Myoclonic - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Apr 30, 2019 Update terakhir: Nov 6, 2020 Waktu baca: 5 menit

Myoclonus adalah kejang otot yang terjadi secara tiba-tiba. Gerakan ini tidak disengaja dan tidak dapat dihentikan atau dikendalikan. Kondisi ini mungkin akan melibatkan satu jenis otot atau sekelompok otot. 

Gerakan kejang ini dapat terjadi dalam suatu pola atau secara tidak beraturan. Myoclonus biasanya merupakan suatu gejala yang mendasari gangguan yang menyebabkannya.

Cegukan adalah jenis mioklonus ringan yang berupa kedutan otot dan diikuti oleh otot yang relaksasi. Mioklonus jenis ini jarang yang berbahaya. Namun, beberapa bentuk mioklonus dapat menyebabkan kejang berulang yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk makan, berbicara, dan berjalan.

Jenis-jenis Myoclonus

Ada banyak jenis mioklonus. Kondisi ini biasanya terjadi sesuai dengan penyebab yang mendasari atau di mana gejala tersebut berasal. Berikut ini adalah beberapa jenis yang paling sering terjadi:

Action mioklonus
merupakan jenis mioklonus yang paling parah. Kondisi ini dapat mempengaruhi bagian lengan, kaki, wajah, dan / atau suara. Kejang otot ini dapat memburuk dengan upaya mengendalikan gerakan volunter. Seringkali kondisi ini menyebabkan kekurangan oksigen atau aliran darah ke otak.

Refleks kortikal mioklonus
berasal dari lapisan luar otak. Refleks ini merupakan bentuk dari epilepsi. Kejang dapat mempengaruhi beberapa atau banyak otot di seluruh tubuh. Kondisi ini dapat memburuk dengan upaya untuk bergerak dengan cara tertentu.

Myoclonus esensial
terjadi tanpa kondisi yang mendasarinya dan dengan penyebab yang tidak diketahui. Tetap stabil tanpa bertambah buruk dari waktu ke waktu.

Palatal Myoclonus
mempengaruhi langit-langit lunak, yang merupakan bagian dari belakang atap mulut. Mioklonus ini dapat menyebabkan kontraksi teratur dan ritmis pada satu atau kedua sisi langit-langit mulut. Mioklonus ini juga dapat mempengaruhi daerah wajah, lidah, tenggorokan, dan / atau diafragma. Spasme yang cepat, hingga 150 kali dalam satu menit. Beberapa orang akan mendengar suara "klik" di telinga ketika otot berkontraksi.

Mioklonus fisiologis
terjadi pada individu yang sehat. Biasanya kondisi ini tidak memerlukan pengobatan. Jenis mioklonus ini termasuk cegukan, kejang yang terkait dengan kecemasan, dan otot bayi yang berkedut saat tidur.

Progressive myoclonus epilepsy (PME)
adalah sekelompok penyakit yang dapat memburuk seiring waktu dan menjadi kondisi yang fatal. Penyakit ini sering terjadi pada anak-anak atau remaja. Penyakit ini menyebabkan mioklonus, kejang epilepsi, dan gejala parah lainnya yang dapat membuat seseorang kesulitan untuk bicara dan bergerak. Ada banyak bentuk PME:

Lafora body disease
yang merupakan penyakit yang diwariskan. Penyakit ini dapat menyebabkan mioklonus, kejang epilepsi, dan demensia.

Cerebral storage diseases
yang merupakan penyakit yang dapat menyebabkan mioklonus, masalah penglihatan, dan demensia. Dystonia, kontraksi otot yang berlanjut yang menyebabkan gerakan memutar dan postur tubuh yang tidak norma, juga dapat terjadi.

Sistem degenerasi
yang menyebabkan action mioklonus, kejang, dan keseimbangan dan berjalan yang tidak normal.

Mioklonus refleks retikuler
adalah bentuk epilepsi yang terjadi di batang otak. Kejang ini mempengaruhi seluruh tubuh, dan menyebabkan reaksi otot di kedua sisi. Kejang yang kuat dapat mempengaruhi seluruh tubuh. Gerakan volunter atau stimulus eksternal juga dapat memicu terjadinya kejang.

Stokulus-sensitif mioklonus
dipicu oleh berbagai peristiwa eksternal seperti kebisingan, gerakan, dan cahaya. Rasa kaget dapat meningkatkan sensitivitas orang yang mengalami mioklonus ini.

Sleep Myoclonus
terjadi ketika seseorang tertidur. Pengobatan mungkin tidak diperlukan pada jenis mioklonus ini. Namun, kondisi ini mungkin mengindikasikan bahwa seseorang mengalami gangguan tidur yang serius seperti sindrom restless leg.

Mioklonus simptomatik
(sekunder) adalah bentuk mioklonus yang sering terjadi. Kondisi ini berkaitan dengan kondisi medis yang mendasari atau peristiwa traumatis.

