Pregnancy Incontinence - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Mei 21, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 3 menit

Sering buang air kecil biasanya merupakan salah satu tanda awal kehamilan. Inkontinensia urin, juga merupakan gejala umum selama dan setelah masa kehamilan. Pelajari lebih lanjut tentang mengapa seseorang dapat mengalami inkontinensia selama atau setelah kehamilan dan bagaimana cara mengatasinya.

Apa yang menyebabkan inkontinensia urin pada kehamilan?

Penyebab umum inkontinensia urin pada kehamilan meliputi:

  • Tekanan: Urin mungkin biasanya bisa keluar saat Anda batuk, bersin, berolahraga, atau tertawa. Gerakan fisik ini memberikan tekanan ekstra pada kandung kemih Anda, yang menyebabkan inkontinensia stress. Janin di dalam rahim Anda juga dapat memberikan tekanan ekstra pada kandung kemih saat mereka tumbuh lebih besar.
  • Hormon: Perubahan hormon dapat mempengaruhi lapisan kandung kemih dan uretra Anda.
  • Kondisi medis: Beberapa kondisi medis yang dapat menyebabkan inkontinensia termasuk diabetes, multiple sclerosis, obat-obatan tertentu, atau riwayat stroke di masa lampau.
  • Infeksi saluran kemih (ISK): Antara 30 hingga 40 persen wanita yang tidak mengobati ISK mereka, akan beresiko mengalami gejala inkontinensia selama kehamilan. Inkontinensia merupakan gejala ISK.

Tanda dan gejala inkontinensia urin pada kehamilan

Ada beberapa jenis inkontinensia urin:

  • Stress inkontinensia: keluarnya urin karena tekanan fisik atau stress pada kandung kemih
  • Inkontinensia urgensi: keluarnya urin karena kebutuhan mendesak untuk buang air kecil, umumnya disebabkan oleh kontraksi kandung kemih
  • Inkontinensia campuran: Kombinasi stress inkontinensia dan inkontinensia urgensi
  • Inkontinensia sementara: keluarnya urin yang bersifat sementara karena obat-obatan atau kondisi sementara, seperti infeksi saluran kemih atau sembelit

Bagaimana cara mencegah terjadinya inkontinensia urin pada kehamilan?

Hal yang perlu Anda ingat, Inkontinensia urin pada kehamilan merupakan kondisi yang umum terjadi, terutama saat perut Anda bertambah besar atau setelah Anda melahirkan.

Bagaimana cara mengatasi inkontinensia urin pada kehamilan?

Diagnosa
Beri tahu dokter Anda jika Anda mengalami inkontinensia urin. Dalam beberapa kasus, jika inkontinensia urin tersebut disebabkan oleh ISK, mungkin Anda perlu pengobatan antibiotik. Jika Anda mendekati hari akhir kehamilan, maka sulit untuk membedakan antara inkontinensia urin dengan cairan ketuban yang bocor. Hal terbaik yang dapat Anda lakukan adalah memeriksakan diri ke dokter agar Anda tahu penyebab pastinya.

Jika inkontinensia urin bukan disebabkan oleh tanda-tanda persalinan dan infeksi, dokter Anda dapat melakukan pemeriksaan lainnya. Pemeriksaan kandung kemih dengan menggunakan ultrasound dapat membantu melihat apakah kandung kemih Anda kosong seluruhnya. Tes stress kandung kemih juga dapat dilakukan untuk memungkinkan dokter melihat apakah Anda memiliki kebocoran atau inkontinensia ketika Anda batuk atau membungkuk.

Jika dokter mencurigai Anda menderita ISK, dokter mungkin akan meminta pemeriksaan sampel urin untuk tes laboratorium. Dokter Anda juga dapat melakukan tes khusus untuk memeriksa apakah cairan yang bocor berasal dari pecahnya air ketuban atau kandung kemih Anda.

Pengobatan
Line pertama pengobatan untuk inkontinensia urin pada kehamilan adalah perubahan gaya hidup dan manajemen kandung kemih. Berikut ini beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mengendalikan kandung kemih Anda:

  • Lakukan latihan Kegels: Latihan Kegel untuk memperkuat dasar panggul Anda. Latihan Kegel adalah olahraga yang aman dan efektif sebelum, selama, dan setelah kehamilan.
  • Hindari minuman bersoda atau berkafein: Hindari minuman bersoda, kopi, atau teh. Minuman tersebut mungkin dapat membuat Anda ingin pergi ke kamar mandi lebih sering. Cobalah minum lebih banyak air atau minuman tanpa kafein.
  • Hindari minum di malam hari: Batasi minuman Anda di malam hari untuk menghindari keinginan untuk sering pergi ke kamar mandi dan ngompol di malam hari.
  • Konsumsi makanan yang tinggi serat: Konsumsilah makanan yang tinggi serat untuk menghindari sembelit, yang menambah stres pada dasar panggul Anda.
  • Pertahankan berat badan yang sehat dan ideal: Berat badan yang berlebih, terutama di sekitar perut juga dapat meningkatkan tekanan pada kandung kemih Anda. Menurunkan berat badan setelah persalinan juga dapat membantu mengatasi inkontinensia setelah kehamilan.

Diskusikan setiap perubahan yang Anda alami dengan dokter untuk memastikan tindakan yang Anda lakukan sudah baik untuk diri Anda dan bayi Anda.


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app