Tanda Tanda Bayi Susah BAB yang Harus Diwaspadai

Dipublish tanggal: Sep 24, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit

Perlu diperhatikan jika muncul gejala bayi yang susa BAB kerana hal tersebut bisa saja memberi tanda terjadinya kondisi serius. Meskipun terkadang sulit untuk mengetahui gangguan sistem pencernaan pada bayi, sebagai orang tua patut memahami penyebab dari ini guna memberikan penanganan yang tepat jika bayi menglami konstipasi atau sembelit.

Jangan menganggap sepele bayi yang sulit BAB karena ini mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan. Orang tua perlu memahami cara menyikapi kondisi ini.

Bagaimana Cara Mengetahui Bayi Terkena Konstipasi?

Siklus BAB pada bayi memiliki pola tertentu yang penting untuk diketahui. Hal ini agar ketika terjadi kondisi diluar kebiasaan orang tua dapat mendeteksi secepat mungkin.

Perlu diketahui jika kebiasaan BAB pada bayi dipengaruhi oleh beberapa hal. Diantaranya seperti pola makan dan minum, aktivitas, dan seberapa cepat kemampuan tubuh bayi mencerna makanan yang masuk.

Ada beberapa gejala bayi susah BAB, seperti buang air besar kurang dari dua kali dalam seminggu, bentuk kotoran yang lebih keras dari biasanya meskipun frekuensinya tidak berubah atau bayi terlihat kesakitan saat BAB. Umumnya BAB pada bayi usia 0-5 bulan yang mengkonsumsi ASI terjadi seminggu sekali.

Selain itu, bayi akan menjadi rewel dan menangis sambil mengankat kakinya apabila dia sulit untuk BAB. Yang lebih parah apabila bayi hingga mengeluarkan bercak darah yng diakibatkan oleh robeknya dinding rektum bayi akibat tinja keras.

Apabila sudah melaui selama 2 minggu, lebih baik jika konsultasikan dengan dokter. Gejalanya seperti:

Lebih baik jika berkonsultasi pada dokter dan mencari penyebab dan cara mengatasi.

Susu formula

Susu formula lebih rentan mengalami konstipasi jika dibandingkan dengan bayi yang mengkonsumsi ASI. Hal ini kerana kandunga  protein pada susu. Cobalah untuk mengkonsultasikan pada dokter apabila bayi mengalami masalah BAB yang bisa saja disebabkan oleh jenis susu formula.

Makanan padat

Bayi yang baru diperkenalkan dengan makanan padat umunya akan membuat pencernaan bayi belum terbiasa yang menyebabkan susah BAB. Hal ini karena sebelumnya bayi hanya mengkonsumsi makanan cair.

Peralihan ini menimbulkan konstipasi, apalagi jiak langsung diberikan makanan yang minim serat. Untuk meminimalisir lebih baik berikan makanan kaya serat pada bayi.

Dehidrasi

Makanan, minuman dan ASI merupakan pemasok cairan pada tubuh bayi. Pada kondisi gigi tumbuh, sariawan, atau demam memungkinkan dehidrasi pada bayi yang enggak minum susu. Akibat dari ini kontoran menjadi keras dan sulit untuk dikeluarkan.

Kondisi medis tertentu 

Beberapa penyakit juga menyebabkan sulit untuk BAB, namun hal ini jarang terjadi. Kondisi medis  yang menyebabkan yang menyebabkan kontisipasi adalah hipotiroid, alergi terhadap makanan dan gangguan sistem pencernaan sejak lahir.

Cara mengatasi Kontisipasi pada Bayi

Terdapat beberapa cara yang membantu untuk menghilangkan gangguan pencernaan pada bayi, seperti:

Membuat anak aktif

Gerakan yang aktif dapat membantu kotoran terdorong oleh usus. Akan lebih baik apabila bayi sudah dapat merangkak dan berfungsi untuk mendorong tinja agar lebih mundah keluar. Untuk bayi yang belum merangkak dapat dibantu dengan meggerakan kaki bayi seakan mengayuh sepeda.

Memijat perut

Cara memijat perut adalah dengan memijat bagian bawah pusar bayi dengan lembut yang sekitar tiga jari dari pusar. Buatlah bayi merasa rileks dan tidak menyakiti. Pijatan yang diberikan dapat dilakukan dengan arah yang melingkar dari tengah ke luar.

Mengganti susu formula

Apabila gejala konstipasi terlihat sejak mengkonsumsi susu formula, coabalah untuk mengganti dengan susu merek lainnya. Anda juga dapat berkonsultasi dahulu pada dokter untuk menentukan susu formula yang tepat untuk bayi.

Mengkombinasikan makanan

Apabila bayi sudah bisa mengkonsumsi makanan padat, lebih baik jangan seketika memberikan makanan yang berat, contohnya nasi. Cobalah untuk memberi makanan yang kaya serat dan dengan porsi yang secukupnya. Agar lebih optimal, berikan pijatan pada bayi sebelum makan.

Mandikan dengan air hangat

Menggunakan air hangat untuk memandikan bayi dipercaya membantu bayi merasa rileks sehingga saluran pencernaan lebih mudah untuk mengeluarkan kotoran. Pijatan pada perut perlu diberikan agar kotoran lebih mudah untuk keluar.

Cukupi kebutuhan cairan bayi

Kebutuhan ASI yang sesuai dapat membantu pencernaan pada bayi menjadi lancar. ASI yang banyak akan memberikan dampak yang baik untuk bayi, dan apabila sudah menginjak usia 6 bulan dapat diberi cairan lain dari air putih dan buah maupun sayuran yang dihaluskan agar pencernaan lebih lancar.

Jika bayi mengalami kondisi sulit BAB cobalah untuk segera menghubungi dokter agar mendapat penanganan yang sesuai.


6 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Philichi L, et al. (2010). Primary care: constipation and encopresis treatment strategies and reasons to refer [Abstract]. DOI: (https://doi.org/10.1097/SGA.0b013e3181f35020)
Hoecker J. (2017). What are the signs of infant constipation? And what’s the best way to treat it? (https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/expert-answers/infant-constipation/faq-20058519)
How Can I Tell if My Baby Is Constipated? (for Parents). KidsHealth. (https://kidshealth.org/en/parents/constipated.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app