Tuberculosis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 6, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Tuberkulosis paru (TB) adalah infeksi bakteri pada paru yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Selain menginfeksi paru-paru, bakteri Mycobacterium tuberculosis dapat menginfeksi jaringan tubuh lain. TB paru dapat sembuh dengan diagnosis dini dan pengobatan antibiotik yang tepat.

Penting untuk melindungi diri Anda dari penyakit TB. Menurut American Lung Association (ALA) lebih dari 9,6 juta orang menderita penyakit ini. Jika tidak diobati, tb paru dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa seperti kerusakan paru-paru permanen.

Apa Penyebab Terjadinya Penyakit Tuberkulosis Paru?

TB paru disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (M tuberculosis). Bakteri TB paru dapat menyebar dari orang yang terinfeksi ke orang lain. Anda bisa terinfeksi TB dengan menghirup udara yang terkontaminasi dengan batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi. Infeksi paru-paru yang dihasilkan disebut TB primer.

Sebagian besar orang sembuh dari infeksi TB primer tanpa bukti adanya penyakit lebih lanjut. Infeksi dapat tetap tidak aktif selama bertahun-tahun. Namun pada beberapa orang, infeksi dapat menjadi aktif kembali.

Berikut beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terinfeksi TB paru:

  • Orang tua (berusia di atas 65 tahun)
  • Bayi
  • Orang dengan sistem kekebalan yang melemah, misalnya karena HIV / AIDS, kemoterapi, diabetes, atau menggunakan obat-obatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh
  • Tinggal atau sering kontak dengan penderita TB
  • Hidup dalam kondisi hidup yang penuh sesak dengan hygiene yang buruk
  • Menderita gizi buruk
  • Tinggal pada lingkungan dengan tingkat infeksi HIV yang tinggi
  • Tinggal di daerah adanya jenis TB yang kebal terhadap pengobatan TB

Gejala Tuberkulosis Paru

Tanda dan gejala jika seseorang terinfeksi TB paru meliputi:

Tanda dan gejala tidak selalu muncul jika Anda terinfeksi bakteri M. tuberculosis. Di antara 2,5 miliar orang yang terinfeksi bakteri TB, sebagian besar memiliki TB laten. Orang dengan TB laten tidak menular dan tidak memiliki gejala apapun, karena sistem kekebalan tubuh melindungi mereka dari sakit. Tetapi TB laten dapat berkembang menjadi TB aktif.

Apakah TB Paru Dapat Dicegah?

Mungkin sulit untuk mencegah penularan TB, terutama jika Anda bekerja di lingkungan dengan prevalensi TB yang tinggi atau jika Anda tinggal serumah dengan anggota keluarga yang menderita TB.

Berikut adalah beberapa tip untuk mengurangi risiko terinfeksi TB paru:

  • Berikan edukasi tentang pencegahan TB seperti etiket batuk.
  • Hindari kontak dekat yang lama dengan seseorang yang menderita TB.
  • Pastikan rumah Anda memiliki sirkulasi udara yang baik
  • Gunakan masker wajah jika Anda bepergian ke tempat endemik TB

Siapa pun yang terpapar TBC harus menjalani pemeriksaan TB paru, bahkan jika mereka tidak menunjukkan gejala. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memiliki panduan dan tindakan pencegahan untuk orang yang bekerja atau mengunjungi tempat perawatan kesehatan.

Bagaimana Penanganan Penyakit Tuberkulosis Paru?

Jika Anda memiliki gejala-gejala yang khas seperti gejala pada tuberkulosis paru atau Anda tinggal di lingkungan yang rentan terinfeksi bakteri tuberkulosis, ada baiknya Anda segera melakukan pemeriksaan untuk memastikan jika Anda tidak terinfeksi. Beberapa pemeriksaan yang mungkin dilakukan meliputi :

  • Pemeriksaan dahak / pemeriksaan BTA
  • Kultur dahak (pemeriksaan yang paling akurat)
  • Pemeriksaan GeneXpert
  • Rontgen dada

Pada anak-anak, biasanya pemeriksaan-pemeriksaan di atas tidak menunjukan temuan khas pada penyakit TB, oleh karena itu, pada pasien anak, digunakan skoring TB untuk menentukan apakah seorang anak terinfeksi TB atau tidak. Skoring anak dapat ditentukan melalui beberapa poin yang meliputi :

Pertimbangkan Tuberkulosis pada anak jika:

  • Berkurangnya berat badan 2 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas atau gagal tumbuh.
  • Demam tanpa sebab jelas, terutama jika berlanjut sampai 2 minggu.
  • Batuk kronik ≥ 3 minggu, dengan atau tanpa wheeze (suara nafas mengi).
  • Riwayat kontak dengan pasien TB paru dewasa.

Pemeriksaan fisis

  • Pembesaran kelenjar limfe leher, aksila, inguinal.
  • Pembengkakan progresif atau deformitas tulang, sendi, lutut, falang.
  • Uji tuberkulin. Biasanya positif pada anak dengan TB paru, tetapi bisa negatif pada anak dengan TB milier atau yang juga menderita HIV/AIDS, gizi buruk atau baru menderita campak.
  • Pengukuran berat badan menurut umur atau lebih baik pengukuran berat menurut panjang/tinggi badan.

Pengobatan TB paru

Sangat penting untuk mendapatkan pengobatan untuk TB, baik TB dengan gejala maupun tanpa gejala. Jika Anda menderita TB paru, dokter mungkin akan meresepkan beberapa obat. Anda harus minum obat ini selama enam bulan atau lebih untuk mendapatkan hasil terbaik.

Obat TB kategori satu adalah:

Pemberian obat TB harus diawasi oleh petugas puskesmas atau pusat layanan kesehatan untuk memastikan penderita TB menjalani pengobatan sampai selesai. Rencana pengobatan dapat berubah sesuai dengan respon pasien (efek samping) dan respon penyakit yang diderita pasien. Jika Anda menderita TB paru, Anda harus rutin kontrol ke dokter untuk memantau perkembangan penyakit Anda.


24 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Herchline, T. Medscape (2017). Tuberculosis (TBC) Workup. (https://emedicine.medscape.com/article/230802-overview)
Nall, R. Healthline (2018). Tuberculosis. (https://www.healthline.com/health/tuberculosis)
Mayo Clinic (2017). Diseases and Conditions. Tuberculosis. (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/tuberculosis/symptoms-causes/syc-20351250)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app