Spiramycin: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 2, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Feb 28, 2019 Waktu baca: 3 menit

Antibiotik merupakan sejenis obat berupa senyawa, ada yang alami dan ada juga yang buatan, yang mampu menghambat proses biokimia pada suatu organisme seperti bakteri yang menyebabkan infeksi suatu penyakit. Dapat dikatakan antibiotik karena dapat digunakan untuk membunuh bakteri penyebab penyakit tanpa merusak atau menyakiti bagian tubuh tempat bakteri tersebut bersarang dimana antibiotik memutus satu mata rantai dari metabolisme tersebut. 

Ada banyak golongan antibiotik, salah satunya yaitu antibiotik golongan makrolid. Golongan makrolid bisa bersifat sebagai bakteriostatik atau bakterisida, tergantung antara lain pada kadar obat serta jenis bakteri yang dicurigai. Efek bakterisida terjadi pada kadar antibiotika yang lebih tinggi, kepadatan bakteri yang relatif rendah, dan pertumbuhan bakteri yang cepat. 

Antibiotik golongan makrolid mempunyai beberapa turunan obat seperti Azytromycin, Clarithroycin, Erithromycin, Spiramycin dan Roxythromycin. Namun pada artikel ini akan membahas salah satu obat dari golongan makrolid yaitu Spiramycin. Berikut penjelasannya. Selamat membaca. 

Mengenai Spiramycin

Golongan:

Obat resep

Kemasan:

Tablet, tablet salut selaput, kaplet, sirop

Kandungan: 

Antibiotik makrolid 

Manfaat Obat Spiramycin

Spiramycin merupakan antibiotik makrolida yang dihasilkan oleh Streptomyces ambofaciens yang bekerja dengan cara menghambat sintesa protein bakteri. Obat Spiramycin efektif terhadap kuman stafilokokus, streptokokus, pneumokokus dan Bordetella pertusis

Spiramycin digunakan untuk terapi infeksi rongga mulut dan saluran nafas seperti tonsilitis, faringitis, bronkitis, pneumonia, sinusitis dan otitis media. Obat ini juga sering digunakan untuk mengobati toksoplasmosis pada wanita hamil karena dapat menurunkan risiko penyebaran infeksi pada bayi yang belum lahir.

Toksoplasmosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit yang bernama Toxoplasma gondii atau T. gondii, sering kali ditemukan pada kotoran kucing yang terinfeksi. Parasit ini bisa menginfeksi sebagian besar hewan berdarah panas, seperti domba, sapi, dan anjing, termasuk manusia.

Berapa dosis yang dianjurkan pada obat Spiramycin?

Pemeberian dosis obat ini diberikan berdasarkan usia. Untuk remaja dan orang dewasa adala 500mg sampai 2 gram dikonsumsi sebanyak dua kali perhari. Dosis maksimal harian untuk obat ini adalah 2,5 gram. 

Khususnya untuk anak-anak, dosis Spiramycin yang diberikan akan disesuaikan dengan berat badan anak biasanya Sehari 50-100 mg/kg berat badan terbagi dalam 2-3 dosis.

Apa saja efek samping pada obat Spiramycin?

Sama seperti halnya pengobatan lainnya, obat Spiramycin juga memiliki efek samping pengobatan. Namun efek samping yang serius dari Spiramycin sangat jarang terjadi. Efek samping obat ini akan berbeda-beda pada setiap individu. Berikut beberapa efek samping yang mungkin muncul pada pengobatan Spiramycin:

Ruam pada kulit dan urtikaria adalah efek samping yang biasanya muncul pada pemberian oral. Jika terdapat tanda dan gejala-gejala yang menetap dan mengganggu aktivitas Anda seperti munculnya gangguan pada otot dan reaksi alergi setelah penggunaan obat ini, maka segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Interaksi Obat Spiramycin

Obat spiramycin dapat menimbulkan beberapa interaksi apabila dikonsumsi dengan obat lain, termasuk:

  • Obat ini dapat mengurangi penyerapan obat carbidopa. 
  • Jika dikonsumsi dengan cisapride atau terfenadine dapat menimbulkan gangguan irama jantung
  • Jika dikonsumsi dengan fluphenazine dapat menimbulkan efek distonia.

Perhatian dan peringatan penggunaan Spiramycin

Obat Spiramycin harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati karena dapat menyebabkan hepatotoksik. Bagi wanita yang menyusui, sebaiknya konsultasi ke dokter sebelum mengkonsumsi obat ini. Karena obat ini dapat berdampak pada ASI. Jika setelah menggunakan obat ini, kondisi Anda tidak membaik. Segera kembali ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Jangan gunakan obat ini bagi penderita yang memiliki riwayat hipersensitif (alergi) terhadap obat ini. Beritahu dokter jika Anda memiliki alergi obat atau alergi lainnya.

Sebelum mengkonsumsi obati ini pastikan untuk membaca petunjuk pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi obat Spiramycin. Jangan menambahkan atau mengurangi dosis tanpa anjuran atau seizin dokter. Obat ini lebih baik dikonsumsi ketika perut dalam keadaan kosong. Dan pastikan untuk menghabiskan obat yang sudah diresepkan oleh dokter, meski Anda sudah merasa membaik.   

Sebaiknya Anda mengonsumsi obat ini pada waktu yang sama tiap hari. Karena obat ini berfungsi dengan baik ketika kadar obat dalam darah selalu terjaga. Jika Anda berhenti mengonsumsi terlalu cepat, terdapat kemungkinan infeksi akan kembali. Simpan dan letakkan obat ini di tempat yang kering pada suhu dibawah 30 derajat celcius dan terlindung dari paparan cahaya matahari. Semoga bermanfaat.


14 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
MIMS India (2018). Spiramycin. (https://www.mims.com/india)
Drugs (2018). Spiramycin (Systemic). (https://www.drugs.com/mmx/spiramycin.html)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app