Mucylin Capsul 200mg: Manfaat, Dosis, & Efek Samping

Dipublish tanggal: Feb 14, 2019 Update terakhir: Okt 25, 2020 Waktu baca: 5 menit

Mucylin adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit pada saluran pernafasan yang ditandai dengan hipersekresi dahak/mukus, misalnya, bronkitis akut atau kronis, emfisema paru, mucoviscidosis dan bronchieactasis. Mucylin mengandung Acetylcysteine, obat yang termasuk agen mukolitik, yaitu obat yang berfungsi mengencerkan dahak.

Berikut ini adalah informasi lengkap obat Mucylin yang disertai tautan merk-merk obat lain dengan nama generik yang sama.

pabrik

Yarindo Farmatama

golongan

Mucylin hanya bisa diperoleh dengan resep dokter

kemasan

Mucylin dipasarkan dengan kemasan sebagai berikut :

  • 60 capsul 200 mg

kandungan

Setiap kemasan Mucylin mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut :

Sekilas tentang zat aktif (nama generik)

Acetylcysteine adalah obat yang berfungsi mengencerkan dahak pada penyakit saluran pernafasan dimana terjadi banyak lendir atau dahak. Obat ini digunakan sebagai terapi pada orang dengan kondisi paru-paru tertentu seperti cystic fibrosis, emfisema, bronkitis, pneumonia, atau tuberkulosis. Obat ini adalah agen mukolitik yang juga dikenal sebagai N-acetylcysteine atau N-acetyl-L-cysteine (NAC). Obat Ini tersedia dalam bentuk sediaan intravena, sediaan oral (misalnya tablet), atau nebulasi/inhalasi.
Sebagai agen mukolitik, Acetylcysteine bekerja dengan cara memecah serat asam mukopolisakarida yang membuat dahak lebih encer dan mengurangi adhesi lendir pada dinding tenggorokan sehingga mempermudah pengeluaran lendir pada saat batuk.
Obat ini bisa juga digunakan untuk mengatasi kasus toksisitas paracetamol. Untuk tujuan ini, Acetylcysteine bekerja dengan cara bertindak sebagai agen hepatoprotektif dengan mengembalikan glutathione hati, berfungsi sebagai pengganti glutathione, dan meningkatkan konjugasi sulfat beracun dari paracetamol.

Indikasi

Kegunaan Mucylin (Acetylcysteine) adalah untuk pengobatan kondisi-kondisi berikut :

  • Mucylin (Acetylcysteine) digunakan untuk mengobati penyakit-penyakit pada saluran pernafasan dimana terjadi banyak lendir atau dahak, seperti : emfisema, radang paru kronis, bronkiektasis, eksaserbasi bronkitis kronis dan akut, bronkitis asmatik, asma bronkial yang disertai kesukaran pengeluaran dahak, serta penyakit radang rinofaringeal.
  • Mucylin (Acetylcysteine) juga digunakan untuk mengobati kasus toksisitas akibat over dosis paracetamol.
  • Selengkapnya lihat dosis.

Kontraindikasi

  • Jangan menggunakan obat ini untuk pasien yang memiliki riwayat alergi / hipersensitivitas.

Efek Samping Mucylin

Berikut adalah beberapa efek samping Mucylin (Acetylcysteine) yang umum terjadi :

  • Efek samping Mucylin (Acetylcysteine) yang relatif ringan yaitu gangguan pada saluran pencernaan misalnya mual, dan muntah.
  • Efek samping yang lebih serius tetapi kejadiannya jarang misalnya bronkospasme, angioedema, ruam, pruritus, hipotensi, kulit kemerahan, bengkak pada wajah, dispnea, sesak nafas, sinkop, berkeringat, arthralgia, penglihatan kabur, gangguan fungsi hati, asidosis, kejang dan kadang-kadang demam.

Perhatian

Hal-hal yang perlu diperhatikan pasien selama menggunakan obat Mucylin (Acetylcysteine) adalah sebagai berikut :

  • Mucylin (Acetylcysteine) harus diberikan setelah asupan makanan terutama pada pasien penderita gastritis.
  • Mucylin (Acetylcysteine) tidak dianjurkan untuk pasien diabetes melitus kecuali kadar glukosa darah telah terkontrol pada tingkat normal.
  • Pasien yang menderita asma bronkial harus dipantau terhadap kemungkinan terjadinya bronkospasme. Jika bronkospasme terjadi, pengobatan harus segera dihentikan.
  • Penggunaan Mucylin (Acetylcysteine), terutama pada awal pengobatan, dapat mencairkan sekresi bronkus dan secara bersamaan meningkatkan volumenya. Jika pasien tidak mampu untuk meludah, perlu untuk membersihkan saluran udara dengan drainase postural atau akhirnya oleh bronchosuction untuk menghindari retensi sekresi.

Penggunaan obat Mucylin oleh ibu hamil

FDA (badan pengawas obat dan makanan amerika serikat) mengkategorikan Acetylcysteine kedalam kategori B dengan penjelasan sebagai berikut :

penelitian pada reproduksi hewan tidak menunjukkan resiko pada janin dan tidak ada studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil / Penelitian pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin, tapi studi yang memadai dan terkendali dengan baik pada wanita hamil tidak menunjukkan resiko pada janin di trimester berapapun.

Penelitian pada hewan tidak selalu bisa dijadikan dasar keamanan pemakaian obat terhadap wanita hamil. Belum adanya penelitian klinis yang memadai dan terkendali dengan baik pada ibu hamil membuat pemakaian obat-obat yang mengandung Acetylcysteine selama kehamilan tetap harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.

