Trombosis Vena Mesenterika - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mar 25, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 4 menit

Kebanyakan kasus stroke dan serangan jantung disebabkan oleh trombosis. Trombosis itu sendiri merupakan kondisi pembekuan darah yang dapat menyumbat pembuluh darah di seluruh tubuh, baik pada pembuluh vena maupun arteri.

Bekuan darah tersebut tidak hanya sekadar menyumbat, tapi mungkin juga menghentikan aliran darah dan berakibat fatal. Ketika trombosis terjadi pada pembuluh vena di usus, maka kondisi ini disebut dengan trombosis vena mesenterika.

Apa itu trombosis vena mesenterika?

Trombosis vena mesenterika adalah kondisi terbentuknya gumpalan darah pada satu atau lebih pembuluh vena mesenterika. Pembuluh vena mesenterika itu sendiri merupakan pembuluh balik yang mengalirkan darah dari usus.

Dibandingkan jenis trombosis lainnya, kondisi ini jarang terjadi. Akan tetapi bila tidak segera ditangani, bisa memicu komplikasi dan menyebabkan kematian.

Ada 3 pembuluh vena utama yang membawa darah dari usus, yaitu:

  1. Vena mesenterika superior
  2. Vena mesenterika inferior
  3. Vena lienalis

Pembuluh-pembuluh vena tersebut mengandung darah yang kaya nutrisi, kemudian dialirkan dari usus ke hati melalui vena portal hepatik. Bila terdapat gumpalan pada salah satu pembuluh vena tersebut, aliran darah ke usus dan sistem pencernaan lainnya akan terhambat. Akibatnya, penderita berisiko mengalami iskemia

Baca Selengkapnya: Iskemia Arteri Mesenterika: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Bila terus dibiarkan, trombosis vena mesenterika dapat menyebabkan kerusakan dan kematian jaringan usus, yang disebut dengan infark. 

Mengenal trombosis vena mesenterika

Penyebab

Penyebab trombosis vena mesenterika tidak diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa penyakit yang dapat membuat jaringan usus membengkak dan memicu trombosis. Penyakit tersebut meliputi:

  • Cedera pada perut.
  • Kelainan genetik yang membuat darah lebih rentan membeku.
  • Trombofilia, yaitu kelainan pembekuan bawaan.
  • Infeksi perut, seperti radang usus buntu.
  • Penyakit radang usus, seperti divertikulitis, kolitis ulseratif, dan penyakit Crohn.
  • Pankreatitis atau radang pankreas.
  • Penyakit hati dan sirosis, yaitu tumbuhnya jaringan parut pada hati.
  • Kanker pada sistem pencernaan.

Bagi Anda yang sedang menjalani terapi hormon atau minum pil KB, maka Anda berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah. Kebiasaan merokok juga memiliki risiko yang sama. Oleh karena itu, sebaiknya konsultasikan ke dokter supaya Anda terhindar dari risiko trombosis vena mesenterika.

Gejala

Orang yang mengalami trombosis vena mesenterika biasanya mengalami sakit perut, terutama setelah makan. Tanda dan gejala lainnya meliputi:

Bila dilihat sekilas, gejalanya mungkin tampak sepele dan mirip seperti gangguan pencernaan lainnya. Namun jika hal ini terjadi berkali-kali, segera konsultasikan ke dokter. Menunda perawatan dapat memperparah gejala dan memicu komplikasi serius.

Pencegahan trombosis vena mesenterika

Karena penyebabnya belum diketahui secara pasti, maka tidak ada cara khusus yang dapat mencegah trombosis vena mesenterika. Akan tetapi, Anda dapat menurunkan risikonya dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Bagi Anda yang punya kebiasaan merokok, ada baiknya hentikan sedini mungkin. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, merokok dapat meningkatkan risiko trombosis vena mesenterika.

Sementara bila Anda sedang menjalani terapi hormon atau minum pil KB, tanyakan pada dokter mengenai cara menurunkan risiko pembekuan darah. Dokter mungkin akan menyarankan alat KB lainnya yang minim risiko dan lebih sesuai dengan kondisi Anda.

Baca Selengkapnya: Cara Benar Minum Pil KB

Pengobatan trombosis vena mesenterika

Begitu Anda mengalami tanda dan gejala yang mengarah pada trombosis vena mesenterika, ada baiknya segera konsultasikan ke dokter. Dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan untuk memastikan penyebabnya, meliputi:

  • CT scan, yaitu prosedur menggunaan sinar-X untuk melihat gambar organ dalam perut.
  • USG atau MRI, yaitu prosedur menggunakan magnet dan gelombang radio berenergi tinggi untuk melihat bagian dalam perut dengan lebih jelas.
  • Arteriogram, disebut juga dengan rontgen arteri. Dokter akan menyuntikkan suatu pewarna khusus ke dalam pembuluh arteri, lalu mengarahkan sinar-X pada perut. Pewarna tersebut akan membantu mengidentifikasi area tubuh yang mengalami kerusakan atau penyumbatan.

Ketika ditemukan kasus trombosis vena mesenterika, dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan keparahan gejala dan kondisi masing-masing pasien. Berikut pilihan pengobatan untuk mengatasi trombosis vena mesenterika, yaitu:

Obat pengencer darah

Pengencer darah adalah pengobatan lini utama untuk mencegah pembekuan darah di pembuluh vena mesenterika. Obat yang juga disebut dengan antikoagulan ini tersedia dalam berbagai bentuk, yaitu obat minum atau suntik.

Ketika gumpalan darah ditemukan di vena portal atau vena mesenterika, maka dokter biasanya akan menyuntikkan antikoagulan langsung ke lokasi gumpalan darah. Proses ini disebut dengan trombolisis.

Trombolisis dilakukan dengan cara memasukkan kateter langsung ke pembuluh darah. Setelah itu, dokter akan menggunakan bantuan sinar-X untuk menempatkan kateter di area gumpalan darah. Obat pengencer darah akan disuntikkan guna melarutkan gumpalan tersebut.

Baca Selengkapnya: Obat Pengencer Darah dan Efek Samping

Bedah trombektomi

Bila trombosis vena mesenterika tergolong parah, dokter bisa saja melakukan pembedahan yang disebut dengan trombektomi. Prosesnya mirip seperti trombolisis, tapi kateter tidak digunakan untuk menyuntikkan obat pengencer darah.

Pada operasi trombektomi, kateter tersebut dipakai untuk menarik bekuan darah dari pembuluh darah. Dengan begitu, aliran darah dari usus akan jadi lebih lancar dan tidak lagi tersumbat.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
MedlinePlus, Mesenteric Venous Thrombosis (https://medlineplus.gov/ency/article/001157.htm).
NCBI, Mesenteric Venous Thrombosis (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4284291/).

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app