HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
Ditulis oleh
HONESTDOCS EDITORIAL TEAM
DR. SCIENTIA INUKIRANA
Ditinjau oleh
DR. SCIENTIA INUKIRANA

Ulzol: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 24, 2020 Tinjau pada Agu 27, 2019 Waktu baca: 5 menit

Ulzol adalah obat yang sering digunakan untuk mengobati refluks asam lambung (GERD) Obat ini memiliki kandungan utama berupa omeprazole yang juga bermanfaat untuk mengobat tukak lambung.

Omeprazole merupakan obat yang digolongkan dalam proton pump inhibitor (PPI). Omeprazole berfungsi sebagai obat untuk penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kelebihan produksi asam lambung. Obat ini menekan pengeluaran asam lambung dengan cara menghambat secara spesifik dan permanen pada sistem pompa asam dalam mukosa lambung.

Mengenai Ulzol

Golongan

Resep dokter

Kemasan

Ulzol dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • botol isi 7 kapsul 20 mg

Kandungan

Tiap kapsul Ulzol mengandung Omeprazole 20 mg

Manfaat Ulzol

Kegunaan Ulzol adalah untuk mengobati kondisi-kondisi berikut:

  • Gastroesophageal reflux disease (GERD). GERD adalah penyakit dimana penderita mengalami sensasi terbakar di area dada dan kerongkongan karena asam lambung naik dan terjadi iritasi pada kerongkongan.
  • Tukak (luka) lambung dan tukak usus besar. Tukak lambung biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori dan pemakaian obat-obat NSAID dalam jangka waktu panjang. Untuk tujuan ini, Ulzol biasanya diberikan dalam kombinasi dengan amoxicillin dan Clarithromycin.
  • Esophagitis erosif, yaitu suatu kondisi dimana kerongkongan (esophagus) mengalami peradangan karena iritasi asam lambung, infeksi virus atau jamur, dan penggunaan alkohol serta obat-obatan tertantu.
  • Zollinger-Ellison syndrome, suatu penyakit langka yang terjadi karena tumor pankreas atau usus besar melepaskan hormon yang menyebabkan terjadinya kelebihan produksi asam lambung.

Dosis Ulzol

Ulzol diberikan dengan dosis sebagai berikut:

  • GERD:  1 x sehari 20 mg selama 4-8 minggu. Dosis lanjutan 1 x sehari 20-40 mg. Dosis maksimal harian 40 mg.
  • Perlukaan (luka) pada lambung dan usus: 1 x sehari 20-40 mg selama 4-8 minggu. Dosis lanjutan 1 x sehari 10-20 mg. Dosis maksimal harian 40 mg.
  • Terapi infeksi bakteri Helicobacter pylori: 2 x sehari 20mg selama 1 minggu dengan kombinasi antibiotik. Antibiotik yang dapat digunakan seperti clarithromycin, amoxicillin, atau metronidazole.
  • Luka akibat penggunaan obat antinyeri jangka panjang (NSAID): 1 x sehari 20 mg selama 8 minggu. Dosis lanjutan 1 x sehari 20 mg.
  • Obat sebaiknya diberikan pada pagi hari.
  • Bila dosis terlewat, lanjutkan sesuai jadwal dan kondisi pasien.

Efek samping Ulzol

Secara umum, Ulzol bisa ditoleransi dengan baik selama diberikan pada dosis yang dianjurkan. Berikut adalah beberapa efek samping Ulzol yang mungkin terjadi, antara lain:

  • Efek samping ringan pada saluran pencernaan misalnya diare, nyeri perut, sembelit, sering buang angin , mual dan muntah. Polip lambung dan hiperplasia (perkembangan jaringan saluran cerna tidak normal) dilaporkan terjadi pada penggunaan jangka panjang.
  • Efek samping pada saluran pernapasan yang diketahui adalah batuk.
  • Efek samping pada organ hati adalah terjadinya peningkatan kadar serum transaminase, alkali fosfatase, dan bilirubin. Kejadian-kejadian seperti hepatitis, ensefalopati hati, gagal hati  sangat jarang terjadi.
  • Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun pada penggunaan jangka panjang dan dosis yang besar, omeprazole dapat meningkatkan kreatinin serum dan resiko kerusakan ginjal, termasuk gagal ginjal akut.
  • omeprazole menyebabkan pusing, sakit kepala dan vertigo pada beberapa orang yang sensitif.
  • Telah ada laporan-laporan terjadinya  gangguan pada sel darah seperti : anemia hemolitik, trombositopenia, agranulositosis dan leukositosis pada pemakaian jangka panjang.
  • Reaksi hipersensitivitas (alergi)  akibat pemakaian obat ini sangat jarang, namun jika terjadi pertolongan medis harus segera diberikan karena bisa menyebabkan syok anafilaksis yang berakibat fatal

