Radang Amandel - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 10, 2019 Update terakhir: Nov 5, 2020 Tinjau pada Apr 19, 2019 Waktu baca: 3 menit

Mengenai Radang Amandel

Tonsilitis atau peradangan amandel banyak terjadi pada anak-anak. Penyakit ini cukup terkenal sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi orang tua dengan gejala yang muncul. Gejala awal biasanya sama seperti infeksi sistemik di dalam tubuh seperti demam dan cepat lelah. Radang amandel memiliki ciri khas berupa pembesaran amandel (tonsil) yang dipicu oleh infeksi bakteri.

Penyebab Radang Amandel

Penyebab infeksi ini memicu peradangan terutama pada anak-anak karena amandel adalah kelenjar yang memiliki fungsi sebagai sistem pertahanan tubuh untuk mencegah infeksi. Tonsil mengeluarkan limfosit dan imunoglobulin pada saat terjadinya infeksi. Paparan infeksi yang menyebabkan tonsilitis pada anak-anak disebabkan konsumsi makanan yang tidak bersih sepreti jajan sembarangan dan akibat paparan udara luar yang membawa infeksi bakteri masuk dan berkembang.. Seiring bertambahnya usia, kelenjar amandel hanya memiliki peran sangat kecil dalam menanggulangi infeksi.

Infeksi menjadi salah satu penyebab utama munculnya peradangan pada amandel. Infeksi yang menyebabkan tonsilitis antara lain Streptococcus pyogens yang merupakan infeksi bakteri yang paling banyak terjadi pada tonsilitis di orang dewasa dan Streptococcus viridans. Infeksi virus juga berperan dalam menimbulkan tonsilitis misalnya pada riwayat influenza hidung atau sakit tengorokan atau akibat paparan virus Epstein Barr dan virus coxchie.

Gejala Radang Amandel

Gejala awal yang timbul pada tonsilitis biasanya anak-anak akan merasakan demam yang tinggi pada hari pertama. Demam juga disertai sakit kepala. Pada hari kedua anak akan merasakan sakit dan kesulitan saat menelan makanan. Makanan yang dimakan juga terasa hambar sehingga membuat nafsu makan menjadi menurun. Pada pemeriksaan mulut akan terlihat kelenjar amandel yang lebih besar disertai kemerahan disertai permukaan amandel yang kasar.

Gejala semakin berat dengan kondisi fisik anak yang terlihat lemas dan tidak mau makan. Pada beberapa kondisi demam juga tidak turun-turun, nyeri pada telinga, nyeri sendi, dan nafas yang berbau. Kondisi yang berat juga dapat muncul kesulitan bernapas akibat tonsil yang membesar dan menghambat jalur napas. Pada peradangan amandel yang disebabkan oleh virus, gejala juga disertai sakit tenggorokan dan hidung gatal dan mengeluarkan cairan bening dari hidung (rinitis).

Diagnosis Pada Radang Amandel

Walaupun gejala awal berupa keluhan yang ringan, tidak ada salahnya mengunjungi dokter untuk dilakukan pemeriksaan sehingga dapat terhindar dari gejala yang semakin berat. Pada radang amandel dokter akan memeriksa keluhan yang terjadi.

  1. Pemeriksaan fisik 
    Dokter juga melakukan pemeriksaan fisik mulai dari suhu badan dan pemeriksaan mulut untuk melihat kelainan pada kelenjar amandel. Pada radang amandel kelenjar akan terlihat membesar dan berwarna kemerahan. Pada kasus yang lain dapat ditemukan adanya detritus atau bercak putih kekuningan di lapisan amandel. Pada pemeriksaan juga ditemukan nafas yang berbau tidak sedap. Pemeriksaan leher biasanya ditemukan pembesaran kelenjar getah bening pada anak-anak.
  2. Pemeriksaan laboratorium
    Pemeriksaan berupa pengecekan darah lengkap bertujuan untuk menilai adanya peningkatan leukosit, protein C reaktif dan kadar hematokrit dalam darah. Peningkatan ketiga komponen tersebut memicu terjadinya infeksi terutama pada amandel.

Penanganan Pada Radang Amandel

Dalam segi obatan-obatan, obat antibiotik menjadi pengobatan utama untuk mengobati radang amandel.  Obat antibiotik seperti penisilin dan amoksisilin adalah obat terpilih untuk membasmi infeksi yang menyebabkan peradangan. Apabila terdapat alergi penisilin, pemberian eritromisin, cefadroxil, atau cephalexin menjadi pilihan. Obat diminum secara rutin selama 10 hari. Pemberian obat antinyeri dan turun panas seperti parasetamol dapat bermanfaat untuk menurunkan panas akibat demam.

Selain obat-obatan, tindakan suportif dapat membantu penyembuhan penyakit sekaligus mencegah komplikasi yang lebih berat. Tindakan yang dapat dilakukan adalah rajin minum air putih setiap hari dan kumur mulut dengan antiseptik kumur yang tersedia di toko obat dan apotik. 

Komplikasi

Gejala yang semakin berat tanpa penanganan yang memadai dapat beresiko menimbulkan komplikasi seperti abses peritonsil, sinusitis, peradangan telinga tengah, radang sendi (arthtitis), kesulitan bernapas, dan sleep apnea (OSA).  Komplikasi juga dapat mengenai organ vital lainnya seperti endokarditis jantung, infeksi ginjal berupa glomerulonefritis, peradangan pada mata berupa Uveitis, dan dematitis kulit. 


13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Blahd, W. WebMD (2018). Understanding Tonsillitis. (https://www.webmd.com/oral-health/understanding-tonsillitis-treatment)
Hayes, K. Verywell Health (2018). Chronic and Recurrent Tonsillitis: What to Know. (https://www.verywellhealth.com/chronic-and-recurrent-tonsillitis-1191984)
Pietrangelo, A. Nall, R. Healthline (2016). Tonsillitis. (https://www.healthline.com/health/tonsillitis)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Apa yang di maksud dengan sakit tenggorokan sebelah kanan?
Pertanyaan ini telah dijawab oleh seorang ahli medis
Buka di app