Hipoksia - Tanda, Penyebab, Gejala, Cara Mengobati

Dipublish tanggal: Feb 25, 2019 Update terakhir: Nov 7, 2020 Tinjau pada Jul 17, 2019 Waktu baca: 4 menit

Apa itu Hipoksia dan mengapa sangat berbahaya?

Setiap sel dalam tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk dapat menjalankan fungsinya. Seseorang bisa saja tidak makan hingga 1 bulan atau tidak minum hingga 1 minggu, tapi tubuh manusia tidak bisa bertahan tanpa oksigen lebih dari 5 menit.

Hipoksia adalah kondisi dimana saturasi oksigen dalam sistem tubuh manusia mengalami penurunan. Saat tubuh tidak mendapat asupan oksigen sama sekali, otak lah organ pertama yang akan mengalami kerusakan. 

Kerusakan otak dimulai 2 menit setelah seseorang tidak dapat menerima asupan oksigen sama sekali. Walaupun jika seseorang mengalami hipoksia lebih dari 2 menit dapat diselamatkan, namun kemungkinan akan terjadi kerusakan pada sebagian daerah di otak yang dapat mengganggu kesadaran seseorang tersebut.

4 penyebab terjadinya Hipoksia

Otak bergantung pada darah untuk menyediakan pasokan oksigen yang konstan. Jadi gangguan pada bagian tubuh yang berperan dalam suplai darah atau oksigen dapat menyebabkan hipoksia. Empat penyebab utama hipoksia adalah:

  • Tidak ada suplai darah ke otak: Hal ini terjadi ketika pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak benar-benar terhalang. Hal ini disebut dengan stroke ischemic, sangat jarang terjadi, dan bila terjadi biasanya berakibat fatal.

  • Suplai darah ke otak yang rendah : Suplai darah rendah dapat terjadi ketika pembuluh darah utama yang menyuplai otak terhalang sebagian, seperti yang sering terjadi pada stroke yang dialami kebanyakan. Bentuk hipoksia ini sering mempengaruhi wilayah spesifik pada otak,yang mana akan terjadinya gangguan fungsi yang diatur oleh wilayah tersebut.

  • Tidak adanya suplai oksigen dari luar. Seperti saat seseorang tenggelam yang mana tidak dapat menghirup oksigen, akibatnya, suplai oksigen dari luar tubuh sama sekali tidak ada dan dapat menyebabkan hipoksia.

  • Berkurangnya kadar oksigen dalam darah. Untuk dapat mengangkut oksigen ke seluruh tubuh, komponen darah yang disebut hemoglobin berfungsi untuk mengikat darah dan membawanya ke seluruh tubuh untuk mencukupi kebutuhan oksigen. Pada keadaan tertentu seperti anemia yang menyebabkan kadar hemoglobin rendah, dapat menyebabkan seseorang mengalami hipoksia.

Berapa lama seseorang dapat bertahan tanpa oksigen?

Penyelam laut dalam, orang-orang yang mempraktekkan bentuk-bentuk meditasi tertentu, dan segilintir orang dari kalangan tertentu, mungkin memiliki kemampuan bertahan tanpa oksigen di atas rata-rata.

Munculnya hipoksia hingga mengakibatkan kematian atau kerusakan otak bervariasi dari derajat Hipoksia yang terjadi. Hipoksia ringan hanya menyebabkan kerusakan dalam jangka waktu yang lama, tetapi hipoksia yang berat memicu kerusakan otak dan kematian dalam waktu singkat.

Kerusakan otak dapat dimulai dalam satu atau dua menit sejak terjadinya hipoksia. Setelah lima menit,terjadi kematian sel-sel otak dan kerusakan otak berat terjadi. Kebanyakan orang akan mati dalam waktu 10 menit tanpa oksigen. 

Mereka yang memiliki kesehatan yang buruk akan mati lebih cepat. Beberapa orang mungkin akan mengalami kondisi medis lainnya, seperti serangan jantung, sebagai respons terhadap kekurangan oksigen.

