Kelenjar Getah Bening Bengkak Pada Anak, Ini Penyebabnya

Dipublish tanggal: Des 6, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 2 menit
Kelenjar Getah Bening Bengkak Pada Anak, Ini Penyebabnya

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami pembengkakan kelenjar getah bening. Wajar bila orangtua diliputi rasa khawatir, bingung, bahkan sampai buru-buru mencari pengobatan agar getah bening anak tidak semakin membengkak. Lantas, apakah kelenjar getah bening bengkak pada anak itu berbahaya? Apa yang menyebabkan hal ini terjadi? Tenang, semua jawabannya bisa Anda dapatkan pada ulasan berikut ini.

Sekilas tentang kelenjar getah bening

Kelenjar getah bening adalah salah satu organ tubuh yang berukuran lonjong dan mirip seperti kacang. Organ yang satu ini ada di beberapa area tubuh, seperti leher, ketiak, hingga selangkangan. 

Kelenjar getah bening memiliki fungsi utama sebagai sistem pertahanan tubuh. Saat anak-anak terserang virus maupun bakteri, maka kelenjar inilah yang akan menyaring cairan getah bening lalu menjebak virus maupun bakteri yang menganggu. 

Setelah itu, virus dan bakteri tersebut dihancurkan oleh sel darah putih. Alhasil, tubuh Anda akan tetap terlindungi dari penyakit yang menyerang.

Penyebab kelenjar getah bening bengkak pada anak

Selain orang dewasa, anak-anak dapat mengalami pembengkakan kelenjar getah bening. Namun, orangtua tidak perlu cepat khawatir karena pembengkakan ini merupakan tanda bahwa anak sedang terkena infeksi virus atau bakteri. 

Infeksi tersebut bisa merupakan flu, infeksi sinus, infeksi kulit, infeksi gigi, maupun sakit tenggorokan. Ada juga beberapa obat ataupun reaksi alergi obat yang dapat menyebabkan kelenjar getah bening bengkak pada anak. Contohnya obat antikejang dan obat malaria.

Bengkak pada kelenjar getah bening juga bisa menjadi pertanda adanya penyakit dalam tubuh. Mulai dari gangguan sistem imunitas seperti lupus atau rheumatoid arthritis hingga tuberkulosis.

Walau seringnya disebabkan oleh kondisi ringan, orangtua tetap perlu waspada ketika anaknya mengalami pembengkakan kelenjar getah bening. Dalam kasus yang serius, hal ini juga bisa mengindikasikan adanya sel kanker yang menyerang kelenjar getah bening (limfoma).

Gejala pembengkakan kelenjar getah bening pada anak

Pada awalnya, kelenjar getah bening bengkak pada anak sering kali tidak terdeteksi. Hal ini dikarenakan ukuran kelenjar getah bening cukup kecil sehingga tidak terlalu jelas terlihat ketika mengalami pembengkakan.

Baca Juga: Beberapa Penyebab Benjolan di Leher yang Perlu Anda Tahu

Pada dasarnya, gejala kelenjar getah bening bengkak pada anak tergantung dari lokasi kelenjar yang bermasalah. Secara umum, hal ini ditandai dengan rasa nyeri saat menggerakkan organ tubuh yang dekat dengan kelenjar getah bening. 

Jika anak mengalami pembengkakan kelenjar getah bening di bawah rahang, maka anak dapat mengalami rasa sakit saat menoleh ke kanan atau kiri. Kondisi ini juga biasanya membuat proses mengunyah makanan jadi terasa sakit dan tidak nyaman.

Sedangkan apabila kelenjar getah bening bengkak terjadi di daerah selangkangan, maka anak cenderung kesulitan saat berjalan atau membungkuk. Gejala ini juga dapat disertai dengan demam, menggigil, pilek, hingga keringat berlebihan.

Pemeriksaan kelenjar getah bening

Untuk memastikan penyebab dan gejalanya, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan lebih lanjut. Mulai dari pemeriksaan fisik, tes darah, MRI, CT scan, hingga rontgen bila diperlukan.

Baca Juga: Pengobatan Kelenjar Getah Bening Bengkak Sesuai Penyebabnya

Kelenjar getah bening bengkak pada anak tidak selalu menggambarkan kondisi kesehatan yang buruk, sehingga ortu bisa lebih tenang. Namun, sebaiknya tetap konsultasikan pada dokter guna memastikan penyebab pembengkakan ini dan mencegah kondisi yang lebih parah.


5 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app