Interaksi obat

Berikut adalah interaksi Mucylin dengan obat-obat lain jika digunakan secara bersamaan :

  • Penggunaan Mucylin bersamaan dengan antitusif dapat menyebabkan stasis lendir karena obat-obat yang memiliki efek antitusif menekan refleks batuk. Oleh karena itu, kombinasi ini harus digunakan dengan hati-hati.
  • Penggunaan bersamaan dengan antibiotik tetracycline harus diberi jarak minimal 2 jam.
  • Penggunaan bersamaan dengan gliserol trinitrat (nitrogliserin) dapat menyebabkan peningkatan efek vasodilatasi dan aliran darah.

Dosis Mucylin

Mucylin (Acetylcysteine) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Dewasa dan anak usia > 14 tahun : 2-3 x sehari 1 casul.
  • Anak usia 6-14 tahun : 2 x sehari 1 capsul.
  • Mucoviscidosis anak berusia 6 tahun : 2 x sehari 1 capsul.

Note :

  • Durasi terapi 5-10 hari.
  • Mucylin diminum bersama makanan

Informasi dosis Acetylcysteine (berbagai formulasi)

Acetylcysteine diberikan dengan dosis sebagai berikut :

  • Sediaan oral (sebagai mucolytic)

Dosis dewasa : lozenges (tablet hisap), granul atau tablet effervescent, 600 mg/hari sebagai dosis tunggal atau dibagi 3 dosis.

Dosis anak usia 1 bulan - 2 tahun : 2 x sehari 100 mg.

Dosis anak usia 2-7 tahun : 2 x sehari 200 mg.

Dosis anak usia > 7 tahun : Sama seperti dosis dewasa.

  • Sediaan oral (Untuk menangani kasus keracunan paracetamol)

Dosis dewasa : Larutan 5% : Awalnya, 140 mg / kg dilanjutkan dengan 70 mg / kg setiap 4 jam.

Dosis anak : Sama seperti dosis dewasa.

  • Sediaan intravena (Untuk menangani kasus keracunan paracetamol)

Dosis dewasa : Awalnya, 150 mg / kg (maks : 16.5 g) dalam 200 mL pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg / kg (maks : 5.5 g) dalam 500 mL pengencer selama 4 jam berikutnya, kemudian 100 mg / kg ( max : 11 g) dilarutkan dalam 1 L pengencer selama 16 jam berikutnya.

Dosis anak dengan berat badan <20 kg : Awalnya, 150 mg / kg dalam 3 mL / kg pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg / kg dilarutkan dalam 7 mL / kg pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg / kg dalam 14 mL / kg pengencer selama 16 jam.

Dosis anak dengan berat badan 20-40 kg : Awalnya, 150 mg / kg dalam 100 mL pengencer selama 60 menit, dilanjutkan dengan 50 mg / kg dalam 250 mL pengencer selama 4 jam, kemudian 100 mg / kg dalam 500 mL pengencer selama 16 jam.

Dosis anak dengan berat badan > 40 kg : Sama seperti dosis dewasa.

  • Sediaan endotracheal (sebagai mucolytic)

Dosis dewasa : larutan 10 % atau 20 % diberikan 1-2 mL setiap jam.

Dosis anak : Sama seperti dosis dewasa.

  • Sediaan inhalasi / nebulasi (sebagai mucolytic)

Dosis dewasa : larutan 10 % : 3-4 x sehari 6-10 mL, bisa ditingkatkan sampai 2-20 mL setiap 2-6 jam. Larutan 20 % : 3-4 x sehari 3-5 mL, bisa ditingkatkan sampai 1-10 mL setiap 2-6 jam.

Dosis anak : Sama seperti dosis dewasa.

  • Sediaan untuk mata kering karena produksi lendir yang abnormal

Dosis dewasa : Larutan 5% : 1 atau 2 tetes ke mata yang terkena 3 - 4 x sehari.

Terkait

  • Merk-merk obat dengan kandungan zat aktif Acetylcysteine
  • Obat yang termasuk agen mukolitik

Dalam pemilihan obat, manfaat yang diperoleh harus dipastikan lebih besar daripada risiko yang mungkin dialami pasien. Oleh karena itu, penggunaan obat Mucylin harus sesuai dengan yang dianjurkan.


19 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Dekhuijzen, P. (2004). Antioxidant properties of N-acetylcysteine: their relevance in relation to chronic obstructive pulmonary disease. European Respiratory Journal, 23(4), 629-636. https://doi.org/10.1183/09031936.04.00016804. European Respiratory Society. (https://erj.ersjournals.com/content/23/4/629)
Silvio De Flora, Alberto Izzotti, Francesco D'Agostini, Roumen M. Balansky, Mechanisms of N-acetylcysteine in the prevention of DNA damage and cancer, with special reference to smoking-related end-points, Carcinogenesis, Volume 22, Issue 7, July 2001, Pages 999–1013, https://doi.org/10.1093/carcin/22.7.999. Oxford Academic. (https://academic.oup.com/carcin/article/22/7/999/2529919)
N-Acetylcysteine: Benefits, Side Effects, Dosage, Interactions. Verywell Health. (https://www.verywellhealth.com/the-benefits-of-n-acetylcysteine-89416)

Artikel ini hanya sebagai informasi obat, bukan anjuran medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter atau apoteker mengenai informasi akurat seputar obat.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app