet salut enteric 25 mg
  • 50 tablet salut enteric 50 mg
  • Tablet pelepasan lambat 1000mg

Kandungan

Tiap kemasan obat Voltadex Tablet mengandung zat aktif sebagai berikut :

  • Natrium diclofenac 25 mg / tablet
  • Natrium diclofenac 50 mg / tablet

Manfaat Voltadex Tablet

Berbagai manfaat Voltadex Tablet adalah untuk mengurangi nyeri pada beberapa kondisi berikut ini:

  • Gangguan inflamasi (radang)
  • Dismenore (nyeri haid)
  • Nyeri ringan sampai sedang pasca operasi khususnya ketika pasien juga mengalami peradangan
  • Arthritis
  • Rheumatoid arthritis
  • Osteoarthritis
  • Sakit gigi dan setelah cabut gigi 
  • Migrain akut
  • Asam urat
  • Nyeri karena batu ginjal dan batu empedu
  • Nyeri kronis, misalnya pada penderita kanker.

Dosis Voltadex Tablet

Voltadex Tablet (Diclofenac) diberikan dengan dosis :

Dewasa:

  • Untuk nyeri ringan hingga sedang: 50 mg terbagi dalam 2-3 kali sehari.
  • Untuk nyeri kronis atau tablet yang diserap tubuh lebih lama: 75-150 mg/hari.
  • Dosis dapat ditingkatkan sesuai indikasi terapi
  • Dosis maksimal 200mg/hari

Anak

  • Tidak boleh diberikan pada anak usia < 1 tahun
  • Anak usia > 1 tahun: dosis disesuaikan dengan berat badan dan indikasi

Voltadex Tablet sebaiknya diminum setelah makan atau bersama makanan untuk mengurangi efek samping pada saluran pencernaan. Pasien harus cukup terhidrasi (cukup cairan) sebelum menggunakan Voltadex Tablet.

Efek samping Voltadex Tablet

Beberapa efek samping Voltadex Tablet adalah sebagai berikut:

  • Gangguan pada saluran gastrointestinal seperti mual, muntah, sembelit, nyeri perut, diare, dispepsia, kembung, perdarahan atau perforasi, mulas, ulkus lambung dan duodenum. Penggunaan obat yang mengandung Diclofenac secara jangka panjang, pasien biasanya diberikan obat seperti misoprostol, ranitidine 150 mg, atau omeprazole 20 mg pada waktu tidur, sebagai pencegahan pendarahan gastrointestinal.
  • Infark miokard, terutama pada orang-orang yang menderita gagal jantung, penyakit jantung atau stroke, meskipun risikonya relatif kecil.
  • Efek samping pada organ hati jarang terjadi, dan biasanya reversibel. Meski demikian, kasus-kasus seperti nekrosis hati, sakit kuning, hepatitis fulminan dan gagal hati telah dilaporkan terjadi pada pemakaian jangka panjang dan dalam dosis yang lebih tinggi. Jika tanda-tanda dan gejala yang konsisten dengan penyakit hati klinis terjadi, atau jika manifestasi sistemik terjadi (misalnya : eosinofilia, ruam, dan lain - lain), penggunaan obat ini harus dihentikan.
  • Efek samping yang berkaitan dengan kesehatan mental berupa gangguan tidur seperti insomnia dan somnolen.
  • Sindroma Lutinized Unruptured Follicle (LUF), yaitu kegagalan ovulasi karena kegagalan kantung telur menghasilkan sel telur (oosit). Obat ini dapat menyebabkan kemandulan yang sifatnya sementara pada wanita, terutama jika pemakaian dalam jangka panjang.
  • Kondisi-kondisi penekanan sumsum tulang seperti leukopenia, agranulositosis, thrombopenia dengan / tanpa purpura, anemia aplastik dapat terjadi tetapi sangat jarang. Meski demikian kemungkinan ini harus diwaspadai, karena jika terjadi dapat berakibat fatal.
  • Anemia juga dilaporkan terjadi pada pasien yang menggunakan obat-obat NSAID. Pasien pada pengobatan jangka panjang, kadar hemoglobin dan hematokrit harus diperiksa jika mereka menunjukkan tanda-tanda gejala anemia.
  • Reaksi dermatologis seperti dermatitis eksfoliatif, sindrom Stevens-Johnson, dan nekrolisis epidermal toksik, yang dapat berakibat fatal, dapat terjadi selama pemakaian NSAID. Pengobatan harus dihentikan jika tanda-tanda seperti ruam atau hipersensitivitas muncul.
  • Obat ini juga dapat mengganggu siklus menstruasi normal.
  • Jika obat ini diresepkan untuk pasien yang memiiki riwayat maag atau pendarahan gastrointestinal, risiko terjadinya perdarahan meningkat 10 kali lipat.
  • Penggunaan jangka panjang NSAID dapat menyebabkan kerusakan ginjal.