Interaksi Obat Ulzol

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter. Jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Ulzol adalah:

  • Ulzol menurunkan efek pengobatan clopidogrel (obat jantung) jika diberikan secara bersamaan.
  • Ulzol menghambat kerja enzim CYP3A4, oleh karena itu obat-obat yang dimetabolisme oleh enzim CYP3A4 seperti benzodiazepin, escitalopram, warfarin, oxycodonetramadol, dan oxymorphone konsentrasinya dalam plasma akan meningkat.
  • Obat-obat yang kerjanya tergantung oleh asam lambung seperti ketoconazole (antijamur), atazanavir (antivirus ) dan ester ampicillin, penyerapannya akan menurun sehingga mengurangi efektivitasnya.
  • Obat-obat yang labil dalam kondisi asam seperti erythromycin, dan digoxin penyerapannya akan meningkat.
  • Obat-obat yang dimetabolisme oleh proses oksidasi di dalam hati seperti diazepam, warfarin, dan fenitoin eliminasinya diperpanjang jika diberikan secara bersamaan dengan omprazole sehingga meningkatkan efek farmakologi obat-obat tersebut.

Perhatian

Hal-hal yang harus diperhatikan selama menggunakan obat Ulzol adalah sebagai berikut:

  • Ulzol diketahui ikut keluar bersama air susu ibu (ASI) meskipun dalam jumlah yang kecil, terutama setelah 3 jam pemakaian. Namun, obat ini didegradasi dengan sangat cepat oleh kondisi asam, sehingga sejumlah kecil obat yang masuk ke air susu ibu dan terminum oleh bayi akan rusak sebelum diabsorpsi. Namun jika Anda ragu, berkonsultasilah dengan dokter.
  • Omeprazole dan PPI lain meningkatkan insiden diare karena Clostridium difficile dan juga meningkatkan resiko infeksi Salmonella, Campylobacte, dan infeksi lain.
  • Obat-obat golongan pompa proton inhibitor (PPI) termasuk Ulzol, harus diberikan secara hati-hati pada pasien penderita hipokalsemia (kalsium darah menurun) atau hipoparatiroidisme.
  • Jangan menggunakan ulzol untuk pasien yang memiliki riwayat hipersensitif pada omeprazole.
  • Ulzol menyebabkan terjadinya difisiensi vitamin B12 dan gangguan penyerapan zat besi, terutama pada pemakaian jangka panjang. Ada baiknya jika pemakaian obat ini dilakukan secara jangka panjang dibarengi dengan suplemen vitamin B12.
  • Obat-obat PPI seperti Ulzol diketahui meningkatkan risiko terjadinya patah tulang karena osteoporosis terutama pada pinggul, pergelangan tangan, atau tulang belakang. Resiko ini semakin meningkat pada pemakaian jangka panjang dan dosis yang lebih tinggi dari yang dianjurkan. Pasien yang memiliki risiko ini, harus diberikan dosis terendah dari Ulzol.
  • Keamanan dan efektivitas obat ini pada anak usia kurang dari 1 tahun masih belum diketahui.
  • Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan gangguan fungsi hati dan ginjal.
  • Obat ini bisa menyebabkan pusing. Jangan mengemudi atau menyalakan mesin selama menggunakan obat ini.
  • Pemakaian Ulzol harus dihentikan jika tanda-tanda awal reaksi alergi seperti ruam, gatal, sakit tenggorokan, demam, arthralgia (nyeri sendi hebat), pucat, atau tanda-tanda lainnya muncul, karena jika terjadi bisa berakibat fatal.

Toleransi terhadap kehamilan

KATEGORI C. Penelitian pada reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada manusia. Namun jika potensi keuntungan dapat dijamin, penggunaan obat pada ibu hamil dapat dilakukan meskipun potensi risiko sangat besar.


2 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Ulzol Dosage & Drug Information. MIMS.com. (http://www.mims.com/indonesia/drug/info/ulzol)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app