Apa Penyebab Myoclonus?

Myoclonus dapat terjadi sendiri atau sebagai akibat dari:

Myoclonus juga merupakan gejala dari berbagai gangguan neurologis seperti:

Siapa yang Beresiko Mengalami Myoclonus?

Myoclonus dapat menyerang pria dan wanita pada tingkat yang sama. Memiliki riwayat keluarga dengan mioklonus adalah satu-satunya faktor risiko yang telah diidentifikasi, tetapi hubungan genetiknya masih belum jelas.

Apa Gejala-Gejala Myoclonus?

Gejala mioklonus dapat berkisar dari gejala yang ringan hingga berat. Kejang biasanya jarang atau sering terjadi. Satu bagian tubuh atau semua kelompok otot dapat mengalami mioklonus. Sifat gejalanya akan tergantung pada kondisi yang menyebabkannya.

Biasanya, tanda-tanda mioklonus yaitu kejang yang:

  • Tidak dapat diprediksi
  • Terjadi tiba-tiba
  • Durasinya singkat
  • Tidak terkendali
  • Intensitas dan frekuensi yang tidak teratur
  • Dilokalisasi ke satu bagian tubuh
  • Menyebar ke seluruh tubuh
  • Mengganggu aktivitas normal seperti makan, bicara, atau bergerak

Bagaimana Mendiagnosis Myoclonus ?

Beberapa pemeriksaan dapat membantu mengidentifikasi dan mendiagnosis penyebab mioklonus. Setelah pemeriksaan fisik awal, dokter juga dapat meminta salah satu dari pemeriksaan berikut:

  • electroencephalography (EEG) untuk merekam aktivitas listrik otak
  • lmagnetic resonance imaging (MRI) atau computed tomography (CT) scan untuk menentukan apakah ada masalah struktural atau tumor
  • electromyogram (EMG) untuk mengukur impuls listrik otot untuk menentukan pola mioklonus
  • tes laboratorium untuk mencari keberadaan kondisi yang mungkin berkontribusi terhadap mioklonus, seperti:
  • Diabetes
  • gangguan metabolisme
  • penyakit autoimun
  • penyakit ginjal atau hati
  • obat-obatan atau racun

Bagaimana Mengobati Myoclonus ?

Jika mioklonus disebabkan oleh kondisi yang menyebabkannya, seorang dokter akan berusaha untuk mengobati kondisi tersebut terlebih dahulu. Jika gangguan tersebut tidak dapat disembuhkan, pengobatan akan dirancang untuk mengurangi keparahan dan frekuensi gejala.

Obat-obatan

Seorang dokter dapat meresepkan obat penenang, atau obat antikonvulsan untuk membantu mengurangi kejang

Operasi

Seorang dokter dapat merekomendasikan tindakan pembedahan jika mioklonus berhubungan dengan tumor atau lesi yang dapat dioperasi di otak atau sumsum tulang belakang. Pembedahan juga dapat membantu untuk kasus mioklonus tertentu yang mengenai daerah wajah atau telinga.

Terapi Alternatif

Suntikan onabotulinumtoxinA (Botox) mungkin efektif dalam menangani kasus mioklonus yang mempengaruhi area tertentu. Suntikan ini dapat berfungsi untuk memblokir pelepasan bahan kimia yang menyebabkan kejang.

Ada beberapa bukti bahwa 5-hydroxytryptophan (5-HTP), neurotransmitter yang terjadi secara alami di tubuh Anda, dapat membantu mengurangi gejala pada beberapa pasien. Tetapi penelitian lain menunjukkan bahan kimia tersebut malah dapat memperburuk gejala.

Bagi sebagian orang, terapi hormon dengan hormon adrenokortikotropik (ACTH), mungkin efektif dalam meningkatkan respons terhadap beberapa obat-obatan.

Apa Kesimpulan dari Myoclonus?

Sementara obat-obatan dapat membantu meredakan gejala mioklonus yang parah, efek samping seperti mengantuk, pusing, kelelahan, dan ketidakstabilan dapat terjadi. Selain itu, manfaat dari beberapa obat dapat berkurang ketika diminum dalam jangka waktu yang lama.

Mencegah Myoclonus

Meskipun tidak mungkin untuk mencegah terjadinya mioklonus, Anda dapat melakukan beberapa tindakan untuk melakukan pencegahan untuk mengurangi risiko terhadap penyebab dari mioklonus. Anda dapat mengurangi risiko mioklonus dengan cara :

  • Melindungi diri Anda dari cedera otak dengan mengenakan helm atau tutup kepala selama kegiatan seperti mengendarai sepeda atau sepeda motor.
  • Hubungi dokter Anda jika Anda mengalami kedutan otot setelah memulai suatu pengobatan baru sehingga perubahan dosis atau obat dapat dilakukan.

13 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app