Staphylococcal Scalded Skin Syndrome (SSSS) - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 24, 2019 Update terakhir: Nov 9, 2020 Waktu baca: 3 menit

Staphylococcal scalded skin syndrome (SSSS) adalah infeksi kulit serius yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus. Bakteri ini menghasilkan racun eksfoliatif yang menyebabkan lapisan luar kulit melepuh dan mengelupas, seolah-olah kulit seperti disiram dengan cairan panas. 

SSSS juga disebut penyakit Ritter adalah penyakit yang jarang terjadi. Penyakit ini hanya ditemukan pada 56 dari 100.000 orang. Kondisi ini paling umum terjadi pada anak di bawah 6 tahun.

Apa penyebab terjadinya Staphylococcal Scalded Skin Syndrome?

Bakteri yang menyebabkan SSSS adalah bakteri yang secara umum dapat ditemukan pada permukaan kulit orang sehat. Menurut British Association of Dermatologist, pada 40% orang dewasa, terdapat bakteri Staphylococcus aureus (biasanya pada kulit atau selaput lendir) tanpa menyebabkan penyakit apapun.

Masalah muncul ketika bakteri memasuki tubuh melalui celah di kulit. Racun yang dihasilkan bakteri dapat merusak kemampuan kulit untuk bertahan. Lapisan atas kulit kemudian terpisah dari lapisan di bawahnya, sehingga menyebabkan kelainan kulit khas dari SSSS.

Toksin yang dihasilkan oleh bakteri juga dapat masuk ke aliran darah, menyebabkan reaksi di seluruh kulit. Karena anak-anak kecil,  terutama bayi yang baru lahir memiliki sistem kekebalan tubuh dan ginjal yang kurang berkembang (untuk mengeluarkan racun dari tubuh), mereka paling berisiko mengalami SSSS. 

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Internal Medicine, 98% kasus terjadi pada anak di bawah usia 6 tahun. Selain itu SSSS juga sering ditemukan pada orang dewasa dengan sistem kekebalan yang lemah atau fungsi ginjal yang buruk.

Gejala SSSS

Tanda-tanda awal SSSS biasanya dimulai dengan gejala khas infeksi, seperti:

  • demam
  • rewel
  • kelelahan
  • menggigil
  • kelemahan
  • kurang nafsu makan
  • konjungtivitis (peradangan atau infeksi pada lapisan bening yang menutupi bagian putih bola mata)
  • Kelainan kulit biasanya muncul di daerah popok atau sekitar tali pusat pada bayi yang baru lahir dan pada wajah. Pada orang dewasa, luka dapat muncul di mana saja.
  • kulit merah dan nyeri bila disentuh
  • lepuh mudah pecah
  • kulit mengelupas

Kebanyakan orang dengan SSSS sembuh tanpa masalah atau jaringan parut kulit jika mereka menerima perawatan segera. Namun, jika SSSS tidak ditangani segera, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa :

  • Pneumonia (paru-paru basah akibat infeksi)
  • selulitis (infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam)
  • sepsis (infeksi pada aliran darah)

Bagaimana cara mencegah terjadinya Staphylococcal Scalded Skin Syndrome ?

Untuk mencegah SSSS, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan, yaitu :

  • Menggunakan sabun antibakteri / antiseptik saat mencuci tangan.
  • Menggunakan handuk atau pakaian bersih.
  • Seprai dan pakaian harus dicuci dengan air panas jika anggota keluarga Anda mengalami kondisi ini.
  • Kuku harus pendek untuk menghindari kontaminasi.
  • Tidak pergi ke sekolah dan pusat pengasuhan anak jika anak Anda sedang sakit untuk mencegah penularan kepada anak-anak lain.
  • Tidak menggunakan barang-barang kebersihan pribadi secara bersama-sama.
  • Cuci tangan sebelum menyentuh luka pada kulit.

Bagaimana penanganan SSSS yang tepat?

Diagnosa

Diagnosis SSSS biasanya dilakukan melalui pemeriksaan klinis dan dengan melihat riwayat kesehatan. Karena gejala SSSS dapat menyerupai gejala kelainan kulit lainnya seperti impetigo bulosa dan bentuk eksim tertentu, dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan biopsi kulit atau melakukan kultur untuk menegakan diagnosa. 

Selain itu dokter juga akan melakukan tes darah dan mengambil sampel jaringan dari bagian dalam tenggorokan dan hidung.

Perawatan untuk SSSS

Pada kebanyakan kasus, perawatan SSSS biasanya memerlukan rawat inap. SSSS dengan kondisi luka lepuh yang masif perlu di rawat di unit luka bakar.

Secara umum, perawatan yang dapat diberikan terdiri dari:

  • Pemberian antibiotik oral atau intravena untuk membersihkan infeksi
  • Pemberian obat pereda nyeri
  • krim untuk melindungi kulit yang terluka dan terbuka
  • Obat anti-inflamasi steroid atau nonsteroid tidak digunakan karena mereka dapat memiliki efek samping pada ginjal dan sistem kekebalan tubuh.

Saat luka lepuh mengering, biasanya akan menyebabkan dehidrasi. Oleh karena itu perawatan dilakukan dengan pemberian cairan yang adekuat untuk mencegah terjadinya dehidrasi. 

Penyembuhan biasanya dimulai 24-48 jam setelah perawatan dimulai. Sedangkan kondisi ini dapat sembuh total dalam waktu lima hingga tujuh hari kemudian.


4 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome - Dermatologic Disorders - MSD Manual Professional Edition (https://www.msdmanuals.com/professional/dermatologic-disorders/bacterial-skin-infections/staphylococcal-scalded-skin-syndrome)
Scalded Skin Syndrome: Causes, Risk, and Treatment (https://www.healthline.com/health/scalded-skin-syndrome)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Kalau penderita sakit maag boleh tidak mengkonsumsi kefir?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app