Selain Mual, Kenali Ciri Ciri Gejala Asam Lambung Naik (GERD)

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Nov 16, 2021 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 4 menit
Selain Mual, Kenali Ciri Ciri Gejala Asam Lambung Naik (GERD)

Ringkasan

Buka

Tutup

  • Penyakit asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus);
  • Beberapa ciri ciri asam lambung naik antara lain rasa perih di ulu hati hingga dada terasa terbakar, perut mual, mulut terasa asam/pahit, hingga sulit menelan;
  • Naiknya asam lambung secara terus-menerus juga bisa mempersempit saluran napas dan menimbulkan peradangan sehingga menyebabkan batuk dan sulit bernapas;
  • Jenis obat asam lambung yang dapat diberikan biasanya berupa Antasid, obat golongan PPI (Omeprazole), serta obat golongan antagonis reseptor H2 (Cimetidine);
  • Klik untuk membeli obat lambung secara online ke rumah Anda melalui HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD.

Pernah merasakan sensasi panas di area ulu hati dan dada yang disertai dengan rasa mual? Hal itu juga termasuk saslah satu gejala asam lambung naik.

Penyakit asam lambung 

Penyakit asam lambung atau GERD (gastroesophageal reflux disease) merupakan kondisi naiknya asam lambung ke kerongkongan (esofagus) yang biasanya ditandai dengan rasa mual serta dada yang terasa nyeri atau terbakar (heartburn). 

Penyebab GERD sering dikaitkan dengan efek stress, obesitas, faktor keturunan, pola makan beserta makanan yang dikonsumsi, efek samping obat tertentu, atau karena menderita penyakit tertentu, seperti hiatus hernia atau gastroparesis.

Gejala asam lambung naik yang nampak sepele seringkali diabaikan oleh penderitanya. Padahal jika tidak segera ditangani dengan tepat, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi hingga mengancam keselamatan penderitanya. Oleh karena itu, penting untuk lebih waspada terhadap beberapa gejalanya.

Ada beberapa ciri ciri asam lambung naik, seperti rasa perih yang hebat di ulu hati hingga dada terasa terbakar, perut mual, mulut terasa asam/pahit, suara menjadi serak, sakit tenggorokan dan sulit menelan, batuk-batuk, sesak nafas, hingga asma.

Gejala asam lambung naik

1. Nyeri dada (Heartburn)

Gejala asam lambung naik yang pertama biasanya ditandai dengan nyeri pada bagian dada. Kondisi ini terjadi akibat asam lambung yang naik ke esofagus atau kerongkongan sehingga menyebabkan heartburn atau rasa sakit di dada yang disertai rasa panas seperti terbakar.

Umumnya orang sering terkecoh dengan gejala asam lambung yang satu ini dan menganggapnya sebagai serangan jantung. Wajar saja karena heartburn dan nyeri dada akibat serangan jantung sepintas memiliki kemiripan. 

Untuk membedakannya, perhatikan gejala-gejala khas heartburn berikut ini:

  • Rasa nyeri biasanya tidak menyebar ke bahu, punggung atau lengan. Berbeda dengan serangan jantung yang seringkali rasa sakitnya dengan cepat menyebar ke bagian sisi kiri tubuh
  • Rasa nyeri akan terasa lebih menyakitkan setelah makan atau ketika membungkuk
  • Akan langsung mereda setelah mengonsumsi obat asam lambung seperti antasida. Berbeda dengan serangan jantung yang akan tetap berlanjut meski telah dilakukan pengobatan
  • Umumnya kondisi nyeri tidak disertai dengan keringat dingin

Baca juga: Kenali Penyebab Nyeri Dada yang Anda Alami

2. Mulut terasa pahit

Ketika asam lambung naik, maka zat asam dapat menyebar ke bagian belakang tenggorokan (faring) sehingga akan menimbulkan sensasi asam atau pahit di mulut seperti akan tersedak atau muntah (refluks). 

Biasanya gejala asam lambung yang satu ini akan muncul di malam hari ketika sedang beristirahat atau berbaring. Tak hanya itu, akibat mengonsumsi makanan yang berlebihan, mengonsumsi makanan pedas atau waktu makan yang tidak tepat (terlambat) juga bisa menjadi penyebab asam lambung naik.

Untuk meredakan gejala ini, penderita dapat mengonsumsi obat asam lambung yang dapat menetralkan kondisiseperti Antasid, obat golongan proton pump inhibitor (Omeprazole), dan obat golongan antagonis reseptor H2 (Cimetidine).

