Obat CTM: Informasi Manfaat dan Cara Kerja

Dipublish tanggal: Feb 22, 2019 Update terakhir: Okt 23, 2020 Tinjau pada Jun 13, 2019 Waktu baca: 3 menit

Ringkasan

Buka

Tutup

  • CTM merupakan jenis obat dari golongan antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu biasa. 
  • Manfaat CTM juga dapat digunakan untuk mengatasi konjungtivitis alergi, rhinitis vasomotor atau akibat alergi, hingga hidung tersumbat.
  • Dosis CTM untuk anak tergantung dari usianya. Sedangkan dosis CTM untuk dewasa adalah 3-4 x sehari 1/2-1 tablet.
  • Beberapa efek samping CTM yang dapat terjadi adalah mengantuk, pusing, sakit kepala, sembelit, sakit perut, hingga penglihatan kabur.
  • Obat ini dapat menyebabkan kantuk. Oleh karena itu, hindari berkendara atau menjalankan mesin karena bisa membahayakan diri.
  • Bila Anda sudah menggunakan obat CTM selama 3 hari tapi gejalanya tak juga membaik, segera konsultasikan pada dokter.
  • Klik untuk mendapatkan CTM atau obat alergi lainnya ke rumah Anda di HDmall. *Gratis ongkir ke seluruh Indonesia & bisa COD

CTM adalah singkatan dari chlorfeniramin maleat. CTM merupakan jenis obat dari golongan antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu biasa. 

Obat ini cukup terkenal di masyarakat dan umum digunakan untuk mengobati gatal-gatal. Sayangnya, obat CTM sering disalahgunakan sebagai obat tidur karena efek sampingnya dapat menimbulkan kantuk. Padahal, ini tidak boleh dilakukan karena risiko efek sampingnya berbahaya bagi tubuh.

Mengenai Obat CTM

Golongan

Jual bebas

Kemasan

1 strip isi 12 tablet

Kandungan

Klorfeniramin maleat 4 mg

Manfaat Obat CTM

CTM termasuk obat golongan antihistamin. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi histamin selama reaksi alergi. Histamin tersebut memiliki efek melebarkan pembuluh darah sehingga menimbulkan rasa gatal.

Obat CTM juga dapat memblokir asetilkolin dan efeknya mengeringkan beberapa cairan tubuh. Hal ini bermanfaat untuk meredakan gejala mata berair dan hidung meler ketika terkena flu atau alergi.

Secara lengkap, manfaat obat CTM dapat mengatasi beberapa kondisi berikut ini:

Dosis Obat CTM

Dosis CTM berbeda-beda pada setiap orang, tergantung usia dan kondisi pasien. Secara umum, berikut dosis obat CTM sesuai usianya:

  • Anak usia < 6 tahun: Konsultasikan dengan dokter
  • Anak usia 6-12 tahun: 1/2 tablet (2 mg), diminum setiap 4-6 jam.
  • Anak usia > 12 tahun dan dewasa: 1 tablet (4 mg), diminum setiap 4-6 jam, maksimal 24 mg/hari.

Obat CTM dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Obat ini juga dapat diminum bersamaan dengan makanan atau susu apabila pasien memiliki gangguan lambung (maag).

Jika jenis obat CTM adalah kapsul extended-release, telanlah secara keseluruhan. Hindari menghancurkan atau mengunyah tablet atau kapsul extended-release karena hal ini akan membuat obat diserap semua sekaligus. Alih-alih menyembuhkan, risiko efek samping malah jadi meningkat karenanya.

Untuk obat CTM berbentuk cair, gunakan sendok takar yang tersedia dalam paket. Jangan gunakan sendok biasa. Sedangkan untuk obat cair berupa suspensi, kocok terlebih dahulu sebelum diminum. 

Efek samping CTM

Sama seperti jenis obat lainnya, obat CTM dapat menimbulkan efek samping pada sebagian orang. Beberapa efek samping CTM yang dapat terjadi di antaranya:

Untuk meredakan efek samping yang berupa mulut kering, perbanyaklah minum cairan. Kandungan klorfeniramin juga dapat mengentalkan lendir di paru-paru, sehingga memicu susah bernapas dan bersihan paru-paru. ntuk mencegah efek ini, minumlah banyak cairan.

Hubungi dokter segera apabila terjadi efek samping yang serius, seperti: 

Bila Anda sudah menggunakan obat CTM selama 3 hari tapi gejalanya tak juga membaik, segera konsultasikan pada dokter.

Interaksi Obat CTM

Potensi interaksi obat terjadi ketika digunakan bersamaan dengan obat lain, sehingga dapat mengubah cara kerja obat. Sebagai akibatnya, obat tidak dapat bekerja dengan maksimal atau bahkan menimbulkan racun yang membahayakan tubuh.

Beberapa jenis obat yang dapat berinteraksi dengan Dextamine adalah:

  • Obat batuk pilek atau alergi
  • Obat perileks otot, seperti carisoprodol dan cyclobenzaprine.
  • Antihistamin, seperti cetirizine dan diphenhydramine.
  • Obat anticemas, seperti alprazolam, lorazepam, dan zolpidem.
  • Obat mengandung dexchlorpheniramine.
  • Alkohol

Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui obat apa saja yang sedang Anda konsumsi dan beri tahukan pada dokter.

Perhatian

Ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan selama menggunakan obat Dextamine, yaitu:

  • Obat batuk pilek yang mengandung CTM belum terbukti aman atau efektif pada anak-anak di bawah 6 tahun. Hindari penggunaannya tanpa anjuran dokter.
  • Hindari minum obat CTM sebagai obat tidur.
  • Hindari minum obat CTM bersamaan obat batuk pilek lainnya yang mengandung bahan-bahan yang sama atau mirip.
  • Hindari berkendara atau menjalankan mesin karena obat ini dapat menyebabkan kantuk. 

Artikel terkait:


11 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
ScienceDirect. Chlorpheniramine Maleate - an overview. (https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/chlorpheniramine-maleate). 2019.
U.S. National Library of Medicine National Center for Biotechnology Information. Chlorpheniramine maleate. (https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Chlorpheniramine-maleate).
Drugs. Chlorpheniramine Uses, Side Effects & Warnings. (https://www.drugs.com/mtm/chlorpheniramine.html). 12 April 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app