Interaksi Obat Voltadex Tablet

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Voltadex Tablet adalah:

  • Antikoagulan (misalnya warfarin), aspirin, kortikosteroid (misalnya prednisone), heparin, atau selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) (misalnya fluoxetine): meningkatkan risiko perdarahan lambung.
  • Siklosporin, lithium, methotrexate, kuinolon (misalnya ciprofloxacin), atau sulfonilurea (misalnya glipizide): meningkatkan efek samping obat.
  • Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor (misalnya captopril, enalapril) atau diuretik (misalnya furosemide, hydrochlorothiazide): menurunkan efektivitas obat

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan pasien selama menggunakan Voltadex Tablet (Diclofenac) adalah sebagai berikut :

  • Tidak untuk pasien yang sedang hamil, terutama trimester ketiga, karena meningkatkan risiko bayi prematur atau distres janin.
  • Tidak disarankan untuk ibu menyusui karena memberikan efek buruk pada anak, meskipun belum diketahui apakah Diclofenac diekskresikan melalui ASI.
  • Hati-hati penggunana pada pasien lanjut usia karena mereka lebih sensitif terhadap efek obat ini, terutama perdarahan perut dan masalah ginjal.
  • Tidak untuk pasien yang memiliki riwayat reaksi alergi (bronkospasme, shock, rhinitis, urtikaria) setelah penggunaan aspirin atau NSAID lainnya (misalnya, ibuprofen, celecoxib).
  • Jangan menggunakan Voltadex Tablet pada pasien yang memiliki fungsi hati dan ginjal yang buruk, sedang atau pernah memiliki sakit jantung, memiliki masalah ginjal, hati, atau radang / tukak pada lambung atau usus.
  • Jangan diberikan untuk penderita penyakit jantung iskemik, penyakit arteri perifer, penyakit cerebrovascular, dan gagal jantung kongestif.
  • Jika pasien menderita hipertensi, tekanan darah harus dipantau selama pengobatan karena NSAID termasuk Voltadex Tablet (Diclofenac) dapat meningkatkan tekanan darah dan memperburuk kondisi hipertensi.
  • Karena NSAID dapat menyebabkan retensi cairan dan edema, perhatian harus diberikan pada pasien dengan gagal jantung atau yang sudah pernah mengalami retensi cairan.
  • Pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya jangan menggunakan diclofenac.
  • Fungsi hati pasien harus dipantau secara teratur selama pemakaian Voltadex Tablet (Diclofenac) terutama jika digunakan dalam jangka waktu panjang.
  • NSAID termasuk Diclofenac tidak boleh diberikan untuk penderita demam berdarah, karena menginduksi kerusakan hati lebih cepat
  • Jika tanda-tanda reaksi anafilaksis (misalnya, kesulitan bernafas, pembengkakan wajah atau tenggorokan) terjadi segera hubungi pihak medis.

Penggunaan obat Voltadex Tablet untuk ibu hamil

FDA di Amerika Serikat (setara dengan BPOM Indonesia) mengkategorikan Diclofenac kedalam kategori C dengan penjelasan sebagai berikut :

Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun, jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.

Hasil studi pada hewan tidak selalu bisa dijadikan ukuran keamanan penggunaan obat pada manusia. Oleh karena penelitian secara klinis yang terkendali dengan baik belum dilakukan, penggunaan obat ini oleh ibu hamil harus dikonsultasikan dengan dokter. Voltadex Tablet tidak boleh diberikan pada wanita hamil terutama pada trimester akhir karena dapat menyebabkan penutupan dini duktus arteriosus.

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Voltadex Tablet harus sesuai dengan yang dianjurkan.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app