​Menggunakan tPA Dalam Pengobatan Stroke

Dipublish tanggal: Mei 28, 2019 Update terakhir: Okt 12, 2020 Waktu baca: 3 menit
​Menggunakan tPA Dalam Pengobatan Stroke

Menggunakan tPA Dalam Pengobatan Stroke

Untuk menentukan pengobatan yang paling tepat untuk mengatasi stroke, dokter perlu mengevaluasi jenis stroke yang Anda alami dan area otak bagian mana yang terkena stroke. Dokter juga perlu menyingkirkan kemungkinan penyebab gejala-gejala lain, seperti tumor otak atau reaksi obat. Salah satu pengobatan yang biasanya digunakan khususnya untuk mengatasi iskemik stroke yaitu dengan penyuntikan intravena obat tissue plasminogen activator (tPA) yang biasanya diberikan melalui kateter yang dimasukkan ke pembuluh darah di lengan. 

tPA merupakan obat yang dapat melarutkan gumpalan darah, dan termasuk dalam pengobatan trombolitik. Obat yang dapat melarutkan gumpalan darah tersebut idealnya diberikan dalam waktu tiga jam. Dalam beberapa kasus, tPA juga dapat diberikan hingga 4,5 jam setelah gejala stroke muncul.

Stroke terjadi ketika area otak kekurangan oksigen dan nutrisi karena pembuluh darah tersumbat. Kebanyakan penyumbatan tiba-tiba disebabkan oleh gumpalan darah, dan dapat mengakibatkan hilangnya fungsi di daerah otak yang terkena. 

Tanda-tanda dan gejala umum stroke termasuk serangan tiba-tiba terjadi kelemahan di satu sisi atau mati rasa, dan terdapat gangguan pada penglihatan, berbicara, berpikir atau koordinasi.  National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) merupakan cara standar untuk mengukur tingkat keparahan stroke pada skala poin 0-42 (normal ke terburuk).

Bagaimana tPA Dapat Mengobati Stroke
tPA diindikasikan untuk pengelolaan stroke iskemik akut pada orang dewasa untuk meningkatkan pemulihan neurologis dan mengurangi insiden kecacatan. Pengobatan tPA hanya boleh dimulai dalam 3 jam setelah timbulnya gejala stroke, dan setelah dilakukan pengecualian terhadap perdarahan intrakranial dengan pemeriksaan cranial computerized tomography (CT) atau metode pencitraan diagnostik lainnya yang sensitif terhadap adanya perdarahan.

tPA dapat memulihkan aliran darah dengan cara melarutkan gumpalan darah yang menyebabkan stroke, dan mungkin dapat membantu orang-orang yang mengalami stroke kembali pulih sempurna. Dokter juga akan mempertimbangkan risiko-risiko tertentu, seperti potensi perdarahan di otak, untuk menentukan apakah penggunaan tPA cocok untuk Anda atau tidak.

Hal-hal yang harus dipantau dalam 24 jam pertama setelah pemberian obat tPA, yaitu:

  • Pengamatan yang ketat dan pemantauan yang sering pada penderita stroke khususnya untuk perubahan neurologis, tanda atau gejala perdarahan intrakranial, dan tanda-tanda reaksi obat yang merugikan merupakan hal penting dalam pemulihan penderita stroke.

Efek Samping Penggunaan tPA
Selain memiliki manfaat untuk mengatasi stroke iskemik, penggunaan tPA juga dapat menyebabkan beberapa efek samping. Efek samping tPA yang paling umum dan serius adalah pendarahan. 

Pendarahan kecil lebih sering terjadi, tetapi perdarahan signifikan seperti perdarahan otak (perdarahan intrakranial) atau perdarahan fatal juga dapat terjadi. Efek samping serius lainnya termasuk:

Kontraindikasi Penggunaan tPA
Pengobatan tPA pada penderita stroke iskemik akut dikontraindikasikan dalam beberapa kondisi berikut karena dapat meningkatkan terjadinya resiko perdarahan, yang dapat mengakibatkan kecacatan atau kematian yang signifikan:

  • Bukti perdarahan intrakranial pada evaluasi pretreatment
  • Kecurigaan pendarahan subarachnoid pada evaluasi pretreatment
  • Riwayat operasi intrakranial atau intraspinal baru-baru ini (dalam waktu 3 bulan), trauma kepala serius, atau riwayat stroke sebelumnya
  • Riwayat perdarahan intrakranial
  • Hipertensi yang tidak terkontrol (mis.,> 185 mm Hg sistolik atau> 110 mm Hg diastolik)
  • Kejang pada awal stroke
  • Pendarahan internal aktif
  • Neoplasma intrakranial, malformasi arteriovenosa, atau aneurisma
  • Diatesis perdarahan yang diketahui, termasuk:
    • Penggunaan antikoagulan oral saat ini (misalnya, natrium warfarin) atau International Normalized Ratio (INR)> 1,7 atau waktu protrombin (PT) > 15 detik
    • Administrasi heparin dalam waktu 48 jam sebelum timbulnya stroke dan peningkatan waktu tromboplastin parsial teraktivasi(aPTT)
    • Jumlah trombosit <100.000 / mm3

Risiko pengobatan tPA dalam pengobatan stroke iskemik akut dapat meningkat dalam kondisi berikut:

  • Penderita stroke dengan defisit neurologis yang parah (misalnya, skor NIHSS> 22) dan terdapat peningkatan risiko perdarahan intrakranial pada orang tersebut
  • Penderita stroke dengan tanda-tanda infark yang terlihat pada pemeriksaan CT scan (misalnya, edema substansial, efek massa, atau pergeseran garis tengah otak)

Penting bagi dokter dan penderita stroke atau anggota keluarganya untuk menimbang kemungkinan manfaat dan kemungkinan bahaya (perdarahan hebat atau kematian) dari penggunaan obat tPA. Gejala-gejala stroke saja tidak cukup untuk mendiagnosis stroke secara pasti dan, pada beberapa orang yang mengalami gejala mirip dengan gejala stroke, penggunaan tPA hanya dapat menghasilkan efek-efek yang merugikan tanpa ada kemungkinan manfaatnya.


31 Referensi
Tim Editorial HonestDocs berkomitmen untuk memberikan informasi yang akurat kepada pembaca kami. Kami bekerja dengan dokter dan praktisi kesehatan serta menggunakan sumber yang dapat dipercaya dari institusi terkait. Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang proses editorial kami di sini.
Know before you go. American Heart Association. https://hospitalmaps.heart.org/AHAMAP/map/qimap.jsp.
Quality check. The Joint Commission. https://www.qualitycheck.org/search/?keyword=mayo%20clinic.
Riggin EA. Allscripts EPSi. Mayo Clinic. July 23, 2019.

Artikel ini hanya sebagai informasi kesehatan, bukan diagnosis medis. HonestDocs menyarankan Anda untuk tetap melakukan konsultasi langsung dengan dokter yang ahli dibidangnya.

Terima kasih sudah membaca. Seberapa bermanfaat informasi ini bagi Anda?
(1 Tidak bermanfaat / 5 Sangat bermanfaat)

Buka di app