Bagaimana tanda-tanda seseorang mengalami Hipoksia?

Orang yang mengalami hipoksia pasti merasa sesak,terlihat berjuang untuk menarik napas, mengalami peningkatan denyut jantung lebih cepat untuk mencoba memasok darah ke otak. 

Hipoksia ringan menyebabkan gejala yang lebih halus dan kerusakan terjadi secara bertahap. Selain itu, beberapa korban yang mengalami hipoksia akan kehilangan kemampuan untuk berbicara, dan gejalan hipoksia sangat sulit dikenali pada bayi dan anak-anak.

  • Perubahan suasana hati atau kepribadian; korban mungkin tampak bingung dan cemas.
  • Hilangnya kesadaran, termasuk pingsan atau kejang.
  • Bibir, lidah, atau wajah biru atau pucat.
  • Kesemutan pada daerah tangan dan kaki.
  • Pupil yang biasanya tidak merespon cahaya.
  • Tidak bernafas, atau tidak mengeluarkan udara saat menghembuskan napas.
  • Bernafas dengan cara megap-megap
  • Tidak dapat berbicara karena adanya sumbatan pada jalan napas

Apa yang dapat Anda lakukan jika menemukan seseorang mengalami Hipoksia?

Hipoksia merupakan kegawat daruratan medis dan membutuhkan pertolongan segera. Jangan mencoba mengobatinya di rumah atau menunggu dan melihat apa yang akan terjadi. 

Jika Anda menduga seseorang mengalami hipoksia jangan menelpon ambulan dan hanya menunggu, karena mengingat hipoksia hanya membutuhkan waktu 5 menit sampai seseorang mengalami kerusakan otak.

Sambil Anda menunggu bantuan tiba, Anda dapat melakukan pertolongan pertama yang disebut dengan Teknik Dobkin, dimana dapat memperlambat kerusakan otak. Teknik ini bahkan bisa menyelamatkan nyawa orang itu. 

Untuk menggunakan teknik Dobkin, letakkan es air dingin atau kompres dingin di wajah dan mata korban hipoksia. Es harus tetap berada di wajah korban sampai bantuan tiba, atau kecuali tenaga ahli medis memberi tahu Anda untuk melakukan hal sebaliknya.

Segera setelah hipoksia terjadi, Ahli medis akan fokus pada membuka jalan napas dan suplai oksigen untuk mengatasi penyebab hipoksia. Misalnya, seorang korban stroke mungkin perlu pembedahan atau obat untuk membersihkan sumbatan pada pembuluh darah.

Setelah suplai oksigen kembali normal, prognosisnya bervariasi. Pada orang yang mengalami kekurangan oksigen yang lebih lama, terutama pada bayi, anak kecil, dan manula, biasanya mengalami lebih banyak kerusakan. 

Tidak ada pengobatan tunggal yang dapat digunakan untuk menyembuhkan atau mengembalikan kerusakan otak yang terjadi. Dokter juga tidak sepenuhnya memahami kerusakan otak, Sulit untuk menentukan prognosis pada seseorang yang mengalami hipoksia. Sebagian orang pulih sepenuhnya. Sedangkan sebagian orang lainnya tidak.

 

 


7 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
WebMD (2016). Hypoxia and Hypoxemia. (https://www.webmd.com/asthma/guide/hypoxia-hypoxemia)
Davis, C. MedicineNet (2016). Hypoxia and Hypoxemia. (https://www.medicinenet.com/hypoxia_and_hypoxemia/article.htm)
Cherney, K. Healthline (2016). COPD Hypoxia: Symptoms and Treatment. (https://www.healthline.com/health/copd/hypoxia)

Artikel ini hanya sebagai informasi awal mengenai kondisi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Pertanyaan dan jawaban lain tentang kondisi ini
Buka di app