Penumpukan Kolesterol Pada Daerah Mata (Xanthelasma) - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 27, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Tinjau pada Agu 23, 2019 Waktu baca: 4 menit

Xanthelasma adalah suatu kelainan kulit pada daerah sekitar mata yang terjadi akibat penumpukan kolesterol. Kolesterol yang mengendap membentuk gumpalan berlemak yang kekuningan. 

Meskipun biasanya kondisi ini tidak berbahaya, endapan kolesterol di bawah kulit terkadang menandakan kondisi mendasar yang cukup serius. Kadang-kadang xanthelasma dapat menunjukkan kadar kolesterol darah yang tinggi, hipotiroidisme, atau penyakit hati.

Apa penyebab terjadinya Xanthelasma?

Endapan kolesterol dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi xanthelasma biasanya ditemukan pada orang berusia paruh baya. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita daripada pria.

Walaupun berkaitan dengan beberapa faktor risiko, para ahli tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan terjadinya deposit lemak di bawah kulit. Faktor risiko yang paling erat kaitannya dengan xanthelasma adalah kadar lipid dalam darah yang abnormal, yang dikenal sebagai dislipidemia.

Dislipidemia meningkatkan risiko pembentukan kolesterol pada dinding pembuluh darah arteri. Penumpukan kolesterol ini dapat membatasi aliran darah ke jantung, otak, dan area tubuh lainnya. 

Penumpukan kolesterol juga dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung, stroke, dan penyakit kelainan pembuluh darah lainnya.

Dislipidemia dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

Dislipidemia akibat kelainan genetik bawaan, contohnya:

Seseorang dengan salah satu dari kondisi ini mungkin memiliki kadar lemak darah yang tinggi meskipun memiliki kondisi kesehatan yang relatif baik. Karena alasan ini, kondisi ini dikenal sebagai penyebab utama dislipidemia.

Penyebab sekunder meliputi faktor gaya hidup, seperti:

  • diet tinggi lemak jenuh dan kolesterol
  • kelebihan berat badan atau obesitas
  • jarang berolahraga atau menjalani aktivitas fisik
  • rutin mengkonsumsi alkohol secara berlebihan
  • merokok

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan dislipidemia termasuk:

Satu studi menemukan bahwa endapan kolesterol pada kelopak mata dikaitkan dengan peningkatan risiko serangan jantung dan penyakit jantung, bahkan pada orang dengan kadar lemak normal.

Bagaimana cara mencegah terjadinya Xanthelasma?

Anda mungkin tidak dapat mencegah terjadinya Xanthelasma sepenuhnya. Xanthelasma yang disebabkan oleh penyakit dislipidemia genetik tidak dapat dicegah. Namun Anda dapat mengurangi kemungkinan terjadinya xanthelasma sekunder dengan cara :

Mengurangi berat badan

Menurunkan berat badan secara sehat dapat membantu mengurangi risiko terjadinya dislipidemia.

Menerapkan pola makan yang sehat

Seseorang dengan dislipidemia harus menghindari mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, lemak trans, dan kolesterol. Seorang dokter atau ahli gizi kemungkinan akan merekomendasikan makan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian.

Selain menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh, untuk menurunkan lemak jahat, Anda juga disarankan untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak sehat yang berasal dari sumber makanan seperti ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan minyak zaitun.

Berolahraga secara teratur

Aktivitas fisik yang teratur juga penting dalam mencegah terjadinya dislipidemia. Aktivitas fisik seperti jalan cepat, bersepeda, berenang, dan berlari juga dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan jantung dan membantu seseorang menjaga berat badan yang sehat.

Tidak mengkonsumsi minuman beralkohol

Minum terlalu banyak alkohol dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida.

Berhenti merokok

Merokok produk tembakau dapat meningkatkan kolesterol dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit penyumbatan pembuluh darah.

Bagaimana penanganan Xanthelasma?

Diagnosis

Xanthelasma disebabkan oleh dislipidemia. 

Xanthelasma bukan merupakan kondisi medis yang berbahaya, namun jika Anda mengalami kelainan kulit yang mengarah pada xanthelasma, disarankan bagi Anda untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendeteksi penyebab yang mendasari terjadinya dislipidemia. 

Seseorang didiagnosis menderita dislipidemia jika mereka memiliki:

  • kolesterol LDL - kolesterol "jahat" yang tinggi
  • kolesterol HDL - kolesterol "baik" yang rendah
  • kadar kolesterol total yang tinggi (baik LDL maupun HDL)
  • kadar trigliserida yang tinggi

Pengobatan

Endapan kolesterol di sekitar mata bisa diangkat dengan cara operasi. Kelainan kulit yang disebabkan oleh xanthelasma biasanya tidak menimbulkan rasa sakit atau tidak nyaman. Biasanya pengangkatan lesi kulit dilakukan karena alasan kosmetik.

Metode pengangkatan akan tergantung pada ukuran, lokasi, dan karakteristik deposit. Pilihan pembedahan meliputi:

  • eksisi bedah
  • karbon dioksida dan ablasi laser argon
  • kauterisasi kimia
  • elektrodesik
  • cryotherapy

Setelah prosedur operasi dilakukan, akan terjadi pembengkakan dan memar di sekitar kelopak mata selama beberapa minggu. Selain itu operasi memiliki risiko timbulnya jaringan parut dan perubahan warna kulit.

Deposit kolesterol sangat mungkin kembali bahkan setelah dilakukan operasi pengangkatan, terutama pada orang dengan kadar kolesterol yang tinggi.

Pengobatan menggunakan obat-obatan penurun kadar kolesterol tidak berpengaruh terhadap kelainan kulit yang telah terbentuk. Namun, mengobati dislipidemia sangat penting, karena dapat mengurangi risiko terjadinya masalah jantung. Pengobatan juga dapat mencegah bertambah banyaknya kelainan pada kulit.

Seorang dokter biasanya mengobati dislipidemia dengan merekomendasikan gaya hidup dan modifikasi diet. Seorang dokter atau ahli gizi dapat membantu mengembangkan rencana yang bekerja untuk setiap individu.


20 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Xanthelasma. (n.d.). (http://www.aocd.org/?page=Xanthelasma)
Smith V, et al. (2015). Treatment of xanthelasma palpebrarum using radiofrequency advanced electrolysis. DOI: (https://doi.org/10.12968/joan.2015.4.8.385)
Shields CL, et al. (2005). Disappearance of eyelid xanthelasma following oral simvastin (Zocor). DOI: (https://dx.doi.org/10.1136%2Fbjo.2004.053058)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app