3. Suara serak

Pernah mengalami suara yang mendadak serak setelah makan? Jika iya, hal tersebut merupakan salah satu gejala asam lambung naik. Naiknya asam lambung hingga ke kerongkongan (esofagus) dapat menimbulkan iritasi pada pita suara sehingga suara akan terdengar serak dan berbeda dari biasanya.

Baca juga: Penyebab Suara Serak dan Cara Mengatasinya

4. Sakit tenggorokan

Ciri ciri asam lambung naik yang satu ini bisa dibilang mirip dengan gejala flu. Namun yang membedakannya dengan gejala flu, umumnya sakit tenggorokan akibat asam lambung naik tidak disertai dengan gejala lain seperti demam, bersin-bersin dan seringkali datang hanya setelah makan. 

Gejala asam lambung yang naik dapat diatasi dengan mengonsumsi obat asam lambung seperti omeprazole dan ditambah dengan obat antiradang.

5. Batuk dan sesak nafas

Naiknya asam lambung secara terus-menerus dapat mempersempit saluran pernafasan dan menimbulkan peradangan. Kondisi ini lambat laun dapat menyebabkan penderita asam lambung mengalami batuk-batuk dan kesulitan bernapas. 

Para ahli juga menduga naiknya asam lambung dapat memicu saraf di dada dan menyempitkan tabung pernafasan sebagai respon pencegahan masuknya asam lambung.

Untuk memastikan apakah gejala ini benar disebabkan oleh naiknya asam lambung (GERD), maka sebaiknya kunjungi dokter untuk melakukan tes pengukuran pH atau keasaman di esofagus. 

Tes pemeriksaan itu merupakan bagian dari prosedur rawat jalan untuk memeriksa penyakit asam lambung atau GERD yang dilakukan dengan cara mengukur jumlah asam lambung di esofagus selama 24 jam. Apabila pH di esofagus terbukti naik drastis, maka dapat disimpulkan seseorang tersebut menderita penyakit asam lambung.

6. Mual

Ciri ciri asam lambung naik berikutnya adalah mual. Hal ini dapat diakibatkan oleh rasa nyeri yang hebat di lambung dan ulu hati sehingga penderita GERD seringkali merasa mual bahkan muntah-muntah. 

Tak jarang rasa mual ini datang tepat setelah makan. Untuk mengatasinya, penderita GERD dapat mengonsumsi obat antasida yang dapat membantu menetralkan asam lambung.

7. Produksi air liur berlebih (Hipersalivasi)

Seseorang yang mengalami acid reflux akan mengalami gejala asam lambung seperti peningkatan air liur yang berlebih. Kondisi ini merupakan respon alami tubuh untuk menetralisir asam lambung yang naik ke tenggorokan. 

Selain itu, cairan liur juga dapat membantu proses pengolahan makanan dengan bantuan enzim pencernaan, mencegah mulut kering, dan membantu menyembuhkan luka pada mulut.

Baca juga: Air Liur Berlebihan - Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

8. Sulit menelan

Naiknya asam lambung secara terus menerus, seiring waktu akan melukai kerongkongan dan memicu timbulnya jaringan parut atau pembengkakan yang menyebabkan terjadinya penyempitan kerongkongan sehingga membuat penderitanya mengalami kesulitan atau nyeri saat menelan makanan.

Sebenarnya dalam tahap ringan, penyakit ini dapat diatasi dengan cara sederhana, seperti mengubah menu makanan dan mengonsumsi obat-obatan yang dapat meredakan gejala asam lambung. Namun apabila gejalanya sudah parah dan sering terjadi, maka sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik.

Walau bagaimanapun mencegah lebih baik daripada mengobati, namun tak perlu khawatir bagi yang sudah terlanjut mengalaminya, karena Anda masih bisa meminimalisir kekambuhan dengan mengetahui penyebab dan cara mengatasi asam lambung. Jika kondisi asam lambung atau GERD dibiarkan tanpa pengobatan yang tepat maka dapat menimbukan komplikasi serius bahkan kematian.


10 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Mayo Clinic Staff. (2018). Gastroesophageal reflux disease (GERD). (https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/gerd/symptoms-causes/syc-20361940)
Kessing BF, et al. (2015). Effects of anxiety and depression in patients with gastroesophageal reflux disease. DOI: (https://doi.org/10.1016/j.cgh.2014.11.034)

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app