Konjungtivitis - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Jan 31, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 4 menit

Konjungtivitis adalah peradangan atau inflamasi yang terjadi pada mata, yakni di bagian konjungtiva. Konjungtiva sendiri merupakan lapisan tipis dan bening yang melapisi bagian putih dari bola mata dan lapisan dalam dari kelopak mata. Penderitanya akan mengalami mata merah sehingga penyakit ini sering disebut juga sebagai Pink Eye.

Dalam istilah medis, adanya suatu inflamasi ditandai dengan sebutan –itis, tergantung dari organ apa yang terkena infeksi. Peradangan dapat timbul karena proses infeksi maupun non-infeksi.

  • Infeksi merupakan suatu kondisi dimana mikroba masuk ke dalam tubuh kita. Mikroba yang menyebabkan infeksi dapat berupa bakteri, virus, parasit atau jamur.
  • Sedangkan proses non-infeksi biasa disebabkan oleh adanya trauma ringan, reaksi alergi, luka kecil pada bagian kelopak mata, atau akibat penggunaan lensa kontak terlalu lama.

Konjungtivitis merupakan peradangan pada mata yang sering terjadi, hampir semua orang pernah mengalaminya tanpa memandang usia. Konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri dapat menular dengan mudah dari satu orang ke orang. Namun bukanlah permasalahan serius apabila ditangani dengan baik. Akan tetapi pada bayi yang mengalami konjungtivitis yang ditularkan dari ibunya harus segera ditangani oleh dokter, karena jika terlambat dapat menyebabkan gangguan penglihatan menetap.

Apa Gejala Konjungtivitis?

Konjungtivitis dapat terjadi terjadi pada salah satu maupun kedua mata. Setiap bagian yang mengalami peradangan akan menimbulkan gejala yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Tergantung penyebabnya, apabila dibiarkan peradangan bisa berlanjut mengenai bagian mata yang lebih dalam.

Gejala konjungtivitis secara umum dapat berupa :

  • mata merah di bagian putih bola mata atau kelopak mata bagian dalam
  • penglihatan dalan batas normal
  • gatal
  • bengkak
  • mata berair
  • nyeri atau perih pada mata
  • sensasi mata berpasir
  • sensitif terhadap cahaya
  • belekan terutama di pangkal bulu mata pada saat bangun tidur sehingga pasien sulit membuka mata.

Baca juga: 16 Penyebab Mata Merah dan Cara Mengobatinya

Untuk membedakan konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi virus maupun bakteri, biasanya dapat dilihat dari belekan yang terjadi. Konjungtivitis virus biasanya keluar belekan yang berwarna bening dan jernih, sedangkan konjungtivitis bakteri biasanya mengeluarkan cairan seperti lendir yang lengket, berwarna hijau, kuning, atau putih.

Kondisi ini dapat dibantu ringankan dengan cara kompres mata dengan air hangat.                                              

Apa Penyebab Konjungtivitis?

Biasanya konjungtivitis paling sering disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, namun dapat juga disebabkan oleh bahan kimia, polusi, atau allergen.

  • Virus yang paling sering menyebabkan konjunctivitis adalah adenovirus.
  • Bakteri yang paling sering menyebabkan konjunctivitis adalah bakteri Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae (gonore).

Kedua bakteri tersebut merupakan bakteri yang berperan dalam Penyakit Menular Seksual (PMS), dapat menyebabkan konjungtivitis bakteri karena adanya kontak dengan cairan semen yang mengandung bakteri atau dengan menggaruk daerah genital yang terinfeksi kemudian tangan menyentuh daerah mata. Bayi yang terlahir dari wanita yang terinfeksi Neisseria gonorrhoeae juga beresiko terkena.

  • Bahan kimia yang dapat menyebabkan iritasi shampoo, zat klorin dari air kolam renang, dan sebagainya.
  • Polusi seperti debu, asap rokok, dan asap kendaraan.
  • Alergi seperti zat allergen yang berbeda pada setiap orang, umumnya pada orang yang menggunakan lensa kontak.

Langkah Pengobatan Konjungtivitis

Pengobatan yang diberikan tergantung dari penyebab infeksi, sebagai contoh :

  • Pada kasus konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi virus tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik dan dapat sembuh sendiri dengan tetap menjaga kebersihan mata. Akan tetapi konjunctivitis berat yang disebabkan oleh virus Herpes simplex harus diobati dengan tepat menggunakan obat tetes mata yang mengandung antivirus.
  • Infeksi yang disebabkan oleh bakteri dapat diterapi dengan obat tetes mata atau salep yang mengandung antibiotik.
  • Pada mata yang terken paparan terhadap bahan kimia, harus segera dibilas dengan air bersih yang mengalir agar bahan kimia tersebut hilang dari mata. Keluhan biasanya membaik setelah beberapa jam, apabila keluhan masih terus berlanjut harus segera mengunjungi dokter.
  • Pada pasien yang mengalami konjungtivitis akibat pemakaian lensa kontak, untuk sementara tidak boleh menggunakan lensa kontak sampai kondisi mata benar-benar pulih. Ikuti petunjuk cara menggunakan dan membersikan lensa kontak yang baik dan benar.

Obat yang diberikan untuk mengatasi konjungtivitis akibat infeksi ini dapat berupa tetes mata, salep, atau gel yang mengandung obat antivirus atau antibiotik. Penggunaan tetes mata untuk mengatasi peradangan hanya dapat digunakan untuk kasus-kasus tertentu seperti infeksi bakteri dan paparan terhadap baan kimia. Penggunaan tetes mata anti-radang tidak boleh digunakan untuk konjungtivitis yang disebabkan oleh infeksi virus. Konsultasikan dahulu penggunaan obat tetes mata dengan dokter.

Penggunaan obat tetes mata yang mengandung air mata buatan dan dijual bebas di pasaran cukup aman digunakan oleh pasien untuk meredakan gatal dan rasa nyeri pada mata. Secara umum, mengurangi keluhan pada mata konjunctivitis dapat dibantu dengan cara kompres mata dengan air hangat.

Apakah sakit mata dapat dicegah?

Konjungtivitis dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita, oleh karena itu mata yang terkena konjungtivitis tidak boleh disentuh-sentuh atau digaruk.

Beberapa langkah untuk mengurangi resiko penularan konjungtivitis, antara lain :

  • harus rajin melakukan cuci tangan dengan benar, menggunakan sabun dan air mengalir.
  • tidak saling bertukar obat tetes mata, alat-alat kosmetik, lensa kontak bantal, pakaian atau handuk.
  • Gunakan kacamata hitam untuk mengatasi keluhan sensitif terhadap cahaya.
  • Tidak boleh menggunakan lensa kontak atau alat make up pada mata sampai konjungtivitis benar-benar sembuh.

Baca juga: Cara Mencegah Sakit Mata, Agar Tidak Tertular

Pengobatan PMS yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae harus sampai benar-benar tuntas, menggunakan kondom, dan tidak boleh berganti-ganti pasangan seksual agar tidak menularkan bakteri ke orang lain.


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2018). Conjunctivitis (Pinkeye). (https://www.webmd.com/eye-health/eye-health-conjunctivitis)
Roth, E. Healthline (2016). What Causes Conjunctivitis? (https://www.healthline.com/symptom/conjunctivitis)
Fraser, J. DermnetNZ (2015). Irritant or Traumatic Conjunctivitis. (https://dermnetnz.org/topics/irritant-or-traumatic-conjunctivitis/)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app